Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mudah Budidaya Maggot di Rumah bagi Pemula, Tanpa Bau dan Hasilkan Cuan

Kompas.com - 27/10/2022, 18:04 WIB
Farida Farhan,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Dosen Fakultas Pertanian Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), Jawa Barat, Rika Yayu Agustini, memberikan tips beternak maggot atau belatung.

Rika yang juga ketua peneliti pemanfaatan limbah organik dengan menggunakan lalat maggot black soldier fly (BSF) di Desa Malangsari, Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang, itu menyebut budidaya maggot cukup mudah bagi pemula.

Baca juga: Atasi Masalah Sampah, Elnusa Petrofin Gulirkan CSR Budi Daya Maggot di Siantan Hulu Pontianak

"Bisa menggunakan ember bekas cat," kata Rika di Kampus Unsika, Kamis (27/10/2022).

Baca juga: Kelompok Pemuda di Jember Raup Rp 50 Juta per Bulan dari Budidaya Ulat Maggot

Caranya, ember bekas cat diisi dengan bahan organik berupa sayuran bekas, sisa makanan, atau sisa nasi yang tidak habis.

Lalu masukkan bibit maggot BSF. Ember tersebut kemudian ditutup dengan plastik transparan.

"Nanti telurnya netas, jadi maggot. Setelah itu pisahin antara pupa dengan indukan," kata dia.

Pupa maggot kemudian dikeringkan. Pengeringan baiknya menggunkaan oven. Namun, banyak warga yang mengeringkan maggot dengan cara disangrai.

"Bagusnya dioven kalau buat pakan ikan. Karena ikan kalau ada bau gosongnya suka agak enggak mau ikannya," kata dia.

Beternak maggot di Desa Malangsari, Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang, Rabu (26/10/2022).KOMPAS.COM/FARIDA Beternak maggot di Desa Malangsari, Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang, Rabu (26/10/2022).

Di Desa Malangsari, kata Rika, akan diuji coba pengeringan dengan alat pengering bertenaga surya yang juga hasil penelitian dari dosen Fakultas Pertanian Unsika lainnya.

Jika menggunakaan kandang, maka harus diatur sirkulasi udara dan sinar matahari. Sebab pertumbuhan maggot tergantung pada dua hal itu.

Baiknya, kandang untuk telur, pembesaran, dan pengolahan maggot, dipisah untuk peternakan skala besar. Namun jika tidak pun tak apa untuk skala kecil.

Di Desa Malangsari, misalnya, kandangnya semi permanen.

"Untuk skala kecil segitu sudah oke, enggak masalah. Enggak harus bagus yang penting ada jaring aja, ada angin, sinar matahari masuk," ujar Rika.

Pakan maggot

Pakan untuk budidaya maggot BSF sangat terjangkau karena hanya perlu memanfaatkan sampah organik.

Di desa yang menjadi obyek penelitian tim RIka, pakan berasal dari sisa atau sampah organik rumah tangga dan limbah pasar.

"Jadi ibu-ibu kan ada pembuatan bank sampah. Nah, ibu-ibu ngumpulin sampahnya, dikilo (ditimbang). Dikilo dari satu kilogram dapat Rp 100," ujar dia.

Maggot tersebut harus diberi pakan terus menerus. Jika tidak maka maggot akan mati.

Nilai jual maggot

Rika menjelaskan, perkembangan maggot BSF terbilang cepat. Satu maggot bisa menghasilkan 20 sampai 30 telur.

Sementara harga bibit atau telurnya pun murah. Tiap 10 gram sekitar Rp 5.000.

Adapun harga jualnya sekitar Rp 15.000 hingga Rp 20.000 tiap 100 gram maggot kering.

"Pupuk kasgotnya juga, bekas maggotnya kalau dijual per 5-10 kilogram bisa Rp 10.000," kata dia.

Budidaya maggot di Desa Malangsari, Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.KOMPAS.COM/FARIDA Budidaya maggot di Desa Malangsari, Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Rika menyebut pengolahan sampah dengan beternak maggot BSF yang dilakukan dengan baik akan memberikan dampak ekonomi untuk masyarakat sekitar, selain dari kesehatan lingkungan.

"Pengolahan sampah dengan menggunakan maggot juga dapat menjadi salah satu usaha masyarakat dengan menjual maggot kering sebagai pakan ternak dan sampah hasil pengolahan maggot dapat dijual atau digunakan sebagai pupuk organik," kata dia

Lalat maggot BSF sebagai agen pengurai sampah organik akan memakan sampah tersebut. Selain itu pengolahan melalui maggot tidak akan menimbulkan bau.

"Modalnya juga cukup murah. Kita hanya tinggal menyiapkan kandang maggot yang terbuat dari jaring. Bisa permanen atau semi permanen," ujar dia.

Seperti halnya pembinaan peningkatan ekonomi warga melalui pengolahan sampah, ini dilakukan melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LPPM) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) dan Perkumpulan Pengelola Sampah dan Bank Sampah Nusantara (Perbanusa) Desa Malangsari.

Kendala

Kendala bagi peternak maggot BSF yakni musim penghujan.

Sebab, maggot harus terkena sinar matahari. Jika teduh dan tidak ada panas matahari, maggot bisa mati.

"Kawinnya kalau di terang (terkena sinar matahari). Kalau digelap itu enggak bisa kawin. Enggak boleh juga kena air," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Mutilasi di Ciamis Ditahan di Sel Khusus, Ini Alasannya

Pelaku Mutilasi di Ciamis Ditahan di Sel Khusus, Ini Alasannya

Bandung
7 Pengguna Jalan di Cicalengka Jadi Korban Pembacokan OTK

7 Pengguna Jalan di Cicalengka Jadi Korban Pembacokan OTK

Bandung
Detik-detik Duel Maut Siswa SMP di Sukabumi, Satu Orang Meninggal

Detik-detik Duel Maut Siswa SMP di Sukabumi, Satu Orang Meninggal

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Menikmati Jalan Braga Bandung yang Tak Lagi Macet pada Akhir Pekan

Menikmati Jalan Braga Bandung yang Tak Lagi Macet pada Akhir Pekan

Bandung
Polisi Olah TKP Kasus Oknum Brimob yang Tabrak Warga sampai Tewas

Polisi Olah TKP Kasus Oknum Brimob yang Tabrak Warga sampai Tewas

Bandung
Kisruh Birokrat di Cianjur Berakhir Damai, Banjir Air Mata dan Saling Cium Tangan

Kisruh Birokrat di Cianjur Berakhir Damai, Banjir Air Mata dan Saling Cium Tangan

Bandung
Tak Kunjung Diambil, 158 Sepeda Motor Hasil Razia Polisi di Bandung 2 Tahun Terbengkalai

Tak Kunjung Diambil, 158 Sepeda Motor Hasil Razia Polisi di Bandung 2 Tahun Terbengkalai

Bandung
Bima Arya Tanggapi Peluang Berpasangan dengan Ridwan Kamil pada Pilkada Jabar 2024

Bima Arya Tanggapi Peluang Berpasangan dengan Ridwan Kamil pada Pilkada Jabar 2024

Bandung
Wisatawan Minta Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan Diperpanjang

Wisatawan Minta Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan Diperpanjang

Bandung
Gerindra Disebut Lirik Dedi Mulyadi untuk Pilkada Jabar 2024

Gerindra Disebut Lirik Dedi Mulyadi untuk Pilkada Jabar 2024

Bandung
Tangisan Pedih Anak Saat Ayah-Ibunya Tewas Tertabrak Kereta Api di Sukabumi

Tangisan Pedih Anak Saat Ayah-Ibunya Tewas Tertabrak Kereta Api di Sukabumi

Bandung
Bima Arya: Saya Siap Maju Pilkada Jabar 2024

Bima Arya: Saya Siap Maju Pilkada Jabar 2024

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com