Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita IRT di Cicalengka Bandung Sulap Sampah Popok Jadi Pot Bunga

Kompas.com, 9 November 2022, 15:15 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Melalui tangan kreatifnya, satu per satu sampah diapers atau popok sekali pakai untuk bayi diubah menjadi pot bunga berbagai ukuran.

Bukan tanpa sebab Pipih Sopiah (42) warga Kampung Garogol RW 06, Desa Margaasih, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, ini melakukan hal itu.

Menjaga kelestarian lingkungan menjadi alasan kuat, mengapa ia rela belajar mengubah sampah diapers menjadi pot bunga.

Baca juga: Warga Tambaksari Semarang Sulap Kawasan Rawan Rob untuk Tanam Sayur dan Buah, Warga Bisa Ambil Gratis

Sampah diapers dipilih pun bukan tanpa alasan. Lingkungan tempatnya tinggal, merupakan lokasi paling banyak memproduksi sampah popok.

Menurut data Desa Margaasih, Kampung Garogol merupakan kampung yang paling banyak dihuni oleh pasangan rumah tangga dan masih memiliki anak usia balita.

"Sekarang sih yang udah sering ngasih sampah diapers-nya baru dari lima orang ibu, itu juga masih tetanggaan, berarti ada lima balita, kalikan saja satu balitanya menggunakan popoknya berapa per hari," katanya ditemui Kompas.com, Rabu (9/10/2022).

Awalnya, sambung dia, warga sekitar masih belum sadar akan kebermanfaatan sampah popok diapers yang bisa diolah menjadi pot bunga.

Baca juga: Sulap Limbah Pakaian Jadi Kerajinan, Kini Dibanjiri Pesanan Sampai Belanda

Bahkan, saat memulai kegiatan tersebut, warga belum berinisiatif mengumpulkan sampah popok dan mengantarkannya ke kediaman Pipih.

Seorang Ibu Rumah Tangga asal Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat berhasil mengubah sampah Diapers menjadi pot bunga.KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Seorang Ibu Rumah Tangga asal Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat berhasil mengubah sampah Diapers menjadi pot bunga.

Setelah melihat rutinitas Pipih yang kerap mengolah sampah popok tersebut, hati warga mulai tergerak. Pelan-pelan sebagian warga mulai mengantarkan popok ke rumahnya untuk diolah menjadi pot bunga.

"Kadang mereka nganterin dua minggu sekali, sekalinya nganterin cukup banyak hampir satu kresek berukuran besar," ujarnya.

Pipih menerima sampah diapers yang sudah dibersihkan warga. Menurutnya, salah satu hal yang membuat orang tak mengira adalah sampah popok bisa diolah dan dimanfaatkan. Karena selama ini warga menilai sampah popok menjijikan.

Salah satu produk hasil pemanfaatan sampah diapers adalah pot bunga.

"Jadi akhirnya, warga di sini sudah sadar soal pemisahan sampah biasa dengan sampah diapers, kita terima bersih," tuturnya.

Proses pembuatan pot

Seorang Ibu Rumah Tangga asal Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat berhasil mengubah sampah Diapers menjadi pot bunga.KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Seorang Ibu Rumah Tangga asal Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat berhasil mengubah sampah Diapers menjadi pot bunga.
 

Kepada Kompas.com, Pipih bercerita ihwal proses pembuatan sampah popok menjadi sebuah pot bunga yang cantik.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau