KOMPAS.com - Pengamat Tata Kota dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Frans Ari Prasetyo, turut angkat bicara mengenai keterbatasan hidran di Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar).
Menurut Frans, pembangunan di Kota Bandung cenderung acak dan tidak mengikuti kaidah yang membuat warganya mudah dalam mengakses.
Dia menjelaskan, dalam pembangunan permukiman, akses mobilitas terhadap kendaraan publik, kesehatan, pendidikan, termasuk mitigasi bencana, seperti banjir dan kebakaran, juga harus diperhatikan.
"Biasanya terhadap mitigasi bencana, kebanyakan kota besar selalu reaksioner. Begitu ada bencana baru dipikirkan mitigasinya," kata Frans, dikutip dari TribunJabar.id, Sabtu (12/11/2022).
Baca juga: 6 Orang Diperiksa Polisi Terkait Kebakaran Gedung Bappelitbang Kota Bandung
Frans mengatakan, akses terhadap layanan mitigasi bencana seharusnya telah diciptakan sejak awal pembangunan.
"Jangankan terhadap mobil damkar (pemadam kebakaran) yang masuk, akses warga untuk menghindari bencana saja tidak punya rutenya," ujar Frans.
Hal semacam itu, Frans berpendapat, tidak dipikirkan dalam rencana pembangunan permukiman di Kota Bandung.
Padahal, dia menambahkan, infrastruktur mitigasi bencana menjadi perhatian utama untuk menciptakan rasa aman kepada penduduk kota layak huni di negara-negara maju.
"Tapi di Indonesia ini kan tidak. Pemerintah harus menyiapkan mitigasi bencana yang baik dan benar. Pemerintah juga harus menyiapkan pembangunan, termasuk infrastruktur, untuk menangani bencana seperti kebakaran," ucap Frans.
Baca juga: Balai Kota Bandung Kebakaran, Ridwan Kamil Akan Pinjamkan Aset Pemprov Jabar
Terkait jumlah hidran yang ideal sebagai upaya mitigasi bencana kebakaran, Frans menuturkan, setidaknya dibutuhkan satu hidran di setiap Rukun Tetangga (RT).
"Kita lihat dari segi kepadatan penduduk. Bandung padat sekali penduduknya, berarti minimal dalam satu RT itu ada satu hidran, bahkan dalam setiap RW harus ada satu unit pemadam kebakaran versi kecil, yang bisa menjangkau RW tersebut," tandasnya.
Sebelumnya, pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Kadiskar PB) Kota Bandung, Gungun Sumaryana, menyampaikan data terkait hidran di Kota Bandung.
Dia mengungkapkan, dari 262 hidran yang terpasang di Kota Bandung, hanya ada delapan yang masih berfungsi, namun cuma ada empat yang biasa digunakan.
"Hanya empat hidran yang biasa dipakai, yakni hidran di jalan Supratman, Kordon, Dago, dan Jalan Baladewa," kata Gungun, kepada Tribun Jabar, Kamis (10/11/2022).
Kondisi ini tentu mengkhawatirkan, mengingat angka kebakaran di Kota Bandung cukup tinggi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.