Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Dedi Mulyadi Cemas Gerakan Ketahanan Pangan Saat Ini, Sebut Hanya Formalitas

Kompas.com - 14/11/2022, 19:59 WIB

Ia mencontohkan, sejak dulu menolak gas melon masuk desa karena akan mengubah siklus kehidupan. Dulu anak-anak pedesaan terbiasa mencari kayu bakar di kebun, kini lebih banyak diam di rumah memegang hp, menonton tv dan jalan-jalan menggunakan motor.

“Akibatnya orang sekarang terbelenggu dengan kredit motor, bayar listrik dan kuota. Sedangkan kayu berjatuhan tak ada yang memungut, sawah terbentang tidak ada yang menggarap, sehingga ke depan kita kehilangan produksi pertanian dalam 10-20 tahun ke depan karena tidak ada lagi tukang macul, tukang tandur,” ucapnya.

Saat ini, kata Dedi, sejumlah sektor industri mengalami penurunan. Banyak pabrik yang tutup hingga akhirnya terpaksa merumahkan para pegawainya.

“Sekarang pertanyaannya mereka mau ke mana, makan apa? Ngojek? Sekarang sudah over. Startup? Startup juga sekarang banyak yang lost. Sehingga jangan sekali-kali masuk dalam kemajuan semu berdasarkan statistik digital. Kita tidak pernah tahu apa apakah itu ada uangnya atau tidak. Tetapi yang penting bagi kita itu adalah pangan,” katanya

Dedi pun merasa cemas dengan gerakan ketahanan pangan yang saat ini terlihat hanya formalitas.

Oleh karena itu, Dedi menilai harus ada siklus berbeda antara masyarakat pedesaan dan perkotaan. Jika hal tersebut telah dibuat maka Indonesia tidak perlu lagi takut krisis.

“Jangan lumpuhkan kreatifitas rakyat Indonesia, mau apa saja ada bisa jadi makanan asal siklusnya dijaga. Tugas negara hanya memastikan tidak ada pencemaran karena kalau masih ada pencemaran rakyat bisa mati kelaparan," katanya.

"Siklus itu mati, sekarang semua orang orientasinya berdagang, coba cek sekarang makin banyak warung, yang terjadi suatu saat kebangkrutan massal salah satunya karena belanja di minimarket tidak bisa ditawar tapi belanja ke warung diutang,” lanjut Dedi.

Baca juga: Dedi Mulyadi Marah Lubang Galian Jadi Tempat Sampah dan Limbah Ilegal

Ia berpendapat bahwa pemerintah harus membuat cara agar masyarakat tidak tergantung pada uang. Masyarakat harus didorong agar memiliki siklus produksi.

Jangan sampai, lanjut Dedi, daerah-daerah penghasil beras terbesar di Indonesia seperti Karawang dan Indramayu justru masyarakatnya paling banyak mengonsumsi bantuan pemerintah.

“Indonesia kehilangan kulturalnya. Bicara ketahanan pangan harus punya kebun dan sawah. Ketahanan pangan dimulai dengan membangun diri kita. Mulai sekarang hilangkan kebiasaan konsumtif,” ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Hujan Deras, Soreang Bandung Dilanda Banjir Setinggi 1,5 Meter

Hujan Deras, Soreang Bandung Dilanda Banjir Setinggi 1,5 Meter

Bandung
Libur Panjang, Ganjil Genap Diterapkan di Jalur Puncak Bogor Selama 6 Hari

Libur Panjang, Ganjil Genap Diterapkan di Jalur Puncak Bogor Selama 6 Hari

Bandung
Berkah Ramadhan, Penjualan Kurma di Kampung Arab Cirebon Melonjak, Sehari Habis 5 Ton

Berkah Ramadhan, Penjualan Kurma di Kampung Arab Cirebon Melonjak, Sehari Habis 5 Ton

Bandung
Perjuangan Reddy, Hidupi 8 Anggota Keluarganya Tanpa Tangan

Perjuangan Reddy, Hidupi 8 Anggota Keluarganya Tanpa Tangan

Bandung
Mengintip Tradisi Ziarah Makam Sunan Gunung Jati Cirebon Saat Ramadhan

Mengintip Tradisi Ziarah Makam Sunan Gunung Jati Cirebon Saat Ramadhan

Bandung
Mudik 2023, Pemerintah Kebut Perbaikan 4 Jembatan Utama Pantura Cirebon

Mudik 2023, Pemerintah Kebut Perbaikan 4 Jembatan Utama Pantura Cirebon

Bandung
Saat UMKM Perempuan di Bandung Lawan Keterbatasan Literasi Keuangan

Saat UMKM Perempuan di Bandung Lawan Keterbatasan Literasi Keuangan

Bandung
Tradisi Drugdag Keraton Kasepuhan Cirebon Sambut Ramadhan

Tradisi Drugdag Keraton Kasepuhan Cirebon Sambut Ramadhan

Bandung
Bima Arya Larang Tempat Hiburan Malam hingga 'Sahur on the Road' Selama Ramadhan

Bima Arya Larang Tempat Hiburan Malam hingga "Sahur on the Road" Selama Ramadhan

Bandung
Prakiraan Cuaca di Bandung Hari Ini, 23 Maret 2023: Berawan hingga Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca di Bandung Hari Ini, 23 Maret 2023: Berawan hingga Hujan Sedang

Bandung
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kabupaten Trenggalek, Kamis 23 Maret 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kabupaten Trenggalek, Kamis 23 Maret 2023

Bandung
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kabupaten Sukabumi, Kamis 23 Maret 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kabupaten Sukabumi, Kamis 23 Maret 2023

Bandung
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kabupaten Bogor Hari Ini, 23 Maret 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kabupaten Bogor Hari Ini, 23 Maret 2023

Bandung
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tasikmalaya Hari Ini, 23 Maret 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tasikmalaya Hari Ini, 23 Maret 2023

Bandung
Berikut ini jadwal imsak dan buka puasa di Kota Bandung, Kamis 23 Maret 2023.

Berikut ini jadwal imsak dan buka puasa di Kota Bandung, Kamis 23 Maret 2023.

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke