KARAWANG, KOMPAS.com - Sejumlah pedagang Pasar Rengasdengklok masih enggan pindah ke Pasar Proklamasi. Mereka mengaku resah bakal sepi pembeli hingga soal kompensasi.
"Ini pemkab mati-matian melakukan upaya pemindahan ini dengan segala cara bahkan tidak menghiraukan perasaan kami sebagai pedagang," kata Etin (45).
Entin mengaku heran, Pemkab Karawang bersikukuh melakukan pemindahan dengan segala cara ke lokasi pasar baru Proklamasi. Menurutnya hal itu tanpa memikirkan perasaan para pedagang yang tengah berjuang pasca pandemi Covid-19.
"Rasanya bagaimana pak, kami sekarang ini saja jadi terdampak sepi pembeli karena dampak rencana relokasi ini," ujar Entin.
Dia mempertanyakan, apakah sistem Build Operate Transfer (BOT) bisa diganti dengan pengelolaan oleh pemerintah daerah.
Sebab, menurutnya jika menggunakan sistem BOT tentunya ini dikelola swasta yang membuat harga sewa lapak mahal dan memberatkan bagi pedagang.
"Apabila sitem BOT dihapus, pemindahan itu bisa terjadi adanya kompensasi dan diskon. Tapi kalau BOT saya rasa sulit karena pengembang pasti cari untung," ungkap dia
Dia juga mengaku khawatir jika pindah ke tempat baru akan sepi pembali. Terlebih lokasinya dinilai tidak strategis.
"Kami pedagang belum tahu laris atau engga, pelanggan kita kacau. Maka kami minta itu tolong pak disampaikan, sistem BOT dihapus atau bagaimana satu tahun pertama itu kita tidak setoran, bisa gak? Sistem gimana bisa tidak, Pemda sama pemgembang itu," ungkap dia.
Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustopa mengaku bakal menengahi persoalan relokasi pedagang Pasar Rengasdengklok. Juga agar relokasi tak merugikan pedagang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.