Karena pembayaran bulanan murid kerap terhambat, lantaran banyak yang tidak mampu. Tak jarang gaji ia dan guru honorer lainnya kerap dibayar oleh gaji kepala sekolah.
Lajur kenaikan gaji guru honorer tak sebanding dengan tuntutan administrasi dan penyesuaian kurikulum oleh pemerintah.
Desti menerima honor mulai dari Rp 25.000, naik menjadi Rp 75.000 kemudian naik menjadi Rp 100.000, lalu menjadi Rp150.000. Semenjak ada dana BOS, honornya kini menjadi Rp 1.115.000 per bulan.
Sepanjang kariernya, ia beberapa kali mengikuti tes CPNS. Namun hingga kini belum berhasil.
Meski belum lolos, ia tak merasa sedih. Desti masih tulus menganggap bahwa Tuhan masih belum berkehendak untuk dia menjadi seorang PNS atau ASN.
"Belum rezekinya saja, jadi buat apa sedih, jalani saja," tambah dia.
Tahun 2021, ia mesti menelan pil pahit. Saat itu sekolah tempat ia memberikan ilmu pengetahuannya hanya mendapatkan jatah satu untuk PPPK.
Sayang pihak sekolah tak memprioritaskan Desti. Padahal dia telah belasan tahun mengabdi di sekolah tersebut.
"Menikmati saja, kalau sudah Tuhan berkehendak mau seperti apapun pasti di kabul dan asa jalannya," beber dia.
Kendati masih mengharapkan adanya perhatian khusus dari pemerintah terkait nasibnya, akan tetapi ia tak mau terlalu berharap lebih.
Saat ini di usianya yang sudah tak muda lagi, ia hanya ingin ikhlas untuk mengabdi sebagai guru dan membagikan ilmu pengetahuannya terhadap murid.
Ia mengatakan, sudah tidak mau lagi menghabiskan waktu untuk bergelut pada urusan dunia.
"Saya tulus ikhlas saja menjadi seorang guru honorer, saya ingin mengabdikan hidup saya aja, mudah-mudahan Tuhan menggantinya dengan hal yang lain, ini sudah jalan hidup saya," katanya.
Meski sempat was-was mendengar adanya informasi bahwa pegawai honorer di lingkungan pemerintahan akan dihapuskan, ia tetap tak akan menyerah pada keadaan.
Baginya, memberikan ilmu pada muridnya menjadi sesuatu yang penting yang akan menjamin hidupnya kelak di alam yang berbeda.
Desti hanya lah sepenggal potret masih buruknya pemerintah dalam memperhatikan nasib guru honorer.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.