Menurutnya, banyak gorong-gorong yang sudah tak berfungsi dengan baik di Komplek tersebut. Selain itu, aliran Sungai Cipeso yang mengarah ke Cidurian pun mulai menyempit.
"Permasalahannya ada di gorong-gorong kita banyak yang gak jalan. Ada penanganan tapi air gak bisa diselesaikan," tuturnya.
Riana menyampaikan, wilayah yang terdampak banjir luapan Sungai Cipeso dan Sungai Cidurian yakni RW 10 dan RW 12.
"Kebanyakan yang terdampak RW 10 dan RW 12, yang paling parah RT 05 RW 10," imbuh dia.
Selain itu, Riana mengatakan, banjir menghambat aktivitas warga dan perekonomian.
"Kalau musim hujan gini khawatir air bisa tinggi lagi, setiap hujan pasti was-was, saya sudah gak punya kursi, lemari, kasur udah dibuang, karena rusak. Di dalam rumah ini sudah selutut, sangat kesulitan karena WC sudah gak bisa dipakai," ungkapnya.
Jika pompa aktif, banjir tersebut akan surut selama satu hari. Namun, jika memiliki hambatan, banjir baru surut selama 4 hari.
"Kalau di sedot bisa sampai sehari, kalau gak bisa sampai empat hari," ungkapnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang