Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bocah Disabilitas Sempat Nabung untuk Beli Tangan Palsu: Saya Ingin Bantu Mama...

Kompas.com - 13/12/2022, 19:45 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Meisya Widia (9 tahun) tersenyum lebar. Ia menjawab dengan tegas ketika ditanya apa cita-citanya.

"Saya ingin jadi ustadzah," ujar bocah yang kerap disapa Meimei ini di Masjid Salman ITB, Selasa (13/12/2022).

Meimei merupakan warga Sukabumi, Jawa Barat. Pada Agustus 2020, ia jatuh dari ketinggian satu meter dengan posisi tangan kiri melipat menahan tubuhnya.

Baca juga: Kisah Dihu, Penyandang Disabilitas di Bandung Barat yang Kerap Bantu Warga Miskin Berobat

Saat itu, ia tengah mengantar ibunya ke warung dekat rumahnya. Meimei dan orangtuanya tidak menyangka, kejadian tersebut membuat Meimei kehilangan tangan kirinya.

Dalam keterbatasannya ia bermimpi mendapatkan tangan palsu. Untuk mewujudkan mimpinya ia sempat menabung. Tabungan yang baru terkumpul berjumlah Rp 1 juta. Masih jauh dari harga tangan palsu. 

Orang yang mengetahui kisah Meimei pun langsung memberikan bantuan tangan palsu estetik.

Kebahagiaan Meimei dan orangtuanya bertambah ketika ada link yang disebar untuk mendapatkan tangan palsu prostetik dari Rumah Amal Salman dan Yayasan Baitul Maal (YBM) BRILiaN.

Baca juga: Ketahuan Pakai Tanda Tangan Palsu, Permohonan Judicial Review UU IKN Mahasiswa Unila Ditolak MK

Tangan palsu prostetik ini berbeda dengan yang estetik. Tangan palsu prostetik bisa digerakkan sehingga bisa membantu produktivitas.

Mendapatkan tangan palsu tersebut, Meimei mengungkapkan rasa syukurnya.

"Alhamdulillah, saya ingin bantu mama. Biar bisa belajar, mengaji, dan main sama teman," ungkap putri dari M Darin tersebut.

Hal serupa disampaian Dimas Chandra Priatama (22), penerima bantuan kaki palsu. Ia akan menggunakan kaki palsu tersebut untuk menunjang kegiatannya sebagai mahasiswa, pekerja, dan salah satu keinginnya menjadi atlet.

Chandra menjelaskan awal mula ia mengalami kecelakaan hingga kehilangan salah satu kakinya.

Saat itu, ketika dia duduk di kelas 2, ia naik ke tembok belakang rumahnya yang sudah rapuh. Tembok tersebut ambruk dan menimpa sebelah kakinya.

Agar tidak diamputasi, ia diobati secara tradisional dan dibawa ke bengkel tulang. Namun kakinya tak kunjung membaik, malah jadi membusuk.

"Tahun 2017 saya memutuskan untuk amputasi karena 2 tahun di rumah ga bisa kemana-mana malah membuat saya terpuruk," ungkap Chandra.

Beres amputasi, ia bertemu dengan beberapa orang teman disabilitas. Mereka main ke rumahnya untuk memberi dukungan, semangat, agar cepat bangkit dan tidak malu.

Ia lalu aktif di organisasi dan mengikuti ujian paket C. Lulus paket C ia kuliah di STIE YPN Karawang. Saat ini ia baru semester awal.

"Tahun kemarin dapat peluang kerja dari Dinas Sosial. Sekarang bekerja di bagian gudang JNE Karawang. Karena sudah kerja, biaya kuliah saya bayar sendiri," ungkap Chandra.

Kaki palsu tersebut akan membantu dirinya lebih produktif.

Irfanul Arifin, Manager of Scholarship & Education Empowerment YBM BRILiaN menjelaskan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), 30,7 persen penyandang disabilitas di Indonesia tidak tamat sekolah sampai tingkat pendidikan menengah.

Karena itu pihaknya bersemangat atas kolaborasi dengan Rumah Amal Salman tersebut. Kaki dan tangan palsu tersebut akan membantu penerima manfaat bisa melanjutkan pendidikan tanpa harus merasa terbatas.

Direktur Rumah Amal Salman, Agis Nurholis mengatakan, pihaknya berperan sebagai penghubung antara inovator, mitra, dan penerima manfaat.

Untuk kegiatan kali ini penerima manfaatnya sebanyak 8 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kumpay Waterpark di Subang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kumpay Waterpark di Subang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Bandung
Cerita Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Cianjur, Diawali Gemuruh hingga Rumah-rumah Ambruk

Cerita Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Cianjur, Diawali Gemuruh hingga Rumah-rumah Ambruk

Bandung
Kurir 1 Kg Sabu Disergap Polisi di Pintu Tol Kertajati

Kurir 1 Kg Sabu Disergap Polisi di Pintu Tol Kertajati

Bandung
PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Kota Bandung 2024

PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Kota Bandung 2024

Bandung
Tanah Bergerak di Cianjur, Kampung Ditinggalkan, Puing Reruntuhan mulai Dibersihkan

Tanah Bergerak di Cianjur, Kampung Ditinggalkan, Puing Reruntuhan mulai Dibersihkan

Bandung
Polda Jabar Bakal Telusuri Oknum Polisi Pengintimidasi Saksi Pembunuhan di Subang

Polda Jabar Bakal Telusuri Oknum Polisi Pengintimidasi Saksi Pembunuhan di Subang

Bandung
Majalaya Waterpark di Bandung: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Majalaya Waterpark di Bandung: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Bandung
Dianggap Tak Sesuai Harapan, Car Free Day Gedung Sate Dievaluasi

Dianggap Tak Sesuai Harapan, Car Free Day Gedung Sate Dievaluasi

Bandung
Pulang Antar Ikan dari Pasar, Dua Pelajar Tiba-tiba Dihentikan Penembak Misterius di Bandung

Pulang Antar Ikan dari Pasar, Dua Pelajar Tiba-tiba Dihentikan Penembak Misterius di Bandung

Bandung
OTK Lepaskan 4 Tembakan di Bandung, Pelaku Diduga Pakai 'Airsoft Gun'

OTK Lepaskan 4 Tembakan di Bandung, Pelaku Diduga Pakai "Airsoft Gun"

Bandung
Petani Tertimbun Longsor di Bandung Barat Belum Ditemukan

Petani Tertimbun Longsor di Bandung Barat Belum Ditemukan

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Pergerakan Tanah di Cianjur, Puluhan Rumah Rusak, Sekampung Diungsikan

Pergerakan Tanah di Cianjur, Puluhan Rumah Rusak, Sekampung Diungsikan

Bandung
Polisi Buru Penembak Misterius di Bandung, Warga Dengar 4 Kali Tembakan

Polisi Buru Penembak Misterius di Bandung, Warga Dengar 4 Kali Tembakan

Bandung
Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Bey Sambut Baik Braga Bebas Kendaraan

Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Bey Sambut Baik Braga Bebas Kendaraan

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com