Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KALEIDOSKOP 2022: Heboh Jenazah Pria di Bogor Hidup Kembali hingga Skenario Hindari "Debt Collector"

Kompas.com - 16/12/2022, 06:44 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Pada November 2022, sebuah unggahan video jenazah pria di Bogor hidup kembali viral di media sosial.

Aksi pria yang belakangan diketahui berinisial US (40) ini pun bikin gaduh hingga membuat polisi kerepotan.

Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin pun turun tangan untuk meluruskan informasi viral itu agar masyarakat tidak terjerumus ke dalam pemikiran irasional.

Berikut kisah pria di Bogor hidup kembali yang bikin gaduh di akhir 2022.

Baca juga: Viral, Video Seorang Pria yang Meninggal Hidup Kembali di Bogor, Tubuhnya Sudah di Dalam Peti Jenazah

Viral, Video US Hidup Kembali Didalam Peti

Viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan seorang pria hidup kembali di dalam peti pada Senin (14/11/2022).

Dalam video yang diunggah itu, tampak sejumlah warga mengelilingi sebuah peti mati berisi tubuh seorang pria mengenakan baju dan celana serta sarung tangan berwarna putih.

Terdengar juga suara warga yang sedang melakukan percakapan.

"Yang penting ini masih hidup, masih respons, sepatunya buka. Ayo bawa ke rumah sakit," ujar warga dalam video tersebut.

Tak berapa lama, terlihat kepala pria di dalam peti jenazah tersebut bergerak.

Masih di video yang sama, tampak pria yang awalnya berada di peti jenazah, sudah berada di rumah sakit dan sedang terbaring di tempat tidur.

Belakangan diketahui bahwa pria di dalam peti tersebut merupakan warga Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, berinisial US (40).

Baca juga: Pria di Bogor yang Hidup Kembali Usai Meninggal Ternyata Masuk Sendiri ke Peti Mati

 

Kakak US, Saputra membenarkan bahwa adiknya sempat dinyatakan meninggal dunia. Peristiwa itu terjadi pada Jumat (11/11/2022).

US yang dikabarkan meninggal, sempat dilarikan ke RSUD Kota Bogor untuk dilakukan penanganan.

"Meninggal di Semarang saat ada kegiatan di sana. Ada yang mengabari sakit dan dibawa ke rumah sakit di Jakarta dan di RS Jakarta dikabarkan meninggal," kata Saputra kepada wartawan, Senin (14/11/2022).

Kejadian ini, kata Saputra, sempat mengagetkan pihak keluarga.

"Itu saat nyampek dalam rumah sudah dipeti dan saat dikabarkan meninggal karena sakit meskipun saat berangkat itu sehat," tambahnya.

Bikin Kaget Perawat dan Warga

Ilustrasi jenazah. SHUTTERSTOCK/Skyward Kick Productions Ilustrasi jenazah.

Kasus US yang hidup kembali setelah sebelumnya dinyatakan meninggal dunia terjadi di Perumahan Ambar Telaga Residence 2, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (11/11/2022) malam.

Warga dan perawat di sekitar Perumahan Ambar Telaga Residence 2 itu dibuat gaduh saat US menunjukkan tanda kehidupan, menggerakkan anggota tubuhnya di dalam peti.

Pengurus Warga Perumahan Ambar Telaga Residence 2, Endang mengungkapkan, setelah kejadian itu, ia dan warga sekitar langsung memasang dan mengibarkan bendera kuning.

Awalnya, Endang terkejut saat keluar rumah mendapatkan kabar ada warganya yang meninggal dunia.

Akhirnya, pihak keluarga mengonfirmasi untuk segera membuat pemasangan tenda. Sebab, pihak keluarga akan melakukan upacara pemakaman untuk korban.

"Setelah itu kita mempersiapkan kebutuhan jenazah di sini. Melakukan persiapan lah (di rumah duka). Di sini sudah kita siapkan tenda, bendera kuning bahkan jalur akses utama aja kita alihkan," kata Endang saat ditemui di depan rumah keluarga US.

Endang mengatakan bahwa pihaknya bersama pengurus lain sudah berjaga sejak sore sampai malam hari.

Pada saat itu, kata dia, sudah banyak tamu jemaat yang berdatangan dari berbagai tempat untuk melayat. Jumat malam, mobil ambulans datang membawa peti jenazah US ke perumahan tersebut.

Namun, kehebohan terjadi setelah peti jenazah dibuka di rumah duka. Pada saat itu, keluarga hendak melihat US untuk terakhir kali.

Menurut Endang, di dalam peti jenazah itu sudah terlihat US bernafas dan bergerak. Melihat kejadian itu, kata Endang, warga yang datang melayat pun kaget bukan main.

"Saya denger pak US ini salah satu tokoh agama di Konghuchu, nah saat itu ada jemaat yang liat kayaknya masih bernapas, karena posisi peti itu atasnya kan kaca ya, karena waktu dibawa dari sana ke sini itu udah dalam posisi di dalam peti," ungkapnya.

"Kebanyakan dari jemaat yang curiga. Pas begitu tau masih bernapas, otomatis orang langsung berkerumun kaget," ujarnya.

Mengetahui hal itu, para jemaat dan keluarga langsung membawa US beserta peti mati itu ke Klinik Pratama Rawat Inap, Warung Nangka, Rancabungur.

US dibawa ke klinik itu untuk mendapat pertolongan pertama berupa pemberian oksigen.

"Setelah dapat penanganan oksigen akhirnya langsung dilarikan ke RSUD Kota Bogor. Jadi pas begitu datang ke sini tuh sudah di dalam peti mati," imbuhnya.

Saat diwawancarai, Perawat Klinik Pratama Rawat Inap Warung Nangka, Herlin Septiana pun kaget kebingungan saat menangani pasiennya, US.

Herlin mengaku kaget lantaran baru pertama kali melihat pasien dibawa beserta petinya ke klinik 24 jam tempatnya bekerja.

Menurut Herlin, awalnya US dibawa ke kliniknya pada Jumat malam. Ketika itu, ia sedang dinas malam alias lembur seorang diri.

Sebelum dibawa ke klinik, pihak keluarga sempat meminjam oksigen untuk pemberian bantuan kondisi darurat. Tak lama setelah itu, pihak keluarga langsung membawa US ke klinik 24 jam tersebut.

Pada malam kejadian itu, US dibawa dalam keadaan masih di dalam peti dengan posisi miring dan tutup peti sudah dibuka.

"Saya kaget dong. Loh kok, itu kliennya (pasien) dibawa ama peti-petinya. Saya udah menyarankan di kasur aja jangan peti. Cuman pihak keluarga minta biar gampang bawanya," kata Herlin memberi kesaksiannya kepada Kompas.com di lokasi, Selasa (15/11/2022).

Polisi Selidiki Kasus Jenazah Hidup Kembali

Hasil pemeriksaan saksi-saksi di lokasi, informasi US meninggal dunia lalu hidup kembali di dalam peti tidak benar.

Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin menegaskan, tidak ada fakta mati suri alias meninggal lalu hidup kembali di Perumahan Ambar Telaga Residence 2, Rancabungur, Kabupaten Bogor itu.

Ia mengungkapkan, US yang dikabarkan meninggal dunia di Semarang lalu dibawa ke Rumah Sakit di Jakarta itu hanya klaim dari pihak keluarga.

"Tidak ada fakta mati suri, kami sudah cek mulai dari info penerbangan membawa jenazah dari Semarang ke rumah sakit di Jakarta itu tidak ada. Faktanya, di dalam peti itu dia (US) memang masih dalam keadaan hidup," ungkap Iman saat ditemui usai melakukan pemeriksaan saksi-saksi di rumah US, Selasa (15/11/2022).

Iman memastikan, tidak ada dokter dari rumah sakit manapun yang menyatakan US meninggal dunia. US meninggal dunia berdasarkan keterangan istrinya saja.

"(Keterangan meninggal awal lalu hidup lagi dari siapa), dari istrinya, dia memberikan informasi meninggal ke keluarganya. Dan istrinya juga yang menjemput dan membawa US," kata Iman.

Penjelasan Medis Mengenai Kasus US

Direktur Utama RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir menjelaskan, pasien yang bersangkutan tiba di rumah sakit dengan mobil ambulans dan tidak menggunakan peti mati.

Kata Ilham, saat tiba di rumah sakit pasien sudah dalam keadaan sadar.

"Bukan (tidak datang menggunakan peti mati). Jadi dia (pasien) ke RSUD itu dalam keadaan penurunan kesadaran. Datang pun sudah sadar. Salah besar jika pasien dinyatakan meninggal di RSUD kemudian kembali hidup," ungkap Ilham.

Ilham menegaskan, bahwa cerita pasien sebelum dibawa ke RSUD Kota Bogor di luar tanggung jawab pihaknya.

Sebab, kata Ilham, saat tiba di RSUD Kota Bogor pada 11 November 2022, pasien datang dalam keadaan sadar meski mengalami penurunan kesadaran.

"Penurunan kesadaran yang disebabkan karena gangguan kekurangan oksigen pada otak, seperti itu lebih kurang," tuturnya.

Sesuai standar operasional prosedur (SOP) dalam menerima dan menangani pasien, petugas rumah sakit langsung melakukan penanganan.

Saat ini, sebut Ilham, yang bersangkutan sudah masuk ruang rawat inap dalam keadaan membaik dan masih dalam penanganan serta pengawasan intensif.

Ilham membeberkan, mengenai kabar pasien sempat dinyatakan meninggal, cerita itu berawal dari hebohnya pihak keluarga dan tetangga di kediamannya di wilayah Rancabungur, Kabupaten Bogor.

Dari keterangan pihak yang membawa pasien ke RSUD, pasien tersebut sempat dibawa ke klinik 24 jam terlebih dahulu.

"Kata klinik 24 jam itu tidak bisa (ditangani di klinik) harus langsung ke rumah sakit. Di rumah sakit nggak pakai peti. Seperti pasien biasa, pakai ambulans," ungkap Ilham.

Lebih lanjut, pihak keluarga juga tidak bisa menjelaskan rumah sakit yang mendiagnosanya dan tidak bisa menunjukan surat kematian dari rumah sakit yang mendiagnosa.

"Jadi kami dari RSUD domainnya mengerjakan pasien sesuai SOP aja, di luar itu bukan kewenangan kita," pungkas Ilham.

Pura-pura Meninggal untuk Hindari Debt Collector

Kecurigaan polisi terhadap US terbukti. US ternyata merekayasa kematiannya di dalam peti.

US merekayasa kematiannya itu untuk menghindari debt collector. Ia dibantu istrinya berinisial Y menyewa ambulans lalu masuk sendiri ke peti mati yang dibelinya.

Akal-akalan itu terungkap setelah polisi menyelidiki saksi-saksi mulai dari warga, istri hingga sopir ambulans.

Dari keterangan sopir ambulans, Y sempat mengeluhkan soal utang suaminya, US itu.

Kapolsek Rancabungur AKP Tatang Hidayat menjelaskan cara US merekayasa kematiannya tersebut.

Tatang mengatakan, US masuk sendiri ke dalam peti mati di wilayah Radio Dalam, Jakarta Selatan.

"Jadi dia dari Jakarta Selatan, bukan dari rumah sakit, dia beli peti kosong akhirnya masuk dia ke peti itu," ungkap Tatang saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/11/2022).

Menurut Tatang, sandiwara kematian US lalu hidup kembali terbongkar setelah sopir ambulans memberi keterangan kepada penyidik.

Berdasarkan keterangan sopir ambulans, US sendiri yang memesan peti melibatkan istrinya. Keduanya sudah punya rencana tersebut.

US sudah mempersiapkan dengan matang hingga akhirnya masuk ke peti dengan sengaja saat berhenti di rest area Cibubur.

"Iya, seperti itu berdasarkan keterangan 2 sopir ambulansnya. Mobil ambulansnya disewa di Jakarta Selatan," ungkapnya.

Kejadian berawal saat US di Jakarta Selatan. Bersama istrinya, Y, mereka dijemput menggunakan ambulans.

US saat itu dalam keadaan sehat. Mereka akhirnya berangkat dari Radio Dalam, Jakarta Selatan menuju Perumahan Ambar Telaga Residence 2, Rancabungur, Kabupaten Bogor.

Di perjalanan, mereka berhenti istirahat di rest area Cibubur. Saat akan melanjutkan perjalanan, US sudah tidak ada di lokasi tersebut dan hanya ada istrinya.

Sopir ambulans sempat bertanya, namun istri menjawab bahwa US sudah di dalam ambulans. Sang sopir pun terkejut, ketika US diketahui ada di dalam peti saat diturunkan di perumahan Rancabungur itu.

"Dia membeli peti mati kosong di Jakarta Selatan, dengan alasan ada saudara yang meninggal di Rancabungur. Jadi bukan dari rumah sakit, dia beli peti kosong terus ambulans," ujarnya.

"Sopir ambulans juga kaget dan baru diketahui kalau US di dalam peti itu saat diturunkan di Rancabungur. Sopir juga kaget pas tau itu dibuat-buat si US," pungkasnya.

Setelah Dicari-cari, US Menyerahkan Diri ke Kantor Polisi

US alias Urip Saputra (40), pria yang pura-pura hidup kembali setelah sempat dinyatakan meninggal dunia menyerahkan diri ke Mapolres Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (18/11/2022).

Urip menyerahkan diri setelah dicari-cari polisi atas kasus rekayasa kematian.

"Iya yang bersangkutan menyerahkan diri tadi malam (ke Polres Bogor)," ucap Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Yohannes Redhoi Sigiro saat dihubungi Kompas.com.

Sementara ini, kata dia, US alias Urip Saputra masih sedang dalam pemeriksaan secara intensif oleh penyidik. Begitu pula sang istri inisial Y juga tengah dimintai keterangan.

"Sementara baru itu yang kita bisa sampaikan karena sedang diperiksa secara intensif. Nanti perkembangannya akan disampaikan. Itu dulu ya," ungkapnya.

Pria di Bogor Hidup Kembali Minta Maaf karena Sudah Repotkan Polisi

US alias Urip Saputra (40), pria asal Rancabungur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang viral karena hidup kembali meminta maaf kepada masyarakat Indonesia karena telah merekayasa kematiannya.

Permintaan maaf itu disampaikannya dihadapan aparat kepolisian di Mapolres Bogor, Cibinong, Jawa Barat, Senin (21/11/2022).

"Saya menyampaikan permohonan maaf khususnya kepada pak polisi karena sudah direpotkan, kemudian keluarga saya, kerabat, tetangga dan juga seluruh masyarakat yang sudah terganggu karena masalah ini (pura-pura mati)," kata Urip Saputra menyesali perbuatannya kepada Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin dan Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Yohannes Redhoi Sigiro.

Selain meminta maaf, Urip juga menegaskan bahwa peristiwa kematian lalu hidup kembali di dalam peti tidak pernah ada.

Urip mengakui bahwa dirinya yang merekayasa kematian palsu tersebut. Ia juga berjanji tidak akan melakukan perbuatan itu lagi.

Selain itu, Urip menyebut dirinya sebagai aktor utama dalam merekayasa kematian itu demi menghindari membayar utang Rp 1,5 miliar.

"Rekayasa itu karena menyangkut masalah utang Rp 1,5 miliar," ucap Urip.

Urip mengaku telah membuat skenario seolah-olah terjadi kematian usai pulang dari Semarang.

Dia kemudian memesan ambulans hingga peti jenazah untuk mewujudkan rekayasa kematian tersebut.

Nantinya, dia akan mengganti identitas untuk menghindari membayar utang di tempatnya bekerja.

"Dulu terpikir melakukan itu (pura-pura mati) karena beban saja. Jadi ide itu spontan aja. Tidak ada yang memengaruhi saya, tidak ada yang mendorong saya. Murni atas inisiatif saya sendiri," ungkapnya.

Langkah selanjutnya, sambung Urip, dirinya akan melakukan proses mediasi berdamai dengan pihak yang sudah diutanginya sebesar Rp 1,5 miliar.

Ia menyebutkan, utang itu sendiri bakal dibayar sebagai bentuk tanggung jawabnya.

"Saya dengan ini mengucapkan terima kasih kepada polisi yang telah menyadarkan saya, membantu saya dalam menyelesaikan masalah yang saya hadapi. Saya tentunya berjanji tidak akan melakukan hal-hal yg mengganggu ketertiban umum lagi," jelas Urip menyesali.

Atas pengakuannya itu, Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin menegaskan bahwa kasus tersebut telah selesai.

Kata Iman, kasus ini tentu harus menjadi catatan penting bahwa setiap perbuatan yang dilakukan ada konsekuensinya.

"Sekarang yang bersangkutan juga sudah sadar dan menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat, keluarganya atas perbuatan yang dilakukannya. Saya kira itu selesai ya," ujar Iman.

Untuk proses hukum, sambung dia, di dalam penegakan hukum ada tiga hal yang perlu disepakati untuk tujuan hukum itu sendiri, baik itu keadilan, kemanfaatan, kemudian kepastian.

Ketika orang-orang atau subjek hukum ini mengambil langkah-langkah untuk kemanfaatan hukum dan rasa keadilan dengan mekanisme yang sekarang ada berupa permintaan maaf. Maka restorative justice dikedepankan.

"Restorative justice saya kira itu lebih bermanfaat dan barokah bagi kita semuanya," jelas Iman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Cianjur, Diawali Gemuruh hingga Rumah-rumah Ambruk

Cerita Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Cianjur, Diawali Gemuruh hingga Rumah-rumah Ambruk

Bandung
Kurir 1 Kg Sabu Disergap Polisi di Pintu Tol Kertajati

Kurir 1 Kg Sabu Disergap Polisi di Pintu Tol Kertajati

Bandung
PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Kota Bandung 2024

PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Kota Bandung 2024

Bandung
Tanah Bergerak di Cianjur, Kampung Ditinggalkan, Puing Reruntuhan mulai Dibersihkan

Tanah Bergerak di Cianjur, Kampung Ditinggalkan, Puing Reruntuhan mulai Dibersihkan

Bandung
Polda Jabar Bakal Telusuri Oknum Polisi Pengintimidasi Saksi Pembunuhan di Subang

Polda Jabar Bakal Telusuri Oknum Polisi Pengintimidasi Saksi Pembunuhan di Subang

Bandung
Majalaya Waterpark di Bandung: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Majalaya Waterpark di Bandung: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Bandung
Dianggap Tak Sesuai Harapan, Car Free Day Gedung Sate Dievaluasi

Dianggap Tak Sesuai Harapan, Car Free Day Gedung Sate Dievaluasi

Bandung
Pulang Antar Ikan dari Pasar, Dua Pelajar Tiba-tiba Dihentikan Penembak Misterius di Bandung

Pulang Antar Ikan dari Pasar, Dua Pelajar Tiba-tiba Dihentikan Penembak Misterius di Bandung

Bandung
OTK Lepaskan 4 Tembakan di Bandung, Pelaku Diduga Pakai 'Airsoft Gun'

OTK Lepaskan 4 Tembakan di Bandung, Pelaku Diduga Pakai "Airsoft Gun"

Bandung
Petani Tertimbun Longsor di Bandung Barat Belum Ditemukan

Petani Tertimbun Longsor di Bandung Barat Belum Ditemukan

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Pergerakan Tanah di Cianjur, Puluhan Rumah Rusak, Sekampung Diungsikan

Pergerakan Tanah di Cianjur, Puluhan Rumah Rusak, Sekampung Diungsikan

Bandung
Polisi Buru Penembak Misterius di Bandung, Warga Dengar 4 Kali Tembakan

Polisi Buru Penembak Misterius di Bandung, Warga Dengar 4 Kali Tembakan

Bandung
Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Bey Sambut Baik Braga Bebas Kendaraan

Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Bey Sambut Baik Braga Bebas Kendaraan

Bandung
Ronal Surapradja Daftar Jadi Calon Wali Kota Bandung ke PDI-P

Ronal Surapradja Daftar Jadi Calon Wali Kota Bandung ke PDI-P

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com