BANDUNG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Dicky Anugerah membenarkan adanya kenaikan harga beras di Kabupaten Bandung.
Ia mengatakan, faktor yang paling memengaruhi kenaikan harga beras di Kabupaten Bandung adalah gagal panen. Kondisi ini membuat permintaan dan stok tidak seimbang.
"Kenapa ada kenaikan, karena faktor cuaca. Saat ini cuaca kita memengaruhi panen. Banyak yang gagal panen, akhirnya pasca-panennya berkurang. Sementara kebutuhan pokok itu terus berjalan, jadi enggak seimbang akhirnya mengalami kenaikan," ujar Dicky saat dihubungi, Senin (6/2/2023).
Baca juga: Mengenal Lomba Peti Sabun, Ajang Balap Populer di Bandung Tahun 1950-1980an
Saat ini harga beras premium di beberapa pasar naik dari semula Rp 13.200 per kilogram menjadi Rp 13.900 per kilogram.
Sedangkan beras medium yang semula berkisar Rp 9.000 per kilogram, kini menjadi Rp 10.000 per kilogram.
"Kalau yang premium mengalami kenaikan Rp 700 kalau yang medium naiknya Rp 1.000," tutur dia.
Baca juga: Muka Air Tanah di Bandung Turun hingga 60 Persen, Industri Diduga Jadi Penyebab
Tak hanya gagal panen yang memengaruhi naiknya harga beras. Dicky menyebut, biaya transportasi pendistribusian beras pun ikut mempengaruhi.
"Kita kan ada pengiriman dari luar kota, artinya ada biaya operasional yang menjadi kenaikan. Apalagi kan BBM sekarang pada naik juga, jadi ada pengaruh juga," ungkapnya.
Antisipasi kelangkaan beras, pihaknya terus memantau ketersediaan kebutuhan pokok bagi masyarakat.
Sejauh ini, ia mengklaim Kabupaten Bandung masih pada posisi stabil, artinya tak ada kebutuhan pokok yang langka.
"Kami senantiasa terus memantau ketersediaan kebutuhan pokok. Makanya Kabupaten Bandung saat ini masih stabil, tidak ada kebutuhan pokok yang langka," ujar dia.
Ia menegaskan, Kabupaten Bandung tak mengalami kelangkaan beras lantaran menerima beras dari Cianjur, Karawang, dan lainnya.
"Kenaikan komoditi beras ini tidak hanya terjadi di Kabupaten Bandung. Apalagi distribusi beras di Kabupaten Bandung juga tidak hanya mengandalkan petani lokal seperti di Ciparay dan Majalaya. Kita juga menghadirkan distribusi dari luar Kabupaten Bandung," tutur dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.