Kenaikan ini, sambung Dedi, sudah terjadi sejak Desember mendekati momen Natal dan pergantian akhir tahun.
Kenaikan terjadi hampir setiap hari dengan angka Rp 100 sampai Rp 200 per kilogram, dan terus bergerak naik hingga saat ini.
Pria yang sudah beberapa tahun menjadi pedagang beras ini, menerangkan, pada Desember 2022, masih dapat membeli beras dari pabrik di bawah Rp 10.000 atau sekitar Rp 9.500-hingga Rp 10.000 per kilogram. Saat ini, harga beras tersebut sudah melebihi Rp 11.000 per kilogram.
“Memang biasa tiap tahun ada kenaikan harga, bulan Desember, Januari, Februari. Nah dulu itu namanya kenaikan, karena tidak signifikan dan stok masih lancar. Kalau ini, bukan kenaikan tapi perubahan harga, karena stok mengalami kekosongan dan tidak ada panen,” tambah Dedi.
Akibatnya, Dedi harus menjual berasnya secara ecer dengan harga terendah Rp 12.000 per kilogram, dan harga ecer tertinggi Rp 14.000.
Munira, yang juga berdagang di Sentra Beras Pasar Pagi, menyampaikan, harga beras saat ini bukanlah naik, melainkan ganti harga. Pasalnya, beras yang sebelumnya bisa dibeli Rp 9.400 kini naik ke Rp 11.400. Kenaikannya mencapai angka Rp 2.000 per kilogram.
“Naik. Bukan naik. Tapi ganti harga. Naiknya banyak. Sebelumnya, harganya Rp 9.400 sekarang bisa sampai Rp 11.500. Naik dari akhir tahun. Biasanya beras kita dibantu dari Sragen, Pati, Demak, di sananya kebanjiran. Pas mau dipanen, keburu banjir, gagal,” kata Munira.
Efek dari kenaikan ini membuat para pembeli mengeluh.
Juju Jubaedah, pembeli beras asal Majalengka ini juga terimbas. Ibu 58 tahun ini mengaku tidak mendapatkan kiriman beras dari pabrik pelanggannya di Majalengka.
Baca juga: Mendag Sebut Harga Beras Naik karena Beras dari Bulog Dijual Lebih Mahal
Pabrik mengaku tidak mendapatkan padi untuk digiling, karena tidak ada gabah. Akhirnya Juju terpaksa ke Pasar Pagi yang merupakan Sentra Beras di wilayah III Cirebon.
“Untuk jual lagi di Leuwimunding, Majalengka. Ga ada lagi sih. Yang biasa kirim enggak ada. Susah, enggak ada berasnya, enggak ada padinya. Harganya naik, biasanya Rp 10.000 sampai Rp 11.300,” kata Juju.
Karena harga yang tinggi dia terpaksa mengurangi jumlah pembelian.
Biasanya dia biasa membeli 1.5 ton saat ini hanya 7-8 kuintal. Dia berharap harga beras jangan naik terlalu tinggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.