Masyarakat Kota Tasikmalaya tak mengandalkan beras Bulog selama ini seperti di wilayah perkotaan lainnya di Indonesia.
"Seperti sekarang ada pasar murah untuk ketahanan pangan yang sidah dilakukan di beberapa titik sebelumnya, semua yang dijual mulai beras, ikan, dan sayuran lainnya itu semua berasal dari hasil tani masyarakat Kota Tasikmalaya. Bukan dari Bulog, kita tak mengandalkan di Bulog," tambah Adang.
Selain itu, lanjut Adang, Pemkot Tasikmalaya sedang menyusun Peraturan Daerah (Perda) tentang LP2B atau Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
Perda itu nantinya akan melindungi lahan sawah yang potensial supaya tak beralih fungsi mejadi pemukiman atau lainnya.
"Mudah-mudahan Perda LP2B (lahan pertanian pangan berkelanjutan) yang disusun oleh Pemkot Tasikmalaya ini akan selesai di akhir tahun (2022). Sehingga meskipun kota (daerah) kota lahan pertanian (sawah) tetap abadi dan dilindungi," kata Adang.
Baca juga: Minyakita dan Beras Bulog Langka sejak Bulan Lalu, Pedagang Pasar Pademangan Timur Kebingungan
Adang pun menyebut selama ini jumlah permintaan pangan di pasaran tentunya lebih besar dari hasil pertanian di Kota Tasikmalaya.
Soalnya, Kota Tasikmalaya memiliki Pasar Induk Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, yang selama ini memenuhi kebutuhan masyarakat se-wilayah Priangan Timur, Jawa Barat.
"Kalau berbicara permintaan pasar, tentunya jumlahnya lebih besar daripada hasil pertanian. Ini bicara permintaan pasar ya. Karena apa, karena Kota Tasikmalaya memiliki Pasar Induk (Cikurubuk). Jadi kalau bicara pasar permintaannya bukan warga Kota Tasikmalaya saja, tapi mulai Ciamis, Garut, Banjar, Kabupaten Tasikmalaya sampai Pangandaran belanjanya ke Pasar Induk di Kota Tasikmalaya," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.