"Ya, waktu itu ada yang nampung di Puncak Pas Bogor," tuturnya.
Selain Bogor, tahun itu Mang Oleh juga menyuplai ke wilayah Cipanas. Entah mengapa, saat itu para bandar wayang di Bandung belum tertarik dengan wayang golek ciptaannya.
Baru satu tahun berselang, para penjual karya seni di Jalan Braga Kota Bandung mulai meminta Mang Oleh menyuplai wayang golek ciptaannya.
"Tahun 1974, wayang golek buatan saya mulai dilirik dan diminta untuk menyuplai di Jalan Braga," kata Mang Oleh.
Tak puas mengisi dan memenuhi kebutuhan wayang golek di Jalan Braga Kota Bandung. Tahun 1980, wayang golek karya Mang Oleh mulai dilirik pasar Jakarta.
Pasar Sarinah, Blok M, hingga Bunderan HI pun menjadi sasarannya. Bahkan, hotel-hotel seperti Presiden Hotel, Hotel Indonesia pun dipasoknya.
"Di situ, kita ikut jualan, ya ke Jakarta mulai masukin ke toko-toko yang membutuhkan, Pasar Baru Lapangan Udara Cengkareng pun saya suplai," tuturnya.
Diakuinya, usai memasok ke Pasar Jakarta, nama Mang Oleh menjadi dikenal banyak orang. Tokoh-tokoh nasional mulai meliriknya.
"Alhamdulilah, jadi banyak dikenal orang memperkuat jaringan lah, waktu itu juga langsung buka toko di Braga dengan nama toko Robin," ungkapnya.
Mang Oleh tak pernah mengira, jika namanya mulai dikenal banyak orang. Entah apa alasannya, namun orang-orang menyukai wayang golek buatannya lantaran memiliki ciri khas.
"Ya bukan saya bagus bikin wayang, cuman banyak yang bilang bagus Mang Oleh mah bagus bikin wayang beda dari yang lain," ujar dia.
Bahkan, tak sedikit dalang yang meminta dibuatkan wayang golek khas Cibiruan. Mulai dari dalang Dede Amung, Ade Kosasih, hingga Asep Sunandar Sunarya.
"Buat saya menjual wayang golek ke toko itu bisa menjadi perbandingan, berbeda jika menjual wayang golek ke dalang, buat saya monoton, saya membutuhkan nilai di luar nominal," ungkap dia.
Proses pembuatan wayang golek, kata Mang Oleh cukup unik. Dulu, pengerjaan wayang golek mesti mengikuti tradisi dan kebudayaan lokal, seperti memberikan sesajen bagi para leluhur.
Namun, di balik kekhasan pembuatan wayang golek, secara teknis, wayang golek sebaiknya dibuat menggunakan kayu berjenis Kananga atau Albasiah.
Akan tetapi, sang guru seperti Abah Sumarta mengajarkan Mang Oleh untuk membuat wayang golek menggunakan kayu berjenis Lame.
Kayu jenis Lame, kata dia, cocok untuk dibuat menjadi wayang, lantaran terkenal dengan kehalusannya.
"Kalau kayu Lame selain halus juga kuat gak keropos. Tapi, kalau dulu para dalang tahu pembuatannya wayang golek itu dari kayu Kananga, makanya wayang golek zaman dulu itu kecil tapi berat," ujar dia.
Mang Oleh menyebut, proses pembuatan wayang golek harus dimulai dari wajah. Pasalnya, wajah dari sosok wayang akan menentukan bentuk tubuh dan karakter.
Kemudian, barulah masuk ke tahap badan dan tangan. Proses pembuatan badan dan tangan cenderung lebih cepat lantaran hanya menyeimbangkan dari wajah yang telah dibuat.
"Kepala baru badan, nanti juga terlihat keseimbangannya. Terakhir baru proses pengecatan," tambah dia.
Mang Oleh berujar, jika pembuatan wayang golek tidak bisa ditargetkan berapa banyak dalam sehari. Pasalnya, setiap sosok yang akan dibuat memiliki tingkat kerumitan tersendiri.
Maka, proses pembuatan wayang golek itu tergantung pada keahlian dari pembuat wayang golek itu sendiri.
"Itu tergantung keahlian, semangat dan kebutuhan. Kalau dalam sehari mengecat wayang secara keseluruhan, saya yakin enggak beres, tapi kalau mengecat kepalanya saja pasti bisa selesai," imbuhnya.
Mang Oleh mengungkapkan, berdasarkan pengalamannya, ia pernah menyelesaikan beberapa wayang golek pesanan hanya dalam beberapa hari.
"Tergantung orderan, kadang bisa sampai 3 hari, bisa hanya 2 hari, ya itu tadi keahlian, semangat, dan kebutuhan," tuturnya.
Saat ini, harga satu wayang golek tidak bisa disamakan dengan tahun sebelumnya.
Ia menyebut, harga wayang golek bisa berkisar di Rp 1 juta hingga Rp 2 juta. Angka tersebut terdengar besar, padahal angka itu sama sekali tidak menutupi biaya operasional.
"Memang zaman sekarang angkanya terdengar gede tapi sebetulnya banyak kekurangan, kalau dulu nilanya gede padahal angkanya kecil, tapi serba cukup," ujar dia.
Meski begitu, wayang golek buatan Mang Oleh pernah mengisi kantung-kantung galeri wayang di luar negeri.