Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Peninggalan Kerajaan Cirebon, Ada Keraton Kasepuhan

Kompas.com - 06/03/2023, 18:31 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Ada sejumlah peninggalan Kerajaan Cirebon, yang kebanyakan berwujud bangunan.

Peninggalan kerajaan Cirebon menjadi bukti keberadaan kerajaan tersebut.

Kerajaan Cirebon merupakan kerajaan Islam di Pulau Jawa yang berdiri pada abad ke-15 sampai abad ke-17.

Kerajaan Cirebon pernah menjadi pangkalan militer penting pada jalur perdagangan dan pelayaran.

Kondisi tersebut karena Kerajaan Cirebon terletak di pantai utara Jawa, tepatnya berada di antara perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Pendiri Kerajaan Cirebon merupakan putra Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran yang bernama Raden Walangsungsang atau Pengeran Cakrabuana.

Pada masa kekuasaannya, Kesultanan Cirebon mengalami pertumbuhan pesat dalam bidang politik, agama, dan ekonomi.

Kerajaan Cirebon runtuh pada abad ke-17, setelah berdiri lebih dari dua abad, dan mewariskan sejumlah peninggalan.

Berikut ini adalah peninggalan Kerajaan Cirebon.

Peninggalan Kerajaan Cirebon

1. Keraton Kasepuhan Cirebon

Keraton Kasepuhan didirikan oleh Pangeran Cakrabuana pada sekitar tahun 1529, pada masa perkembangan Islam.

Pada awal dibangun, Keraton Kasepuhan merupakan perluasan dari Keraton Pangkuwati yang dibangun oleh Pangeran Cakrabuana, putra Raja Pajajaran pada tahun 1452.

Baca juga: Kerajaan Cirebon: Pendiri, Raja, dan Masa Berkuasa

Pangeran Cakrabuana sangat sayang terhadap putrinya yang bernama Ratu Ayu Pangkuwati sehingga keraton diberi nama Keraton Pangkuwati.

Keraton Kasepuhan Cirebon termasuk kerajaan Islam tertua di Cirebon.

Sebagai bangunan bersejarah Kesultanan Cirebon, kondisi Keraton Kasepuhan Cirebon masih terawat sangat baik.

Posisi Keraton Cirebon menghadap ke utara sebagai ciri khas bangunan keraton yang selalu menghadap ke utara dan berdekatan dengan masjid.

2. Keraton Kanoman

Pendiri Keraton Kanoman adalah Pengeran Muhamad Badrudin Kertawijaya atau Sultan Anom I pada tahun 1678.

Luas Keraton Kanoman sekitar enam hektar dan secara administratif berlokasi di Kelurahan Lemahwungkuk, Kecamatan Lemahsungkuk, Kota Cirebon.

Lokasi Keraton Kanoman tidak jauh dari Keraton Kasepuhan dan Pasar Kanoman.

Keraton Kanoman merupakan tempat tinggal kesultanan ke-12, yakni Sultan Muhammad Emiruddin dan keluarganya.

Baca juga: Keraton Kanoman Cirebon: Sejarah, Letak, dan Fungsinya

Keraton Kanoman menyimpan barang-barang bersejarah, seperti dua kereta yang bernama Jempana dan Paksi Naga Liman.

Keraton Kanoman, Cirebon, Jawa Barat.KOMPAS/WINDORO ADI Keraton Kanoman, Cirebon, Jawa Barat.

3. Bangunan Mande Pengiring

Bangunan Mande Pengiring terdapat di dalam Keraton Kasepuhan yang dibangun oleh Sunan Gunung Jati.

Nama Mande Pengiring tidak lain sesuai fungsi bangunan tersebut.

Bangunan Mande Pengiring digunakan sebagai tempat bersantai dan duduk para pengiring sultan.

Selain bangunan tersebut, ada bangunan mande lainnya, yakni Mande Malang Semirang, Mande Semar Tinandu, Mande Pandawa Lima, serta Mande Karesmen.

Bangunan tersebut digunakan kesultanan sesuai dengan kegunaannya serta melambangkan kekuasaan kasultanan.

4. Keraton Keprabon

Keraton Keprabon dibangun oleh Pangeran Raja Adipati Keprabon sebagai tempat pembelajaran bukan sebagai keraton atau kesultanan, melainkan rumah biasa.

Baca juga: Sejarah Keraton Kasepuhan Cirebon

Pangeran Adipati Keprabon memilih untuk mendalami ilmu keagamaan, yakni agama Islam.

5. Keraton Kacirebonan

Keraton kacirebonan dibangun pada tahun 1800 Masehi.

Lokasi Keraton Kacirebonan secara administratif berada di Kelurahan Pulasaren, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon.

Keraton Kacirebonan terletak di sebelah barat daya dari Keraton Kasepuhan dan selatan Keraton Kanoman.

Bangunan Keraton Kacirebonan digunakan untuk menyimpan barang-barang peninggalan pada zaman dahulu, seperti wayang, keris, alat musik gamelan, dan alat-alat perang lainnya.

6. Masjid Agung Sang Cipta Rasa

Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon. Randy Imanuel/Shutterstock.com Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon.

Masjid Agung Sang Cipta Rasa dikenal juga dengan sebutan Masjid Agung Cirebon atau Masjid Sunan Gunung Jati.

Sebutan tersebut tidak lain, karena Masjid Agung Sang Cipta Rasa dibangun pada masa pemerintahan Sunan Gunung Jati pada tahun 1498 M.

Baca juga: Masjid Agung Sang Cipta Rasa: Sejarah dan Arsitekturnya

Letak Masjid Agung Sang Cipta Rasa berada di kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon dan disebut sebagai masjid tertua di Cirebon.

Masjid Agung Agung Sang Cipta Rasa juga menjadi salah satu masjid yang dibangun secara gotong royong oleh Walisanga.

7. Alun-alun Sangkala Buana atau Saptonan

Alun-alun Sangkala Buana kerap digunakan sebagai kegiatan acara resmi keraton.

Sultan Cirebon biasanya akan menyaksikan kegiatan dari tempat duduknya di Mande Malang Semirang yang terletak di kompleks Siti Inggil.

8. Patung Macan Putih

Terdapat dua Patung Macan Putih peninggalan Kesultanan Cirebonan dan Kasepuhan. Patung tersebut terletak di depan Keraton Kasepuhan.

Keberadaan patung melambangkan keluarga besar Pajajaran yang merupakan keturanan Maharaja Prabu Siliwangi.

Masyarakat menganggap patungtersebut memiliki makna sakral, namun patung itu hanya melambangkan keturunan Prabu Siliwangi saja.

9. Makam Sunan Gunung Jati

Kompleks Makam Sunan Gunung Jati di Cirebon, Jawa Barat, Minggu (12/7/2015). Makam Sunan Gunung Jati menjadi salah satu wisata religi umat muslim di Cirebon. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMOKRISTIANTO PURNOMO Kompleks Makam Sunan Gunung Jati di Cirebon, Jawa Barat, Minggu (12/7/2015). Makam Sunan Gunung Jati menjadi salah satu wisata religi umat muslim di Cirebon. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO

Makam Sunan Gunung Jati terletak di bukit kecil yang sering dikenal Gunung Sembung. Kompleks makam tersebut berada di lintasan Cirebon-Indramayu.

Baca juga: Cerita Cinta di Balik Keramik-keramik Makam Sunan Gunung Jati

Makam Sunan Gunung Jati selalu dipadati pengunjung dari berbagai daerah untuk berziarah ke makam salah satu wali penyebar agama Islam.

10. Kereta Singa Barong Kasepuhan

Kereta Singa Barong Kasepuhan adalah karya Penembahan Losari, cucu Sunan Gunung Jati yang dibuat pada tahun 1549 M.

Kereta tersebut memiliki bentuk mengambil bagian tubuh sejumlah binatang. Maksudnya tidak lain, sebagai lambang persahabatan dengan sejumlah negara.

Pada bagian depan kereta berbentuk belalai gajah yang melambangkan persahabatan Kesultanan Cirebon dengan India.

Adalagi, kepala naga yang terdapat pada kereta tersebut yang melambangkan persahabatan dengan negara Tiongkok.

Bagian lainnya menggunakan sayap dan badan Buroq yang melambangkan persahabatan dengan negara Mesir.

Sedangkan, senjata trisula yang terdapat pada belalai gajah melambangkan ketajaman cipta, rasa, dan karsa manusia. (Penulis: Widya Lestari Ningsih | Editor: Nibras Nada Nailufar)


intisari.grid.id

www.kompas.com

petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com