Versi lainnya adalah curug tersebut dahulu wilayah Kerajaan Tanjung Anginan, yang rajanya bergelar Prabu Tanjung Anginan.
Pusat kerajaan diperkirakan terletak di Pasirkuda, yang saat ini masuk dalam wilayah Desa Simpang dan Desa Karangjaya.
Dugaan muncul dengan adanya batu yang berbentuk kursi dan diyakini masyarakat setempat sebagai tempat duduk raja.
Baca juga: Curug Cikondang di Cianjur: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute
Sedangkan, nama Pasirkuda berasal dari nama sebuah batu di bukit (pasir dalam bahasa Sunda) yang berbentuk kuda.
Pada saat kerajaan berdiri, setiap raja akan mandi ke curug selalu ditandai dengan suara tabur yang ditabuh oleh para pegawainya.
Suara berdebum dari alat musik itu terdengar cukup jauh, sehingga warga Pasirkuda menyebutnya Curug Citambur.
Wisatawan yang ingin menikmati Curug Citambur akan dikenakan tiket masuk sebesar Rp 10.000.
Kawasan wisata yang dipromosikan pada tahun 2014 telah dilengkapi dengan fasilitas berupa penginapan, toilet, mushola, area parkir yang luas, sarana outbound, dan warung yang menjual berbagai makanan dan minuman.
Jarak tempuh curug Citambur dari pusat Kabupaten Cianjur sekitar 32 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih dua jam. Perjalanan akan melalui Mekar Saris.
Untuk diketahui, kondisi jalan belum memadai, karena jalan belum di aspal ulang. Namun, mobil dan motor dapat masuk menuju tempat wisata dan tersedia area parkir yang luas.
(Penulis: Kistin Septiyani | Editor: Anggra Wikan Prasetya)
Sumber:
dpmptsp.cianjurkab.go.id dan travel.kompas.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.