Panen kopi di kawasan dataran tinggi Gununghalu pada tahun ini menurut Rani tidak seperti tahun kemarin.
Pada panen raya kali ini biji kopi yang dihasilkan cukup melimpah.
Namun, bukan berarti harga kopi anjlok, ceri kopi justru mahal di masa panen.
"Uniknya di kopi itu ya begini. Panen banyak malah harganya melambung. Dari yang biasa harga ceri kopi itu Rp13.000, seiring waktu naik terus sampai sekarang harganya Rp17.000," tutur Rani.
Naiknya harga pada masa panen itu akibat campur tangan tengkulak-tengkulak luar daerah yang mengiming-imingi para petani agar mau menjual ceri kopi ke pengepul bukan ke koperasi.
"Yang saya alami, dari 60 petani yang tergabung dalam koperasi Halu Farm, hanya 15 petani saja yang mengirimkan hasil panen ke koperasi. Padahal biaya bibit, pupuk semua dibiayai oleh koperasi," papar Rani.
Padahal, koperasi sudah menyiapkan skema ekonomi yang menguntungkan bagi para petani.
Baca juga: Kisah Abdul Walid, Rangkul dan Berdayakan Ratusan Petani Kopi Se-Jawa Tengah
Iming-iming tengkulak kopi ini justru akan merugikan petani pada jangka panjang, sebab petani akan kesulitan mendapat bibit dan pupuk.
"Jadi merugikan petani karena mereka merasa untung menjual harga tinggi padahal rugi karena mereka akan kesulitan mendapat bibit dan pupuk lagi," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.