Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deretan Banner Protes Jalan Rusak Dipasang Warga di Kabupaten Bandung

Kompas.com - 03/04/2023, 17:46 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com -Warga Kampung Cilebak, Desa Rancamanyar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat mengeluhkan jalan di wilayahnya yang belum pernah diperbaiki sejak 1984.

Mereka melayangkan protes dengan memasang tulisan-tulisan bernada sindiran di sepanjang jalan.

Pantauan Kompas.com, tulisan-tulisan itu dipasang warga menggunakan penyangga kayu, yang dipasang setiap 2 meter.

Baca juga: Bambang Diteror Usai Perbaiki Jalan Rusak Pakai Uang Pribadi, Rukonya Dilempari

Akibatnya, di bahu jalan rusak yang memiliki panjang 1 kilometer dan lebar 3 meter itu berjajar tulisan-tulisan bernada protes.

Terlihat jalan tersebut, masih berupa tanah serta bebatuan. Di beberapa titik, terdapat lubang-lubang dengan berbagai ukuran.

Lubang itu sudah terlihat sejak masuk ke jalan tersebut.

Banner berisi tulisan yang bernada protes dan komplain terpasang di sepanjang Jalan Saketi, Kampung Cilebak, Desa Rancamanyar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Tulisan-tulisan itu ditujukan kepada pemerintah daerah (Pemda) atau pemerintah desa yang hingga kini belum memperbaiki jalan tersebut sejak tahun 1984.KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Banner berisi tulisan yang bernada protes dan komplain terpasang di sepanjang Jalan Saketi, Kampung Cilebak, Desa Rancamanyar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Tulisan-tulisan itu ditujukan kepada pemerintah daerah (Pemda) atau pemerintah desa yang hingga kini belum memperbaiki jalan tersebut sejak tahun 1984.

Saat hujan, lumpur, tanah merah, hingga kubangan berisi air menghiasi jalan yang menyambungkan hingga ke wilayah Dayeuhkolot.

Dedeh (50) salah satu warga yang tinggal tak jauh dari jalan itu mengatakan, terakhir diperbaiki pada 1984.

Baca juga: Viral Video Pemuda Perbaiki Jalan Rusak di Pekanbaru Pakai Uang Pribadi

Hingga, saat ini, jalan tersebut masih belum diperbaiki. Selama Dedeh tinggal di sepanjang jalan itu, belum ada satu pun instansi pemerintah yang datang dan memperbaiki.

"Belum ada sama sekali, saya tinggal di sini sudah lama tapi belum ada perbaikan dari pemerintah, terakhir ya tahun 1984 setahu saya," katanya ditemui di lokasi, Senin (3/4/2023).

 

Warga, kata dia, sering menyebut jalan rusak dan berlubang itu sebagai Jalan Saketi.

Dedeh mengungkapkan, tidak jarang bila suami atau warga setempat yang kerap memperbaiki jalan tersebut menggunakan bebatuan kecil atau tanah yang diambil dari lokasi lain.

"Malah sama suami saya sering nyaeur jalan. Kadang suami saya yang suka bawa mobil proyek terus nutupi hampir disepanjang jalan pake brangkal biar enggak terlalu parah saja," terangnya.

Baca juga: Jalan Rusak Tak Bisa Dilalui Ambulans, Jenazah Warga Pinrang Ditandu ke Rumah Duka

Jalan itu merupakan jalan alternatif apabila di wilayah Rancamanyar mengalami macet, baik di pagi hari atau sore hari.

"Kalau lagi macet pasti pada motong ke sini, jadi hidup ini jalan bukannya jalan mati," ungkapnya.

Sementara Ajun Hamzah (43) salah seorang warga menjelaskan pemasangan banner berisi tulisan protes dan sindiran itu sudah di pasang warga sejak bulan Maret.

Warga sengaja memasang tulisan-tulisan itu, lantaran kesal belum diperbaiki.

Bahkan, hingga saat ini pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Bandung atau pemerintah Desa belum sama sekali memperbaiki jalan itu.

"Kalau menyampaikan ya sudah sering tapi ini bentuk kekesalan kami saja, sejak seminggu yang lalu juga sudah di pasang," terangnya.

Baca juga: Pemkab Ende Janji Segera Perbaiki Ruas Jalan Rusak di Trans Utara Flores

Tidak hanya sering menyebabkan orang jatuh atau kesulitan mengakses jalan itu.

Ajun menyebut, saat musim penghujan kondisi jalan yang berlumpur tersebut di perparah dengan luapan Sungai Citarum.

"Iya sering banjir juga di sini, kan ini dekat Sungai Citarum juga. Kadang juga banyak yang jatuh di sini," tutur dia.

 

Hal serupa juga disampaikan Aziz Hidayat (47) warga asli Kampung Cilebak itu mengaku sering menggunakan jalan tersebut.

Pasalnya hanya jalan itu yang akan dilaluinya saat pergi atau pulang bekerja.

Bahkan, soal terpeleset saat berkendaraan, jatuh, atau mengalami ban bocor di sepanjang jalan itu bukan hal aneh.

"Saya juga kadang aneh, masa pertengahan jalan jelek, berlubang lagi, wah kalau soal jatuh dan yang lainnya mah sudah sering," tuturnya.

Baca juga: Pemkab Ende Janji Segera Perbaiki Ruas Jalan Rusak di Trans Utara Flores

Aziz juga merasa heran mengapa pemerintah hingga saat ini tak sedikit pun tergerak untuk memperbaiki jalan itu.

Ditanya soal, pemasangan banner bertuliskan nada protes. Aziz mengaku sangat menyetujui, pasalnya hingga saat ini hanya melalui tulisan itu warga menyuarakan nada protesnya.

"Ya aneh gitu masa dari dulu sampe sekarang belum pernah ada pemerintah yang kesini," kata Aziz.

Aziz mengatakan, pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Bandung atau Bupati Bandung pernah mengunjungi wilayah itu.

Baca juga: Kebut Perbaikan Jalan Rusak di Batang dan Kendal, Ganjar Peringatkan Truk ODOL

Namun, bukan untuk memperbaiki jalan. Bupati Bandung Dadang Supriatna hanya melihat dan berencana akan membangun jembatan di wilayah itu.

"Pernah Bupati Dadang kesini melihat ke jembatan mau ditutup, sekalian mengontrol TPA sekalian sama masyarakat di bilangin jalan rusak. Tapi katanya mau memperbaiki jalan yg y tapi malah mau bikin jembatan layang bukan jalan ini," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanah Longsor Terjang Komplek Pesantren di Sukabumi, Penjaga Keamanan Tewas

Tanah Longsor Terjang Komplek Pesantren di Sukabumi, Penjaga Keamanan Tewas

Bandung
Terjadi Lagi, Truk Tambang Tabrak Warung di Parung Panjang Bogor

Terjadi Lagi, Truk Tambang Tabrak Warung di Parung Panjang Bogor

Bandung
Jalani Tradisi Seba, 1.500 Warga Baduy Datang ke Pemkab Lebak

Jalani Tradisi Seba, 1.500 Warga Baduy Datang ke Pemkab Lebak

Bandung
Memburu 3 Pembunuh Vina

Memburu 3 Pembunuh Vina

Bandung
Angkot Rombongan Pelajar SMPN 4 Cimahi Kecelakaan di Kota Bandung, 3 Siswa Terluka

Angkot Rombongan Pelajar SMPN 4 Cimahi Kecelakaan di Kota Bandung, 3 Siswa Terluka

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Kondisi Bocah yang Depresi Ponselnya Dijual Sang Ibu, Rutin Minum Obat dan Dibelikan HP Baru

Kondisi Bocah yang Depresi Ponselnya Dijual Sang Ibu, Rutin Minum Obat dan Dibelikan HP Baru

Bandung
Menangis, Ayah Pacar Vina: Jangan Buat Kami Lebih Sakit

Menangis, Ayah Pacar Vina: Jangan Buat Kami Lebih Sakit

Bandung
Ayah Pacar Vina Muncul Beri Penjelasan, Sebut 8 Tahun Berusaha Tangkap Para Pembunuh

Ayah Pacar Vina Muncul Beri Penjelasan, Sebut 8 Tahun Berusaha Tangkap Para Pembunuh

Bandung
Bencana Tanah Longsor di Bandung Barat Butuh Percepatan Penanganan

Bencana Tanah Longsor di Bandung Barat Butuh Percepatan Penanganan

Bandung
Nasdem dan Gerindra Sepakat Berkoalisi Dukung Petahana di Pilkada Karawang 2024

Nasdem dan Gerindra Sepakat Berkoalisi Dukung Petahana di Pilkada Karawang 2024

Bandung
3 Pelaku Masih Buron, 8 Pembunuh Vina Bakal Kembali Diperiksa Polisi

3 Pelaku Masih Buron, 8 Pembunuh Vina Bakal Kembali Diperiksa Polisi

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Bandung
Pemkab Majalengka Tanggung Biaya Jaminan Perlindungan Petugas Pilkada 2024

Pemkab Majalengka Tanggung Biaya Jaminan Perlindungan Petugas Pilkada 2024

Bandung
Bima Arya 'Menjemput Takdir' di Kantor DPD Golkar Jabar

Bima Arya "Menjemput Takdir" di Kantor DPD Golkar Jabar

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com