"Kita semua bahu-membahu untuk mencapai target ini," tambahnya.
Sebagai daerah dengan populasi penduduk terbanyak di Indonesia, penurunan stunting akan berdampak signifikan dalam menurunkan prevalensi stunting level nasional.
"Jangan dibiarkan balita kita terlanjur stunting," ujar Setiawan.
Untuk itu, kata Sekda, anak harus diberikan protein hewani, yang mana ini sangat berarti meningkatkan daya tahan balita.
"Bahkan sebelum ibu menikah, itu harus kita cek dulu kalau seumpamanya calon ibu kurang darah harus diberikan Tablet Tambah Darah (TTD) dulu," ucapnya.
Tak hanya itu, angka pernikahan dini pada usia 15-19 tahun pun perlu ditekan sedemikian rupa. Dengan begitu calon ibu melahirkan anak di atas usia 20 tahun, sehingga lebih siap dan dapat mengurangi hal-hal gejala gagal tumbuh.
Berikut prevalensi balita stunting di Jawa Barat berdasarkan kabupaten/kota pada 2022:
• Kab Sumedang: 27,6 persen
• Kab Sukabumi: 27,5 persen
• Kab Bandung Barat: 27,3 persen
• Kab Tasikmalaya: 27,2 persen
• Kab Bandung: 25 persen
• Kab Bogor: 24,9 persen
• Kab Majalengka : 24,3 persen
• Kab Garut: 23,6 persen