Salah satu montir kemudian menawarkan untuk mencoba mengakali perbaikan motor agar bisa cepat selesai sesuai kemampuan keuangan Hadi.
"Terus mekaniknya bilang, 'Ya sudah, saya coba akalin, siapa tahu ada yang nyangkut'. Pas saya bilang iya, empat mekanik langsung ngegeruduk (ngepung) saya dan kaget kita, kenapa satu motor ini ditangani empat orang. Ada yang buka ini, buka itu, jadi enggak beraturan perbaikannya," ungkapnya.
Hadi dan istrinya merasa tidak nyaman dengan tindakan para montir serta pemilik bengkel tersebut.
Hadi kemudian dihampiri oleh dua mekanik dan satu lagi memantau duduk di bangku bersama bos bengkel berinisial H.
Pihak bengkel menyebut motor harus dibongkar untuk mengecek sparepart mana saja diperbaiki dan yang perlu diganti baru.
"Karena dia bilang mau diakalin, ya saya sepakat aja lah. Saya bilang yang penting bisa jalan aja dulu. Kan saya kira diakalin itu enggak dibongkar, enggak sampai seluruhnya rusak. Pas posisi dibawa ke bengkel itu kan masih bisa jalan, setop kontak masih nyala, disela juga masih nyala," ujarnya.
Hadi dan istrinya begitu terkejut saat diberi nota biaya jasa servis Rp 2,7 juta.
Ia tak terima sehingga sempat terjadi cekcok dengan para montir serta pemilik bengkel.
Hadi kemudian menyuruh montir tersebut untuk memasang kembali motor yang sudah dibongkar itu. Namun, dia kembali dikenai biaya Rp 450.000.
Hadi merasa keberatan atas biaya tersebut dan menawarnya seharga Rp 100.000.
"Saya mohon-mohon, ngemis-ngemis untuk kurangi biayanya. Sempat turun jadi Rp 2,2 juta, tapi saya enggak sanggup. Akhirnya ya adu argumen. Ya sudah dalam keadaan emosi saya minta pasang balik. Saya bilang enggak sanggup bayar harga segitu. Pasang balik aja. Si kasir bilang kena biaya lagi, saya kaget lagi. Saya nego Rp 100.000 aja. Dia enggak mau, masih ngotot aja," bebernya.
Karena tak ada titik temu, Hadi dan istrinya menyewa mobil pikap untuk mengangkut motor Honda Genio miliknya itu untuk dibawa pulang.
Hadi hanya memberikan uang sebesar Rp 15.000.
"Keadaan motor sudah diangkut pikap, saya dipanggil lagi ke kasir dimintai biaya Rp 200.000. Padahal motor sudah tidak berbentuk. Kalau dia bilang bisa dipasang lagi dengan harga 200.000, itu saya bakal bayar dan enggak bakal saya bayar Rp 15.000. Ini kita udah mohon mohon aja mukanya mereka masih melecehkan gitu," ucapnya
Kini, kondisi motornya sudah kembali normal setelah diperbaiki oleh bengkel lain.
Hasilnya, biaya tak sampai Rp 1 juta dan motor sudah bisa kembali dihidupkan.
"Motor sudah hidup, tinggal dipasang baut-bautnya aja. Kan keadaannya waktu dibawa sudah amburadul, jadi baut-bautnya hilang," jelas Hadi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.