Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pedagang Pasar Sehat Cileunyi, Sulit Dapat Pembeli Baru karena Sampah Menggunung

Kompas.com - 15/05/2023, 15:33 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Untuk dapat menggait pelanggan baru, ia dan pemilik tiga kios lainnya memberikan batu pavling block berbentuk persegi panjang yang berjumlah lebih dari satu yang nantinya dipergunakan pembeli untuk berjalan menuju kios mereka.

Tak hanya itu, tulisan bernada peringatan seperti "Hati-hati Saat Melangkah" serta "Awas Kepala Kejedot" ditulisnya menggunakan sepidol di atas kardus yang dipasangnya di tembok-tembok kios.

"Jadi sebetulnya pedagang, pembeli juga sudah bosan harus bagaiamana, karena terus aja kaya gini," terangnya.

Baca juga: Namanya Pasar Sehat Cileunyi, tapi Joroknya Minta Ampun

Menurutnya, para petugas pengelola pasar sudah kerap menyetorkan iuran ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung. 

Saat ditanyai, soal pengangkutan sampah oleh para pedagang termasuk dia kepada para petugas.

Hidayat hanya mendapatkan jawaban bahwa sampah bukan lagi kewenangan pihak pengelola sampah.

"Kata petugas udah sering bayar iuran ke Dinas Lingkungan Hidup, terus kata petugas di depan ini sudah bukan tugasnya tapi tugas Dinas, karena yang bertugas saat ini hanya perwakilan saja," jelasnya.

Para pedagang di Pasar Sehat Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat kesulitan mendapatkan pembeli lantaran sampah yang menggunung di Pasar Sehat Cileunyi, hal tersebut dialami Hidayat (24) yang kios dagangannya behadap-hadapan dengan gunungan sampah tersebut.KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Para pedagang di Pasar Sehat Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat kesulitan mendapatkan pembeli lantaran sampah yang menggunung di Pasar Sehat Cileunyi, hal tersebut dialami Hidayat (24) yang kios dagangannya behadap-hadapan dengan gunungan sampah tersebut.

Ia mengaku ditarik retribusi kebersihan sebesar Rp 5.000, sedangkan kios yang berada di seberangnya ditarik retribusi dengan harga Rp 10.000.

Meski begitu, saat ini sudah tiga bulan, beberapa kios yang terdampak sudah tidak ditarik retribusi oleh pengelola pasar.

"Jangankan ke kita petugas juga enggak mau ketemu kita, saya paling nanya ke tukang sapu, atau ngobrol sama yang narikin sampah, kalau mau tahu perkembangannya," terang dia.

Baca juga: Gunungan Sampah di Pasar Sehat Cileunyi, Pedagang: Kami Saja Terganggu, Apalagi Pembeli

Informasi terakhir, kata Hidayat, soal pengelolaan sampah di Pasar Sehat Cileunyi, bakal dipindahtangankan.

"Terus kemarin katanya mau dipindahin tanggung jawabnya, tapi saya enggak tahu ke siapa dan teknisnya seperti apa," tutur dia.

Hidayat membenarkan jika yang membuang sampah di Pasar Sehat Cieleunyi bukan hanya pedagang, tapi ada juga warga sekitar atau pembeli.

"Sampah warga sekitar juga, kebanyakan pada buang di sini, karena mereka tahu kalau pagi enggak boleh ke sininya pagi atau malem," beber dia.

Ia berharap, pengelolaan sampah yang bertahun-tahun di Pasar Sehat Cileunyi itu bisa terselesaikan dengan baik.

"Mudah-mudahan, segera terselesaikan, atau paling tidak ada alternatif dan solusi terkait sampah di sini," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wisata Sejarah Pendopo Kota Bandung: Syarat, Cara Daftar, dan Jam Buka

Wisata Sejarah Pendopo Kota Bandung: Syarat, Cara Daftar, dan Jam Buka

Bandung
Kecelakaan di Subang, Kru Sempat Perbaiki Bus Beberapa Saat Sebelum Insiden Maut

Kecelakaan di Subang, Kru Sempat Perbaiki Bus Beberapa Saat Sebelum Insiden Maut

Bandung
Polisi Sebut Tidak Ada Jejak Rem dalam Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Polisi Sebut Tidak Ada Jejak Rem dalam Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Detik-detik Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana di Subang, Penumpang Teriak 'Allahu Akbar'

Detik-detik Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana di Subang, Penumpang Teriak "Allahu Akbar"

Bandung
Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Muslim: Saya Tanya Tiga Kali, Aman atau Tidak?

Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Muslim: Saya Tanya Tiga Kali, Aman atau Tidak?

Bandung
Diduga Mabuk, Pria Asal Cileunyi Tewas Tenggelam di Sumur

Diduga Mabuk, Pria Asal Cileunyi Tewas Tenggelam di Sumur

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Sederet Fakta Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang

Sederet Fakta Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang

Bandung
Pemkab Subang Siapkan 30 Ambulans untuk Antar-Jemput Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Pemkab Subang Siapkan 30 Ambulans untuk Antar-Jemput Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Bandung
Sopir Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang Kecelakaan di Subang Masih Dirawat

Sopir Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang Kecelakaan di Subang Masih Dirawat

Bandung
Identitas 11 Korban Tewas Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Identitas 11 Korban Tewas Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Kesaksian Sopir Bus Maut di Subang, Hilang Kendali Saat Rem Tak Berfungsi

Kesaksian Sopir Bus Maut di Subang, Hilang Kendali Saat Rem Tak Berfungsi

Bandung
Biaya Pengobatan Korban Kecelakaan Bus di Subang Ditanggung Pemerintah

Biaya Pengobatan Korban Kecelakaan Bus di Subang Ditanggung Pemerintah

Bandung
Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Kecelakaan Bus di Subang, 1 dari 11 Korban Tewas Diserahkan ke Keluarga

Kecelakaan Bus di Subang, 1 dari 11 Korban Tewas Diserahkan ke Keluarga

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com