KOMPAS.com - Tumpukan sampah yang menggunung dan memanjang di belakang Pasar Sehat Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat membuat resah para pedagang.
Gunungan sampah yang kian hari makin tinggi itu menimbulkan aroma busuk yang menyengat, bahkan beberapa meter dari pintu masuk pasar.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lapangan, tumpukan sampah yang berada di belakang pasar dari berbagai jenis, mulai dari barang bekas, sayuran, plastik, hingga kasur menumpuk jadi satu.
Sampah memanjang hingga 20 meter dengan tinggi mencapai 5 meter.
Baca juga: Sampah Seketika Lenyap Saat Jokowi Datang ke Pasar Baleendah, Kini Kembali Menggunung
Akibatnya, lalat serta belatung menambah kesan kotor pasar yang menggunakan kata "Sehat" ini.
Untuk membatasi gunung sampah agar tidak meluas sampai ke bagian pasar lainnya, petugas dan para pedagang memasang plang pembatas.
Ahmad Mustofa (32), salah seorang pedagang sembako di Pasar Sehat Cileunyi, mengungkapkan, tumpukan sampah tersebut sudah menjadi persoalan sejak lama.
Keterlambatan pengangkutan sampah sudah bukan hal aneh. Misalnya saja, sampah yang menggunung saat ini belum diangkut sejak beberapa minggu sebelum Lebaran.
"Kalau soal itu masalah lama. Ini saja belum diangkut. Kalau kita para pedagang pasti terganggu, apalagi kalau pembeli," katanya saat ditemui di Pasar Sehat Cileunyi, Rabu (3/5/2023).
Ahmad mengatakan, ketika memasuki siang hari, para pedagang yang berlokasi di dekat gunungan sampah mulai tutup.
Bukan karena tak ada pembeli, melainkan lantaran serbuan lalat hijau dari sampah yang menumpuk.
"Kasihan yang di belakang, suka tutup sebelum waktunya karena kalau sampahnya kena panas, pasti sudah itu belatung sama lalat hijau nyamperin, naik sampai ke kios atau ke lantai. Ya, pasti dikeluhkan sama pedagang dan pembeli," ujar dia.
Ia membenarkan bahwa sampah yang berada di belakang pasar itu bukan hanya datang dari pedagang, melainkan juga para pembeli yang notabene bukan warga Cileunyi.
Ahmad menyebutkan, terkadang para pembeli tak jadi membeli di kiosnya lantaran bau menyengat yang disebabkan sampah.
"Kalau sampai omzet turun sih enggak, cuma saya sebagai pedagang merasa enggak nyaman aja makin ke sini," ungkapnya.
Baca juga: Namanya Pasar Sehat Cileunyi, tapi Joroknya Minta Ampun