Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meriahnya Tradisi Mapag Sri Cirebon, Keliling Bawa Padi dan Palawija Bentuk Syukur Masyarakat Agraris

Kompas.com - 17/05/2023, 16:07 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Reni Susanti

Tim Redaksi

 

CIREBON, KOMPAS.com – Sejumlah masyarakat Desa Pangkalan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menggelar tradisi "Mapag Sri".

Mereka menggotong padi serta berbagai macam hasil panen palawija, dengan cara diarak keliling kampung.

Tua, muda, remaja, hingga anak-anak tumpah ruah berbahagia memenuhi jalan kampung Desa Pangkalan sepanjang hari. Mapag Sri merupakan ungkapan syukur atas hasil panen kali ini yang berlimpah ruah, dan utamanya Indonesia telah pulih dari Covid-19.

Baca juga: Kritik dan Sindir Jalan Rusak, Warga Cirebon Pasang Spanduk Wisata Jeglogan Sewu

Dengan pakaian adat, sejumlah perangkat Desa Pangkalan memadati ruang utama balai desa, Minggu (14/5/2023) siang. Mereka menggotong satu tandu yang berisi padi hasil panen di tahun ini.

Mereka kemudian bergerak menuju tiap batas desa, yakni Desa Bakung Kecamatan Jamblang di sisi barat, Desa Cangkring Kecamatan Plered, di Sisi Selatan, serta Desa Buyut Kecamatan Gunung Jati, di sisi timur.

Baca juga: Jalan Rusak di Cirebon Tak Kunjung Diperbaiki, Warga: Pak Jokowi Tolong ke Sini

Tak hanya padi, warga juga membawa berbagai macam hasil panen palawija dari kebun masing-masing.

Sejumlah warga Desa Pangkalan Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon Jawa Barat menggelar tradisi Mapag Sri Minggu (14/5/2023). Mereka mengarak hasil panen bumi keliling desa sebagai ungkapan syukur.MUHAMAD SYAHRI ROMDHON Sejumlah warga Desa Pangkalan Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon Jawa Barat menggelar tradisi Mapag Sri Minggu (14/5/2023). Mereka mengarak hasil panen bumi keliling desa sebagai ungkapan syukur.

 

Kompas.com menyaksikan beberapa hasil panen, di antaranya pisang, kelapa, singkong, ubi, tebu, waluh, dan berbagai macam lainnya.

Padi serta palawija itu diangkat di atas tandu yang unik. Pasalnya, tandu itu juga membawa sepasang muda-mudi yang didandani bak raja dan ratu masa silam.

Mereka dikalungi uang yang diikatkan dengan tali, yang menyimbolkan makna kesejahteraan dan kesuburan.

Suasana tampak meriah dengan berbagai macam replika raksasa yang mengiringi rombongan padi dan palawija. Mereka juga terus memainkan musik khas Cirebon sebagai pengiring kebahagiaan.

Arak-arakan Mapag Sri merupakan tradisi turun temurun yang digelar tiap tahun di Desa Pangkalan.

Hebatnya, acara ini tak hanya diikuti para petani, melainkan seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali.

Pasalnya warga melibatkan anak-anak mereka untuk berpatisipasi. Anak-anak ini ikut serta menggotong arak-arakan, menaiki arak-arak, hingga memainkan piano atau musik, serta lainnya.

Mereka terlibat aktif lantaran diharapkan menjadi generasi penerus tradisi di waktu mendatang. Orangtua mereka, meski sudah menua dan sebagian renta, masih turut serta dengan suka cita.

Salah satunya Nemi, seorang ibu rumah tangga yang sudah berusia sekitar 45 tahun. Dia rela didandani menjadi petani angon sapi, kerbau, dan kambing untuk berpartisipasi. Dia mengaku sangat bahagia, karena acara ini yang ditunggu-tunggu selama satu tahun sekali.

“Saya sebagai iring-iringan petani atau penganon kerbau, sapi, dan kambing. Kemauan saya sendiri didandani seperti ini, satu tahun sekali kan. Bahagia, seneng, seneng sekali,” kata Nemi saat ditemui Kompas.com di tengah kemeriahan.

Kepala Desa Pangkalan Iman, menyampaikan, tradisi Tradisi Mapag Sri merupakan ungkapan syukur masyarakat agraris setempat. Padi, pisang, kelapa, singkong, ubi dan lainya turut diarak keliling desa bersama ratusan bahkan ribuan warga.

Arak-arakan ini sebagai ungkapan atau simbol kebahagiaan masyarakat yang telah menyambut datangnya masa panen.

Terlebih di saat bersamaan, Iman menyebut, sebagian besar masyarakat Desa Pangkalan berprofesi sebagai petani padi dan juga palawija. 

“Acara Mapag Sri itu ungkapan syukur petani dan masyarat Desa Pangkalan terhadap masa panen kali ini. Antusiasmenya sangat tinggi, dari anak-anak sampai orangtua dan juga dewasa. Mayoritas warga di sini sebagai petani,” kata Iman saat ditemui Kompas.com di balaidesa Pangkalan, Minggu (14/5/2023). 

Tradisi yang sudah berlangsung selama puluhan hingga ratusan tahun diikuti seluruh kalangan.

Warga menyambut tradisi Mapag Sri ini dengan penuh suka cita lantaran sempat tertahan dan tidak diselenggarakan tiga tahun selama pandemi covid-19.

Iman beserta seluruh warga, khususnya para petani padi dan juga kebun, berharap agar pelaksanaan panen raya pada tahun ini memberikan hasil yang melimpah untuk meningkatkan kesejahteraan para petani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Bandung
Suami Pelaku Mutilasi Istri di Ciamis Sempat Tanyakan Keadaan Korban, Kini Diperiksa di RSJ Cisarua

Suami Pelaku Mutilasi Istri di Ciamis Sempat Tanyakan Keadaan Korban, Kini Diperiksa di RSJ Cisarua

Bandung
Kronologi Terungkapnya Identitas Jasad Mengambang di Cirebon

Kronologi Terungkapnya Identitas Jasad Mengambang di Cirebon

Bandung
 Video Viral Begal Bersenjata Beraksi Siang Bolong di Cimahi

Video Viral Begal Bersenjata Beraksi Siang Bolong di Cimahi

Bandung
Tarsum Dikirim ke RSJ Cisarua Bandung, Sempat Tanya Istrinya di Mana

Tarsum Dikirim ke RSJ Cisarua Bandung, Sempat Tanya Istrinya di Mana

Bandung
Indah Meninggal Tak Wajar, Keluarga Terpukul: Jangan Dibunuh Keponakanku

Indah Meninggal Tak Wajar, Keluarga Terpukul: Jangan Dibunuh Keponakanku

Bandung
Selesai Jalani Hukuman, WN China Terlibat Kasus Narkoba Dideportasi

Selesai Jalani Hukuman, WN China Terlibat Kasus Narkoba Dideportasi

Bandung
Kades Se-Jawa Barat Doakan Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar

Kades Se-Jawa Barat Doakan Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar

Bandung
Jabatannya Dipertaruhkan, Kadisdik Jabar Jamin PPDB 2024 Bebas Kecurangan

Jabatannya Dipertaruhkan, Kadisdik Jabar Jamin PPDB 2024 Bebas Kecurangan

Bandung
Jelang Pilkada Sumedang 2024, Politisi PPP-PDI-P Saling Lempar Pujian

Jelang Pilkada Sumedang 2024, Politisi PPP-PDI-P Saling Lempar Pujian

Bandung
Serang Petugas SPBU dengan Sajam, Anggota Geng di Bogor Ditangkap

Serang Petugas SPBU dengan Sajam, Anggota Geng di Bogor Ditangkap

Bandung
Pj Gubernur Jabar Minta Orangtua Siswa Laporkan Kecurangan PPDB 2024

Pj Gubernur Jabar Minta Orangtua Siswa Laporkan Kecurangan PPDB 2024

Bandung
10 Tahun Menanti, 2 Jemaah Haji Asal Bandung Barat Meninggal Dunia Sebelum Berangkat

10 Tahun Menanti, 2 Jemaah Haji Asal Bandung Barat Meninggal Dunia Sebelum Berangkat

Bandung
Jika PPDB 2024 Curang, Pj Gubernur Jabar: Kadisdik Diminta Mundur

Jika PPDB 2024 Curang, Pj Gubernur Jabar: Kadisdik Diminta Mundur

Bandung
Ditolak Rujuk, Mantan Suami Bakar Mobil dan Rumah Mantan Istri

Ditolak Rujuk, Mantan Suami Bakar Mobil dan Rumah Mantan Istri

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com