Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah Sampah Tak Kunjung Usai, Pedagang Pasar Sehat Cileunyi Minta Jokowi Hadir

Kompas.com - 17/05/2023, 17:50 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Para pedagang Pasar Sehat Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, berharap Presiden Jokowi bisa datang ke pasar mereka agar persoalan sampah di sana segera selesai. 

Pasalnya, sampah di Pasar Sehat Cileunyi sudah lama tak diangkut Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bandung. 

 

"Ya kalau enggak secepatnya ditindak apa boleh buat, penting beliau (Presiden) datang ke sini," ujar Dani Abdulgani (34), pedagang Pasar Sehat Cileunyi, Rabu (17/5/2023).

Baca juga: Sampah Tak Kunjung Diangkut, Pasar Sehat Cileunyi Makin Jorok dan Mulai Ditinggal Pedagang

Ia menyebut, kehadiran Jokowi setidaknya bisa membuat para pedagang dan pembeli nyaman.

"Seperti di Pasar Baleendah waktu datang Pak Jokowi, selesai kan sampai ke sampah-sampahnya," tutur dia.

Persoalan sampah yang menggunung di Pasar Sehat Cileunyi, tutur Dani, bukan hanya berpengaruh pada kenyamanan pedagang dan pembeli.

Baca juga: Cerita Pedagang Pasar Sehat Cileunyi, Sulit Dapat Pembeli Baru karena Sampah Menggunung

Namun, juga sangat berpengaruh kepada omzet dan pendapatan yang didapatkan para pedagang.

"Otomatis menurun, ya bisa dikatakan enggak dapet penghasilan. Karena ngaruh banget, sampah bisa sampai kios-kios pedagang," ujarnya.

Dani membenarkan, sampah di Pasar Sehat Cileunyi tidak hanya datang dari para pedagang. Warga sekitar dan pembeli juga ikut membuang sampah di sana hingga semakin menggunung.

"Setahu saya, campur ada dari pembeli ada dari pedagang ada dari warga juga, padahal ini bukan Tempat Pembuangan Sementara (TPS)," jelasnya.

Keinginan serupa juga disampaikan pedagang lainnya, Enda (33). Ia mengaku sangat menunggu kehadiran pejabat publik terutama Presiden Jokowi.

"Saya pribadi nunggu banget, mudah-mudahan kalau diinformasikan kaya gini bisa terbaca," kata Enda.

Sebab persoalan sampah ini membuat pedagang meninggalkan kiosnya, terutama pedagang daging. Mereka terdampak gunungan sampah. 

"Udah banyak yang pindah, ada yang tutup, ada yang pindah ke depan karena jijik dan kehilangan pembeli," ucap dia.

Keduanya mengaku masih ditarik retribusi Rp 5.000, padahal keduanya terdampak gunung sampah itu. Mereka bertanya-tanya kenapa persoalan sampah tak dibereskan. 

"Sampai hari ini masih ditarik, padahal kita terdampak, aneh sekali, kami harus minta penyelesaian ke siapa," ujar Enda.

Pantauan Kompas.com, sampah tersebut makin menggunung. Panjang gunungan sampah bertambah panjang menjadi 30 meter dengan tinggi 2 meter, dan membentuk letter L. 

Sampah tersebut sudah mengitari lapak (tepat) milik para pedagang yang berada di dalam bangunan doom Pasar Sehat Cileunyi. 

Tak hanya itu, sampah juga sudah menempel di jendela lapak para pedagang. Pada beberapa bagian, sampah terlihat masuk dan menutupi sebagian lorong-lorong menuju lapak.

Gunung sampah yang membentuk leter L itu, mengitari los penjual daging. Akibatnya, banyak lapak yang ditinggalkan para pedagang. Mereka memilih pindah ke lapak di depan pasar.

Sebelumnya, warga Pasar Sehat Cileunyi, sempat memasang sebuah tulisan larangan membuang sampah dengan nada cukup keras.

"Kanggo sementara, teu kenging miceun runtah kadieu..G*b**k bau.. (untuk sementara, tidak boleh membuang sampah ke sini.. G*b**k bau.."

Tulisan itu sempat dipasang tepat di depan gunung sampah di Pasar Sehat Cileunyi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Begal Payudara di Bandung Serahkan Diri Usai Cabuli Pelajar

Begal Payudara di Bandung Serahkan Diri Usai Cabuli Pelajar

Bandung
Pemuda di Sukabumi Bunuh Sang Ibu, Tidur di Dekat Jasad Korban lalu Temui Tetangga Sambil Bawa Uang

Pemuda di Sukabumi Bunuh Sang Ibu, Tidur di Dekat Jasad Korban lalu Temui Tetangga Sambil Bawa Uang

Bandung
Polisi Ungkap Jejak Kasus Vina hingga Perburuan 3 Tersangka DPO

Polisi Ungkap Jejak Kasus Vina hingga Perburuan 3 Tersangka DPO

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Keluarga Vina Didatangi 2 Pria Misterius Sebelum Film Tayang, Takut Kasusnya Kembali Ramai

Keluarga Vina Didatangi 2 Pria Misterius Sebelum Film Tayang, Takut Kasusnya Kembali Ramai

Bandung
'Kernet Bilang Rem Blong, Kami Panik, Istigfar, Terus Bus Terguling'

"Kernet Bilang Rem Blong, Kami Panik, Istigfar, Terus Bus Terguling"

Bandung
Usai Bunuh Ibunya, Pemuda di Sukabumi Tidur Dekat Jasad Korban

Usai Bunuh Ibunya, Pemuda di Sukabumi Tidur Dekat Jasad Korban

Bandung
Polisi Minta Masyarakat Bedakan Fiksi dan Fakta di Film Vina: Sebelum 7 Hari

Polisi Minta Masyarakat Bedakan Fiksi dan Fakta di Film Vina: Sebelum 7 Hari

Bandung
Sodomi Belasan Anak, 2 Remaja di Karawang Ditangkap

Sodomi Belasan Anak, 2 Remaja di Karawang Ditangkap

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Wisata Sejarah Gedung Pakuan: Cara Reservasi Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik

Wisata Sejarah Gedung Pakuan: Cara Reservasi Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik

Bandung
Ini yang Bikin Polisi Tak Mampu Tangkap 3 Pembunuh Vina Cirebon

Ini yang Bikin Polisi Tak Mampu Tangkap 3 Pembunuh Vina Cirebon

Bandung
Pemprov Jabar Ingin Turunkan Harga Avtur di Bandara Kertajati

Pemprov Jabar Ingin Turunkan Harga Avtur di Bandara Kertajati

Bandung
Pemuda di Sukabumi Ditangkap Usai Bunuh Ibu Kandung, Polisi Dalami Motif Pelaku

Pemuda di Sukabumi Ditangkap Usai Bunuh Ibu Kandung, Polisi Dalami Motif Pelaku

Bandung
7 Rumah di Bandung Barat Porak Poranda Diterjang Longsor

7 Rumah di Bandung Barat Porak Poranda Diterjang Longsor

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com