Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Sesal Ibu Rumah Tangga Penyalur TKI Ilegal, Kirim Tetangga ke Irak

Kompas.com - 09/06/2023, 16:38 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

 

Namun, kenyataannya korban justru diberangkatkan ke Irbil, Irak, yang sedang berkonflik dan kawasan perang.

Bahkan, selama berada di Irak, korban dipindah-pindah ke tempat lain dengan tanpa dibayar sepeser pun dari gaji yang dijanjikan perbulan.

“Korban ini dipekerjakan di Irak, tepatnya di Kota Irbil, korban dipekerjakan berpindah-pindah tempat. Dari pekerjaan yang dilakukan, korban tidak mendapatkan penghasilan, sehingga dalam proses penyelidikan, kita temukan unprosedur dan penempatan di Middle East (Timur Tengah),” kata Arif dalam gelar perkara.

Baca juga: Rekrut 5 TKI Ilegal, Seorang Calo di NTT Ditangkap dan Ditetapkan Tersangka

LV disebut merekrut dan mengirimkan korban. Dari aksi penyaluran ilegal ini, dia mendapatkan imbalan dari tersangka lain sebesar Rp 4.750.000.

Nita Nur Azizah, korban yang merupakan tetangga pelaku TPPO, mengungkapkan kisah yang menimpanya.

Saat itu, dirinya mengaku tidak mengetahui kalau dirinya akan diberangkatkan secara illegal.

“Saya enggak pernah tahu kalau diberangkatkan secara ilegal. Kalau tahu, enggak mungkin saya mau, membahayakan. Karena saya diiming-iming uang Rp 10 juta itu, manusiawi, saya butuh untuk keluarga. Ternyata kenyataannya saya hanya dikasih Rp 500.000, karena dipotong paspor, medical, dan lain-lain,” ungkap Nita di tengah gelar perkara.

Nita berangkat ke Jakarta pada September 2019  untuk diberangkatkan ke Arab Saudi.

Namun, saat di Bandara, dia mendapatkan tiket ke Doha, Qatar, yang katanya hanya untuk transit. Tiba-tiba, dari Doha, langsung ke erbil, Irak.

“Dari Jakarta saya mau ke Saudi Arabia. Setelah di Jakarta, saya dapat tiket ke Doha untuk transit lalu ke Erbil, Irak. Saya kaget. Enggak dikasih tahu sebelumnya. Karena awal mulanya mau ke Saudi. Setelah sampai di situ, enggak sesuai dengan perjanjian kontraknya. Saya dipekerjakan dari jam 5 pagi, sampai jam 2 pagi,” tambahnya.

Baca juga: Polresta Cirebon Tangkap 4 Sindikat Pelaku TPPO ke Suriah dan Irak

Dia mengungkapkan, dalam satu hari hanya mendapat istirahat tiga jam setelah seharian bekerja.

Nita juga mengaku dipukul, tidak diberi makan selama tiga minggu, dan disekap dalam satu ruangan. Tidurnya juga di dalam toilet majikan.

Dia merasa tersiksa dan meminta untuk dapat segera dipulangkan.

Namun, permintaannya tidak dianggap, justru semua barangnya ditahan, gaji juga tidak dibayarkan sama sekali.

Dia terus berusaha menghubungi perangkat Desa Babakan hingga akhirnya diperjuangkan untuk dapat pulang ke Indonesia.

“Saya minta tolong perangkat desa babakan, dibantu pulang oleh Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), akhirnya diproses juga oleh pihak Polresta Cirebon,” kata Nita.

Nita tiba di Indonesia pada Mei 2020, setelah berada di Irak selama sekitar enam bulan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Geger Video Seks Pelajar Cianjur, Pihak Sekolah Sebut Kasus Lama

Geger Video Seks Pelajar Cianjur, Pihak Sekolah Sebut Kasus Lama

Bandung
Sidang Praperadilan Pembunuhan Subang, Alasan Penetapan Tersangka Dipertanyakan

Sidang Praperadilan Pembunuhan Subang, Alasan Penetapan Tersangka Dipertanyakan

Bandung
Mayat Wanita dengan Leher Terjerat Tali Ditemukan di Sungai Citarum Bandung Barat

Mayat Wanita dengan Leher Terjerat Tali Ditemukan di Sungai Citarum Bandung Barat

Bandung
Guru Ngaji Diduga Cabuli 10 Muridnya di Purwakarta, Warga Geram lalu Rusak Rumah Pelaku

Guru Ngaji Diduga Cabuli 10 Muridnya di Purwakarta, Warga Geram lalu Rusak Rumah Pelaku

Bandung
Prakiraan Cuaca di Bandung Hari Ini, 11 Desember 2023: Berawan hingga Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca di Bandung Hari Ini, 11 Desember 2023: Berawan hingga Hujan Sedang

Bandung
Bahas Program Makan Siang Gratis, Gibran: Ini Gagasan Konkret, Bukan Retorika

Bahas Program Makan Siang Gratis, Gibran: Ini Gagasan Konkret, Bukan Retorika

Bandung
Cara Pemkot Bandung Atasi Jeratan Rentenir

Cara Pemkot Bandung Atasi Jeratan Rentenir

Bandung
Dua Petani di Sumedang Tewas Tersambar Petir saat Berteduh

Dua Petani di Sumedang Tewas Tersambar Petir saat Berteduh

Bandung
Pesan Gibran di Karawang: Kalau Ada Serangan Jangan Dibalas

Pesan Gibran di Karawang: Kalau Ada Serangan Jangan Dibalas

Bandung
Akhir Kasus Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur, Mempelai Wanita Pilih Pisah dengan 'Suami'

Akhir Kasus Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur, Mempelai Wanita Pilih Pisah dengan "Suami"

Bandung
Cerita Kepala KUA Dijanjikan “Sesuatu” jika Bersedia Nikahkan Pasangan Sesama Jenis di Cianjur

Cerita Kepala KUA Dijanjikan “Sesuatu” jika Bersedia Nikahkan Pasangan Sesama Jenis di Cianjur

Bandung
Komitmen Berantas Korupsi, Mahfud MD: Kami Peluru Tak Terkendali

Komitmen Berantas Korupsi, Mahfud MD: Kami Peluru Tak Terkendali

Bandung
Didapuk Jadi Warga Kehormatan Sunda, Mahfud MD Dapat Sapaan Uwak

Didapuk Jadi Warga Kehormatan Sunda, Mahfud MD Dapat Sapaan Uwak

Bandung
Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur Diadakan secara Siri Setelah Ditolak KUA

Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur Diadakan secara Siri Setelah Ditolak KUA

Bandung
Mahfud Sebut Indeks Korupsi Indonesia Turun gara-gara Revisi UU KPK

Mahfud Sebut Indeks Korupsi Indonesia Turun gara-gara Revisi UU KPK

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com