Sementara sang Ibu mengaku semangat putra keduanya sangat luar biasa untuk menjadi seorang anggota polri.
Fitri mengatakan, Zidan tidak pernah malu meski ayahnya hanya seorang kuli bangunan dengan penghasilan yang pas-pasan.
Bahkan, rasa optimisme Zidan kerap diucapkan dan dijanjikan kepada Ibunya, mana kala ada cemoohan tentang keinginan dirinya.
"Saya sempat down, tapi alhamdulilah anak saya yakin, 'Nanti sama Dede buktikan..'," setiap kali saya keluar dan ada yang meremehkan dia pasti bilang seperti itu. Dia sering bilang, "Kalau ada niat, usaha pasti ada hasil..", ujar Fitri.
Fitriani mengatakan, usai anaknya tak lolos di tahun 2022, Zidan sempat bekerja menjadi seorang pelayan di salah satu kafe.
Upah tiap bulan yang tak seberapa, kata Fitriani, disisihkan untuk membiayai pendaftaran menjadi seorang anggota polisi.
"Bagi ukuran keluarga saya mah uang Rp 2 juta yang dia kumpulkan itu besar, itu kata dia untuk membiayai dia daftar jadi polisi," jelasnya.
Setelah beberapa bulan bekerja di kafe, Zidan memutuskan keluar mengikuti seleksi calon Bintara Polri 2023.
"Tahun ini daftar lagi. Terus ada kabar perekrutan untuk tahun 2023. Kemudian dia resign dari tempat kerjanya untuk daftar polisi," bebernya.
Seperti diketahui, video saat Zidan tengah melakukan ujian tes fisik lari di lapangan SPN ramai di sosial media lantaran sepatu yang dikenakannya sobek serta lusuh pula.
Dalam video tersebut terlihat Zidan yang tengah melakukan pemanasan untuk ujian lari diajak bicara oleh seorang anggota polisi berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP).
Saat diajak berbincang, terlihat sepatu yang dikenakan oleh Zidan ditambal dengan plester berwarna biru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.