Imam menceritakan, belakangan, saat pasien datang ke Puskesmas untuk diperiksa, sering bercerita tentang keinginannya atau menceritakan bisikan-bisikan yang didengarnya.
“Terakhir pasien malah bilang mau menikah,” katanya.
Dihubungi terpisah, Acep Sundjana Zakaria, Kepala Sekolah AL Ghifari Banyuresmi yang dihubungi lewat telepon mengakui AG terdaftar sebagai siswa di sekolahnya.
Bahkan, saat SMP pun AG sekolah di SMP Al Ghifari.
“Iya terdaftar kelas X, tapi anaknya punya kelainan,” katanya.
Baca juga: Soal Ratusan Warga Garut Dicatut Berutang, Polisi Masih Dalami Unsur Pidana
Menurut Acep, meski memiliki kelainan, pihak sekolah tidak pernah mengeluarkan AG dari sekolah.
Namun, memang anak tersebut sudah jarang datang ke sekolah. Selama sekolah pun, anak tersebut menjadi salah satu siswa yang mendapat pembebasan biaya.
“Saya dapat amanat dari pemilik yayasan untuk yang tidak mampu dibantu, dibebaskan biayanya, apalagi anak yatim, tapi kalau untuk bantu kebutuhan sehari-hari, sekolah juga punya keterbatasan,” katanya.
Acep mengungkapkan, sekolahnya sudah pernah berkunjung ke rumah AG.
Sekolah pun memberi banyak keringanan dalam proses belajar mengajar meski terkadang perilakunya juga berbeda.
Acep pun menyesalkan viralnya video tersebut di media sosial hingga pihak sekolah tersudutkan akibat tidak ada konfirmasi ke sekolah soal anak tersebut.
Bahkan, pihak desa dan kecamatan datang ke sekolahnya. Padahal, pihak sekolah tidak pernah mengeluarkan AG.
“Kita juga minta pengawasan juga bersama, kita juga tidak mau siswa lain yang sekolah terganggu,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.