Apa pun persoalannya, bagi Agus, pihaknya mempunyai tugas khusus agar anak-anak itu ke depannya bisa membaca.
"Ayo kita dorong, bantu untuk bisa membaca," tegasnya.
Langkah ke depan yang akan ditempuh sekolah, kata Agus, akan mengelompokan anak sesuai kompetensinya masing-masing.
Baca juga: Ketahuan Tak Bisa Baca, Siswa SMP di Pangandaran Ini Putuskan Keluar Sekolah
Dia mengaku sudah memberi arahan terkait hal itu.
"Tadi sudah berkumpul dengan guru. Ayo dari 32 anak itu kita kelompokan, misalnya ada yang hanya perlu dilancarkan (membaca), kita kelompokan," kata Agus.
Agus menyebutkan, para guru harus semangat, menyediakan waktu, menyediakan perhatian agar anak-anak tersebut ke depannya bisa sama dengan anak-anak yang lain.
"Bagi saya, tiap anak punya bakat, minat, kecerdasan masing-masing," tegasnya.
Ditanya soal anak tersebut mengalami kelainan atau kesulitan dalam membaca, Agus mengatakan, hal itu akan dianalisis lebih lanjut.
Namun demikian, kata dia, jika anak-anak tersebut membutuhkan perhatian khusus, maka pihak sekolah sudah bagus dengan menyediakan pendidikan inklusif bagi anak tersebut.
"Apakah memang betul kebutuhan khusus atau memang motivasi anak dulu kurang atau rendah, atau mungkin metode cara mengajar yang harus diubah. Nanti sedang dipelajari oleh tim Gerakan Literasi Sekolah," jelas Agus.
Baca juga: Puluhan Siswa SMP di Pangandaran Belum Bisa Baca, Guru Ungkap Penyebabnya
Agus juga akan menganalisis latar belakang keluarga anak-anak tersebut.
Bila anak butuh waktu banyak untuk membaca di rumah, maka pihak sekolah mungkin akan berkunjung ke rumah.
"Kita sampaikan kepada keluarga, agar orang tua bisa membantu anak-anak di rumah untuk membaca dan lainnya," katanya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP 1 Mangunjaya, Adi Sumarna tidak menyalahkan pihak manapun terkait ada siswanya yang belum lancar baca tulis.
Yang jelas, kata dia, sekolah ingin memberikan pelayanan serta membantu siswa dalam proses pendidikannya tanpa harus merasa minder karena belum lancar baca tulis.
"Kami ingin mencari solusinya," terang Adi melalui pesan Whatsapp, Jumat sore.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.