BANDUNG, KOMPAS.com - Sampah bekas karnaval arak-arakan memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat dibiarkan berserakan di beberapa titik.
Di jalan Kampung Ciayunan, Desa Cicalengka Wetan misalnya, sampah bambu, banner, triplek, ranting pohon, karung bekas, hingga pernak-pernik lainnya dibiarkan menumpuk di bahu jalan.
Gerobak bekas arak-arakan pun dibiarkan berjejer di pinggir jalan.
Baca juga: Meriahnya Karnaval HUT Ke-78 RI di Pasar Johar Semarang, Cosplay Mbak Ita dan Keliling Pasar
Pemandangan serupa juga terlihat di sepanjang jalan Desa Cikuya. Sampah bambu yang masih berbentuk tank baja atau lainnya dibiarkan menumpuk.
Sementara kondisi di jalan Kapten Sangun, depan SMA Bina Muda Cicalengka, tumpukan sampah bekas karnaval dibiarkan begitu saja.
Selain itu, pantauan di lapangan, sepanjang jalan protokol Cicalengka, terdapat bekas bercak-bercak putih bekas lodong atau meriam bambu.
Tak hanya di jalan protokol saja, di jalan perkampungan juga terlihat bekas meriam bambu.
Utay (49), warga Kampung Ciayunan mengatakan, setiap tahun bekas arak-arakan karnaval Hari Kemerdekaan kerap ditinggalkan peserta di pinggir jalan.
Rata-rata barang yang ditinggalkan di pinggir jalan karena barang karnaval terlalu besar atau rusak.
"Jadi ini bekas kemarin karnaval, rata-rata yang ditinggal di pinggir jalan itu yang rusak rodanya (gerobak)," katanya ditemui Kompas.com, Jumat (18/8/2023).
Baca juga: Pemugaran Stasiun Cicalengka Ditolak, Lebih dari 1.500 Orang Teken Petisinya
Ia juga mengungkapkan, jika bekas arak-arakan tersebut kerap dibersihkan oleh warga yang rumahnya dilintasi oleh rombongan karnaval.
"Jadi beban masyarakat yang di rumahnya di lewati oleh rombongan karnaval," ungkapnya.
Utay menambahkan, peserta karnaval biasanya hanya membawa pulang barang yang masing bermanfaat.
"Barang-barang yang masih bagus, seperti misalnya pisang itu dibawa lagi sama mereka. Kalau barang yang sudah enggak kepake mah ya dibiarkan di pinggir jalan," tambahnya.
Ia mengaku tak merasa keberatan, untuk membersihkan sampah-sampah tersebut karena kegiatan karnaval hanya terjadi setahun sekali.