Adapun lokasi patung itu persis di lahan yang semula akan dijadikan Transit Oriented Development (TOD) Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang batal karena dipindahkan ke Stasiun Padalarang.
"Awalnya patung itu akan berdiri tapi jadi duduk karena terlalu tinggi jadi bisa mengganggu lintasan penerbangan dan menelan biaya lebih besar," ujar Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Bandung Barat, Maman Sulaeman.
Di media sosial pembangunan patung Sukarno raksasa ini menuai polemik.
Sejumlah warganet ada yang menyebut proyek tersebut tidak ada urgensinya.
Seperti yang ditulis mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di akun twitternya @lukmansaifuddin, "Sebagai pengagum Bung Karno dan dengan segala dan sebesar-besarnya takzim saya kepada beliau, saya mempertanyakan urgensi pembangunan patung beliau dengan biaya sebesar itu."
Kemudian ada juga akun @RidhoBudiman16 yang berkata, "Serius tanya, apakah manfaat patung ini untuk rakyat dan masyarakat Bandung?"
Baca juga: Megawati Resmikan Jalan dan Patung Soekarno di Masohi, Maluku Tengah
Ada juga akun @Stevanliu yang mencuit, "Kita hormat dengan pendiri RI tetapi jangan semua dibangun patung, lebih baik uang segitu untuk program kesejahteraan atau pembangunan transportasi publik."
Pakar tata kota dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Denny Zulkaidi, juga mempertanyakan urgensi pembangunan patung raksasa Sukarno.
Menurut dia untuk menjadi Kota Mandiri maka hal pertama yang harus diperhatikan adalah keberadaan lapangan pekerjaan agar menghidupkan kawasan tersebut. Setelah itu, baru membangun perumahan.
"Kalau patung makan biaya, apa manfaatnya? Untuk selfie aja? Saya tidak menganggap patung akan jadi daya tarik utama," jelas Denny Zulkaidi kepada BBC News Indonesia, Jumat (18/08).
"Kalau patung itu salah satu daya tarik mungkin bisa dipertimbangkan. Tapi kalau satu-satunya apa ya orang mau datang? Paling lihat-lihat aja selesai, tidak akan lama menghabiskan waktu di sana."
Sepengetahuannya lokasi bekas perkebunan teh tersebut tadinya bakal dibangun kampus ITB namun batal lantaran tak ada kesepakatan.
Baca juga: Berkunjung ke Kampung Peneleh Surabaya Tempat Kelahiran Presiden Soekarno
Kemudian akan menjadi lokasi TOD Kereta Cepat Jakarta-Bandung, tetapi lagi-lagi batal.
Baginya investor dan Pemkab Bandung Barat harus mencari gagasan baru yang tidak hanya menjual patung raksasa Sukarno untuk menjadi daya tarik Kota Walini Raya.
Semisal membangun universitas, lembaga penelitian, atau hotel.
"Kalau ada itu mungkin akan hidup daripada dibuat patung setinggi itu."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.