Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Bayi Tertukar Tuntut Pertanggungjawaban Korporasi RS Sentosa

Kompas.com - 01/09/2023, 05:48 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Keluarga bayi tertukar di Bogor, Jawa Barat, menuntut pertanggungjawaban korporasi rumah sakit (RS) Sentosa, tempat bayi mereka dilahirkan satu tahun lalu. Pasalnya, pihak rumah sakit hanya melimpahkan kesalahan kepada para perawat dan bidan.

Kuasa Hukum Siti Maulia, Rusdy Ridho menegaskan, pihaknya akan menempuh jalur hukum atas kesalahan Standar Operasional Prosedur (SOP) rumah sakit yang menyebabkan perawat dan bidan lalai saat melayani pasien.

Akibat kelalaian itu, dua bayi yang dilahirkan setahun lalu tertukar dari ibu biologis atau kandungannya.

Baca juga: RS Sentosa Datangi Rumah Ibu Bayi Tertukar Tawarkan Kompensasi tetapi Ditolak

"Kelalaian dari tenaga kesehatan itu tidak bisa dilimpahkan kepada mereka saja. Tapi harus ada pertanggungjawaban dari korporasi rumah sakit," ujar Rusdy saat dihubungi, Kamis (31/8/2023).

Jika dari awal SOP dilakukan dengan benar, kata Rusdy, tidak akan terjadi kelalaian yang menyebabkan dua bayi tertukar.

Adapun SOP yang dilakukan oleh Ibu Siti Maulia (37) atau kliennya selama ini adalah rawat pisah dari bayinya seusai bersalin. Seharusnya, Siti dan bayinya bisa melaksanakan rawat gabung.

Hal itulah yang membuat awal mula gelang dobel atau gelang dengan nama sama terpasang di kedua bayi hingga akhirnya dua bayi laki-laki tertukar.

Dalam PP Nomor 33 Tahun 2012 harus ada rawat gabung ibu dan bayi selama 24 jam.

Kelalaian pelayanan kesehatan sudah seharusnya menjadi tanggung jawab rumah sakit.

Namun, hingga kini, rumah sakit tidak bertanggung jawab dan justru malah melimpahkan kesalahan kepada lima perawat dan bidan. Mereka dinonaktifkan karena terlibat dalam kasus tersebut.

Pemilik RS Sentosa BogorKOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Pemilik RS Sentosa Bogor

"SOP dari rumah sakit ini kan tidak benar, ya ada rawat pisah itu loh. Intinya yang kita laporkan itu korporasinya. Bukan perorangannya. Kalau dari awal rawat gabung, kan gak mungkin bayi bisa tertukar," ungkapnya.

Rusdy membeberkan awal mula peristiwa dua bayi dari pasien atas nama Ibu Siti Maulia dan Ibu Dian terjadi RS Sentosa, Kemang, Kabupaten Bogor.

Baca juga: Hasil Tes DNA Silang, Kedua Bayi di Bogor Dipastikan Tertukar

Pada Senin (18/7/2022) tahun lalu, kliennya melahirkan seorang bayi secara sesar. Saat itu, bayi yang baru lahir dirawat pisah bukan rawat gabung.

Pada Selasa (19/7/2022) atau hari kedua, Ibu Siti baru bertemu bayinya. Namun, bayi itu diambil lagi pada malam berikutnya.

Di saat bersamaan, Ibu Dian juga melahirkan seorang bayi laki-laki. Yang mana, sambung Rusdy, dua bayi laki-laki tersebut tertukar.

"Baru Rabu pagi dikasih lagi. Ngapain terlalu lama. Dipisah kan cuman buat mandi aja, kenapa harus lama-lama.

Dipisahnya itu satu hari full, yang hari kedua, ke hari ketiga itu pagi dikasih sampai malam. Malam diambil lagi, besok pagi baru dikasih lagi," ungkapnya.

"Kan kecuali ada indikasi medis, ya boleh lah dipisah, nah ini kan gak ada indikasi medis. Kalau alasannya Covid-19, ya ibunya kan gak Covid-19 dan saat itu juga diswab dia. Jadi gak ada fasilitas rooming in. Dan itu gak dikasih tau kepada buk Siti," imbuhnya.

Tak berhenti di situ, Siti akhirnya pulang ke rumah pada Rabu (20/7/2022). Saat itu, gelang atau tanda nama pada bayi tersebut berbeda atau tertukar.

Baca juga: Penetapan Tersangka Kasus Bayi Tertukar di Bogor Tunggu Laporan

Kelima perawat dan bidan itu akhirnya datang ke rumah Ibu Siti Maulia. Mereka meminta gelang bayi yang tertukar. Ibu Siti bahkan sempat menanyakan apakah bayi tersebut ikut tertukar.

Namun, para perawat dan bidan itu bilang yang tertukar hanya gelang saja. Pra perawat dan bidan akhirnya mengakui kelalaian setelah ada hasil tes DNA pertama dari Ibu Siti.

"Ibu Siti lahiran Senin, sedangkan Ibu D lahiran Selasa, jadi ketukernya di Rabu pagi sebelum pulang. Berarti kedua-duanya ini dipisah, bukan digabung atau di ruangan ibu dan bayi yang sama. Ketukernya Rabu pagi pas dimandiin itu, kan dikasih lagi ke ibunya, nah pas dikasih itu udah ketuker," jelas Rusdy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sebut Tidak Ada Jejak Rem dalam Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Polisi Sebut Tidak Ada Jejak Rem dalam Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Detik-detik Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana di Subang, Penumpang Teriak 'Allahu Akbar'

Detik-detik Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana di Subang, Penumpang Teriak "Allahu Akbar"

Bandung
Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Muslim: Saya Tanya Tiga Kali, Aman atau Tidak?

Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Muslim: Saya Tanya Tiga Kali, Aman atau Tidak?

Bandung
Diduga Mabuk, Pria Asal Cileunyi Tewas Tenggelam di Sumur

Diduga Mabuk, Pria Asal Cileunyi Tewas Tenggelam di Sumur

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Sederet Fakta Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang

Sederet Fakta Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang

Bandung
Pemkab Subang Siapkan 30 Ambulans untuk Antar-Jemput Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Pemkab Subang Siapkan 30 Ambulans untuk Antar-Jemput Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Bandung
Sopir Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang Kecelakaan di Subang Masih Dirawat

Sopir Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang Kecelakaan di Subang Masih Dirawat

Bandung
Identitas 11 Korban Tewas Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Identitas 11 Korban Tewas Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Kesaksian Sopir Bus Maut di Subang, Hilang Kendali Saat Rem Tak Berfungsi

Kesaksian Sopir Bus Maut di Subang, Hilang Kendali Saat Rem Tak Berfungsi

Bandung
Biaya Pengobatan Korban Kecelakaan Bus di Subang Ditanggung Pemerintah

Biaya Pengobatan Korban Kecelakaan Bus di Subang Ditanggung Pemerintah

Bandung
Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Kecelakaan Bus di Subang, 1 dari 11 Korban Tewas Diserahkan ke Keluarga

Kecelakaan Bus di Subang, 1 dari 11 Korban Tewas Diserahkan ke Keluarga

Bandung
Bus Rombongan Siswa yang Terguling di Subang Kondisinya Sudah Tua dan Sempat Bermasalah pada Mesin

Bus Rombongan Siswa yang Terguling di Subang Kondisinya Sudah Tua dan Sempat Bermasalah pada Mesin

Bandung
Tragedi Kecelakaan Bus di Subang, Acara Perpisahan Pelajar SMK Lingga Kencana Berakhir Duka

Tragedi Kecelakaan Bus di Subang, Acara Perpisahan Pelajar SMK Lingga Kencana Berakhir Duka

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com