Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tahun Kepemimpinan Ridwan Kamil, Kemiskinan di Jabar ibarat Menutup Jurang, tetapi Tak Rata

Kompas.com, 4 September 2023, 05:03 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

"Sehingga ke depan itu ya perlu ditopang oleh sektor real yang pertumbuhan itu ditopang oleh kemandirian masyarakat," ucap Setia.

Setia mengatakan, nilai Investasi di Jawa Barat merupakan yang tertinggi secara nasional. Seharusnya, disamping menjalankan program bersifat Bansos, Investasi yang masuk pun harus dioptimalkan.

"Kalau program mungkin banyak, OPOP salah satunya, termasuk investasi yang masuk ke Jawa Barat harus dioptimalkan sehingga berdampak secara ekonomi terhadap perekonomian Jawa Barat," beber dia.

4 Juta Rakyat Jabar Masih Menganggur

Sementara, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Komis IV dari Partai Gerindra Daddy Rohanady membantah keberhasilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat menurunkan angka kemiskinan selama satu tahun terkahir.

Daddy mengatakan, data terakhir angka kemiskinan di Jawa Barat masih 8,31 persen.

"Saya kira begini, angka terkahir sampai tahun 2022 ini kan nanti cek data terakhirnya, kalau kata Tim nya Pak Gubernur memang katanya sampai bulan Februari turun agak besar, tapi data yang saya pakai itu sampai akhir 2022 dan angkanya Jabar masih 8,31 persen, atau kira-kira 4 juta rakyat Jawa Barat masih tingkat pengangguran terbuka itu PR nya," ujarnya.

Menurutnya, 4 juta jumlah pengangguran terbuka dari kurang lebih 50 jumlah penduduk Jawa Barat merupakan persoalan yang mesti diperhatikan.

"Cuma yang jadi masalah adalah dengan jumlah penduduk kurang lebih 50 juta penduduk itu 8,32 persennya jadi 4 juta itu kan jadi soal," kata Daddy.

Ia menyebut, jangan sampai pemerintah Jawa Barat membandingkan dengan wilayah lain seperti misalnya Yogyakarta yang jumlah penduduknya relatif lebih kecil.

"Kalau hitungan-hitungannya 5 persen, barangkali sepanjang masa pemerintahan, menurut saya bisa jadi, karena sisa persentasenya itu di tahun 2022. Kalau misalkan dibandingkan Yogyakarta, memang persentasenya tinggi tapikan jumlah penduduknya kecil. Kalau optimistisnya iya betul kita kecil, tapi untuk jumlah kita relatif lebih tinggi," jelas dia.

Tak hanya itu, Daddy menilai jumlah kemiskinan di Jabar dalam setahun terakhir turun 182 ribu orang tak sesuai dengan kondisi di lapangan.

"Saya sampai hari ini masih mengurusi orang yang anaknya sekolah tapi masih punya tunggakan, 21 juta, artinya menunjukan itu masih ada. 7,89 persen penduduk miskin kita ya hampir mendekat 4 juta juga," ungkap dia.

Ketidaksinkronan soal kemiskinan lainnya, kata Daddy, ada pada klaim yang menyebut 60 persen penduduk Jawa Barat adalah petani.

Ia menjelaskan, sampai saat ini nilai tukar petani masih di angka Rp 99,75. Itu artinya, di Jawa Barat menjadi petani bukanlah pekerjaan yang menjanjikan.

"Artinya apa menjadi petani belum menjadi sesuatu yang menjanjikan karena orang keluarkan Rp 100 baliknya cuma Rp 99,75 itu kan tandanya belum menjadi pilihan pekerjaan yang menjanjikan," ungkap dia.

Halaman:


Terkini Lainnya
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Bandung
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Bandung
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Bandung
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
Bandung
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau