Menurutnya persoalan kemiskinan tidak bisa hanya ditutup dengan data saja. Pemerintah Provinsi Jabar perlu meningkatkan kinerja dengan tujuan mensejahterakan masyarakat Jawa Barat.
"Persentase penduduk miskin itu makin persentasenya bisa ditekan, makin sejahtera, kan logika sederhana begitu. Sekali lagi kalau ditanya ada yang sudah dilakukan, ya betul ada, tapi ada PR berikutnya untuk lebih giat lagi bekerja mensejahterakan masyarakat Jawa Barat, karena kalau menaikan dengan persentase Jawa Barat yang lebih kecil otomatis ya masa kita membiarkan 4 juta anak bangsa Jawa Barat terus dibilang masyarakat pengangguran terbuka itu, itu PR," bebernya.
Meski Gubernur Ridwan Kamil mengklaim sudah banyak yang ditangani. Daddy lebih senang menyebutkan sudah ada yang dikerjakan, namun masih meninggalkan soal.
"Ibarat kita mau mengurug jurang supaya jadi rata, ini belum rata benar masih ada ceruk yang harus kita urug lagi," tuturnya.
"Kalau dibilang ada peningkatan barangkali benar ada peningkatan, saya yakin ada peningkatan, hanya saja, PR buat kita dengan jumlah penduduk yang besar itu naik setengah persen saja itu bertambahnya banyak sekali," ungkapnya.
Daddy mengungkapkan, dengan realita di lapangan tentang kemiskinan yang masih jauh berbanding data akan menjadi beban bagi pemerintahan selanjutnya.
Melihat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Barat yang masih berada di peringkat 10 nasional, menjadi satu persoalan kepemimpinan di kemudian hari.
"Ini menjadi PR buat siapapun gubernurnya, siapapun DPRD-nya yang akan datang. Ini selalu saya sampaikan," tutur dia.
Salah satu warga Bungbulang, Kabupaten Garut, Jabar, Siti Nurhasanah mengatakan, bantuan terkadang ia terima. Namun ada kalanya ia tidak menerima bantuan.
Ibu dari 5 anak ini tinggal di rumah panggung yang sudah lapuk. Untuk menjalankan kehidupannya, ia berjualan keliling.
“Abdi mah saha wae ge pimpinanna, nu penting tiasa tuang (saya itu siapapun pemimpinnya, yang penting bisa makan),” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.