Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Larangan "Social Commerce", Konsumen: Aturannya Diperketat, Bukan Langsung Tutup

Kompas.com - 27/09/2023, 10:04 WIB
Firman Taufiqurrahman,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Sejak dua tahun terakhir, Fithri Nuril Fadhlina (42) memilih belanja kebutuhan sehari-hari secara online.

Warga Cianjur, Jawa Barat, ini memilih social commerce karena bisa mendapatkan banyak keuntungan.

Baca juga: Saat Konsumen Tak Setuju Larangan Jualan di Social Commerce: Rugikan UMKM dan Pedagang Kecil yang Tengah Merintis

Selain cara belanja yang mudah dan efisien, harga yang ditawarkan juga menggugah dengan kualitas produk yang tidak mengecewakan. 

Baca juga: Alasan Social Commerce dan E-commerce Perlu Dipisah

“Seperti di TikTok ya, apalagi kalau yang live itu harganya sangat murah. Kualitas barang-barangnya juga bagus,” kata Fithri kepada Kompas.com, Rabu (27/9/2023). 

Baca juga: Sayangkan Larangan Jualan di Social Commerce, Konsumen: Padahal Harganya Lebih Murah

Sebagai konsumen, sejauh ini Fithri tidak pernah kecewa saat menggunakan TikTok.

Ini karena sebelum memutuskan membeli, dia terlebih dahulu mengecek reputasi toko atau penjual dan mencermati deskripsi produk.

"Termasuk melihat ulasan-ulasan produknya juga. Nah, kalau belanja yang di live itu kelebihannya kita bisa melihat detil barangnya,” ujar dia.

Karena itu, Fithri keberatan dengan keputusan pemerintah yang melarang transaksi jual beli di platform media sosial tersebut.

Menurut dia, langkah tersebut kurang tepat, bahkan bisa merugikan masyarakat tertentu. 

“Jelas tidak setuju. Pemerintah tidak bisa serta merta menutup atau melarang. Harusnya win-win solution kebijakannya,” kata dia.

Fithri menilai pemerintah sejatinya harus mencari cara atau kebijakan yang lebih solutif dalam menyikapi tren ini, karena bagaimana pun perilaku konsumen juga telah berubah drastis.

“Aturannya diperketat saja, bukan langsung ditutup seperti itu. Kan yang jualan di sana juga banyak yang juga pelaku UMKM, berarti sama saja mematikan usaha mereka,” ujar Fithri.

Hal senada disampaikan warga Cianjur lainnya, Ani Noviasari (43). Dia menilai, langkah yang diambil pemerintah tidak esensial dan bisa mematikan kreativitas pelaku usaha.

"Pedagang-pedagang jajanan saya lihat pada live sekarang, itu kan sangat kreatif. Namun, tiba-tiba akan ditutup seperti ini. Harusnya kreativitas mereka lebih difasilitasi oleh pemerintah,” ujar Ani.

Pemerintah juga seharunya mempertimbangkan suara konsumen yang selama ini mendapatkan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari melalui belanja online tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenang Teknisi Pesawat Jatuh di BSD, Keluarga: Saya Bersaksi Almarhum Sosok yang Baik

Mengenang Teknisi Pesawat Jatuh di BSD, Keluarga: Saya Bersaksi Almarhum Sosok yang Baik

Bandung
Libur Waisak, PT KAI Tambah Perjalanan Bandung ke Solo dan Jakarta

Libur Waisak, PT KAI Tambah Perjalanan Bandung ke Solo dan Jakarta

Bandung
PKS dan Nasdem Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bandung 2024

PKS dan Nasdem Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bandung 2024

Bandung
Kantor dan Rumah Sekda Karawang Digeledah Terkait Korupsi, 2 Dus Berkas Disita

Kantor dan Rumah Sekda Karawang Digeledah Terkait Korupsi, 2 Dus Berkas Disita

Bandung
Heboh Pungli, Dishub dan Satpol PP Bandung Kaji Aturan Jukir Liar

Heboh Pungli, Dishub dan Satpol PP Bandung Kaji Aturan Jukir Liar

Bandung
Kejati Jabar Geledah Kantor Pemkab Karawang Terkait Dugaan Korupsi 'Tukar Guling' Aset

Kejati Jabar Geledah Kantor Pemkab Karawang Terkait Dugaan Korupsi "Tukar Guling" Aset

Bandung
Flyover Ciroyom Diprotes Warga, Satlantas Polrestabes Bandung Bersuara

Flyover Ciroyom Diprotes Warga, Satlantas Polrestabes Bandung Bersuara

Bandung
Tipikor Tukar Menukar Lahan, Jaksa Geledah Kantor Pemkab Karawang

Tipikor Tukar Menukar Lahan, Jaksa Geledah Kantor Pemkab Karawang

Bandung
Suasana Haru Iringi Pemakaman Farid Ahmad di Bandung Barat

Suasana Haru Iringi Pemakaman Farid Ahmad di Bandung Barat

Bandung
Mobil Ngebut Tabrak Gerobak Kupat Tahu di Bandung, Terguling Saat Mau Kabur

Mobil Ngebut Tabrak Gerobak Kupat Tahu di Bandung, Terguling Saat Mau Kabur

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Punya Suara Tinggi, PKS Tak Akan Negosiasi Posisi Wali Kota di Pilkada Bandung 2024

Punya Suara Tinggi, PKS Tak Akan Negosiasi Posisi Wali Kota di Pilkada Bandung 2024

Bandung
Partai Demokrat Siapkan 3 Nama Pendamping Dadang Supriatna di Pilkada 2024

Partai Demokrat Siapkan 3 Nama Pendamping Dadang Supriatna di Pilkada 2024

Bandung
Hindari Jalan Rusak di Parung Panjang Bogor, Truk Tabrak Pengendara Motor

Hindari Jalan Rusak di Parung Panjang Bogor, Truk Tabrak Pengendara Motor

Bandung
Kasus Demam Berdarah di Cimahi Meningkat, 6 Orang Meninggal Dunia

Kasus Demam Berdarah di Cimahi Meningkat, 6 Orang Meninggal Dunia

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com