Untuk membuat cimin, Kakek T menggunakan satu kilogram terigu. Ketika sudah habis, ditambah lagi setengah kilogram. Sehingga pada hari itu, ia menghabiskan terigu sebanyak satu setengah kilogram.
Menurut Miati, pada pagi hari, ayahnya berjualan di Madrasah Ibdidaiyah (MI) Cibanteng. Lalu pada siang hari, pindah ke SDN Jati.
"Sebelumnya enggak ada apa-apa. Bahkan sebelum dijual, cucu-cucunya juga sudah mengonsumsi, makan di rumah. Saya juga habis bikin dan makan juga," ucapnya.
Baca juga: Cerita Guru di KBB yang Puluhan Muridnya Diduga Keracunan Cimin, Banyak Anak yang Izin Sakit
Untuk mengetahui penyebab para murid keracunan, petugas telah mengambil sampel dari bahan-bahan pembuat cimin untuk diuji di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jabar.
"Tadi sudah diambil sampel bahan olahan cimin dan bumbunya termasuk bumbu pedasnya (untuk diuji laboratorium)," tutur Kepala Puskesmas Saguling Burhan.
Hingga Jumat (29/9/2023) pukul 11.00 WIB, tinggal dua siswa yang masih dirawat. Sementara sisanya sudah diperbolehkan pulang.
"Tentu pasti dipantau, baik yang masih dirawat jalan maupun yang sudah pulang setelah perawatan. Jadi kami akan memastikan kondisi mereka benar-benar pulih sepenuhnya," ujar Burhan.
Baca juga: Kronologi Puluhan Siswa SD Keracunan di Bandung Barat, 1 Tewas Diduga akibat Jajanan Cimin
Sementara itu kakek T, penjual Cimin diperbolehkan pulang setelah diminta keterangan oleh kepolisian.
"Penjual (cimin) sudah kami pulangkan, tapi dia wajib lapor sambil menunggu hasil pemeriksaan sampel dari Labkesda keluar," ucap Kasatreskrim Polres Cimahi, AKP Luthfi Olot Gigantara, Sabtu (30/9/2023).
Terkait keracunan puluhan siswa, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB, Hernawan Widjajanto mengungkapkan penyebab keracunan diduga berasal dari bumbu tabur di cimin yang dijual Kakek T.
"Penyebab keracunan diduga berasal dari serbuk atau bumbu tabur pedas karena siswa lain yang mengonsumsi cimin tapi tidak diberi serbuk pedas tidak mengalami gejala keracunan," paparnya.
Untuk memastikan penyebab keracunan, pihaknya sudah mengambil tujuh sampel, yakni terigu (bahan baku), bahan cabai kering, penyedap rasa, bumbu bawang, cimin siap goreng, bumbu keju, dan tepung singkong tapioka untuk diuji di laborarorium.
Baca juga: Cimin Dagangannya Diduga Jadi Penyebab Keracunan Massal, Kakek T Ternyata Baru Sehari Berjualan
"Semua sampel cimin itu sudah kami ambil, termasuk serbuk pedasnya. Dengan demikian, nanti akan ketahuan penyebab keracunannya karena apa," pungkasnya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Bagus Puji Panuntun | Editor: Reni Susanti), Tribun Jabar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.