Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Jenis Rangkong Teridentifikasi Hidup di Pegunungan Sanggabuana

Kompas.com - 09/10/2023, 16:08 WIB
Farida Farhan,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Masyarakat yang melapor kepada Ranger SCF ini mengaku ditawari oleh pedagang dan pemburu satwa liar untuk mengambil anaknya dan akan dibeli Rp 400.000. 

Pencari madu hutan ini kemudian diedukasi SCF untuk menjaga sarang. Sarang ini nantinya diadopsi agar masyarakat mendapat manfaat ekonomi dan burung yang mengeram tetap terjaga. 

“Sebelumnya tigas jenis burung Rangkong ini, juga beberapa jenis raptor seperti Elang Bido dan Elang Jawa banyak diburu masyarakat untuk diperjualbelikan," katanya. 

Setelah dilakukan edukasi, masyarakat mulai menjaga sarang burung di hutan. Masyarakat juga mendapat manfaat dari adopsi sarang dan guide atau pemandu birdwatching trip

Deby bersama tim Ranger kemudian mengajak masyarakat untuk ke hutan dan mendokumentasikan ketiga jenis Rangkong di hutan Sanggabuana.

Masyarakat yang ikut sekaligus diedukasi dan dilatih untuk menjaga hutan dan isinya, serta menjadi guide birdwatching

Masyarakat yang menjaga sarang burung ini berasal dari desa-desa sekitar Sanggabuana yang masuk wilayah Bogor, Cianjur, Karawang, dan Purwakarta. 

Deby berharap, pola menjaga sarang dan membuka peluang adopsi sarang ini bisa ditiru masyarakat lain di sekitar hutan Sanggabuana.

Terutama para pemburu supaya mereka beralih profeesi. Sebab, selain penghasilannya lebih besar, mereka bisa terhindar dari jerat hukum. 

“Pedagang satwa liar dilindungi di Bogor pernah kita laporkan ke Polres Bogor dan sekarang sudah dipidana penjara 2 tahun dan denda Rp 10 juta. Yang beralih menjaga sarang sekarang mereka mendapat penghasilan yang lebih besar dari pemburu," kata Deby. 

Deby menyebut, untuk masyarakat yang ingin mengadopsi sarang burung bisa menghubungi SCF. 

Lukman dan Nurman, warga Desa Mekarbuana yang berprofesi sebagai pencari madu hutan sekarang mendapat manfaat dari menjaga sarang burung di hutan.

Pada Sabtu, 7 Oktober 2023, Nurman yang baru saja turun dari hutan selama 3 hari memandu fotografer hidupan liar mengaku mendapat upah Rp 500.000 sebagai guide selama tiga hari menunjukkan sarang rangkong untuk difoto. 

Lukman yang menjadi porter bersama dengan Nurman pun mendapat bayaran lumayan ketika ikut ke hutan bersama Nurman. 

Hasil yang diterima sebagai guide dan porter ini tidak hanya sekali diterima mereka berdua. Jika ada yang mengadopsi sarang yang ditemukan dan dijaganya maka mereka berdua akan mendapat bayaran lagi. 

“Duitnya lebih besar daripada jualan anak burung yang diambil dari hutan,” ujar Nurman. 

Diketahui, hingga Oktober 2023, sudah 41 jenis satwa dilindungi  yang teridentifikasi ada di Sanggabuana. Hewan dilindungi tersebut sesui Permen LH 106 tahun 2018.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Momen Warga Gelar Doa Bersama di TKP Kecelakaan Bus Subang

Momen Warga Gelar Doa Bersama di TKP Kecelakaan Bus Subang

Bandung
Imbas Bus Terguling di Ciater, Bey Keluarkan SE Kegiatan 'Study Tour'

Imbas Bus Terguling di Ciater, Bey Keluarkan SE Kegiatan "Study Tour"

Bandung
2 Mantan Bupati Serahkan Bukti Dukungan Calon Perseorangan Pilkada Garut 2024

2 Mantan Bupati Serahkan Bukti Dukungan Calon Perseorangan Pilkada Garut 2024

Bandung
Wisata Sejarah Pendopo Kota Bandung: Syarat, Cara Daftar, dan Jam Buka

Wisata Sejarah Pendopo Kota Bandung: Syarat, Cara Daftar, dan Jam Buka

Bandung
Kecelakaan di Subang, Kru Sempat Perbaiki Bus Beberapa Saat Sebelum Insiden Maut

Kecelakaan di Subang, Kru Sempat Perbaiki Bus Beberapa Saat Sebelum Insiden Maut

Bandung
Polisi Sebut Tidak Ada Jejak Rem dalam Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Polisi Sebut Tidak Ada Jejak Rem dalam Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Detik-detik Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana di Subang, Penumpang Teriak 'Allahu Akbar'

Detik-detik Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana di Subang, Penumpang Teriak "Allahu Akbar"

Bandung
Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Muslim: Saya Tanya Tiga Kali, Aman atau Tidak?

Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Muslim: Saya Tanya Tiga Kali, Aman atau Tidak?

Bandung
Diduga Mabuk, Pria Asal Cileunyi Tewas Tenggelam di Sumur

Diduga Mabuk, Pria Asal Cileunyi Tewas Tenggelam di Sumur

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Sederet Fakta Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang

Sederet Fakta Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang

Bandung
Pemkab Subang Siapkan 30 Ambulans untuk Antar-Jemput Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Pemkab Subang Siapkan 30 Ambulans untuk Antar-Jemput Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Bandung
Sopir Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang Kecelakaan di Subang Masih Dirawat

Sopir Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang Kecelakaan di Subang Masih Dirawat

Bandung
Identitas 11 Korban Tewas Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Identitas 11 Korban Tewas Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Kesaksian Sopir Bus Maut di Subang, Hilang Kendali Saat Rem Tak Berfungsi

Kesaksian Sopir Bus Maut di Subang, Hilang Kendali Saat Rem Tak Berfungsi

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com