Masyarakat yang melapor kepada Ranger SCF ini mengaku ditawari oleh pedagang dan pemburu satwa liar untuk mengambil anaknya dan akan dibeli Rp 400.000.
Pencari madu hutan ini kemudian diedukasi SCF untuk menjaga sarang. Sarang ini nantinya diadopsi agar masyarakat mendapat manfaat ekonomi dan burung yang mengeram tetap terjaga.
“Sebelumnya tigas jenis burung Rangkong ini, juga beberapa jenis raptor seperti Elang Bido dan Elang Jawa banyak diburu masyarakat untuk diperjualbelikan," katanya.
Setelah dilakukan edukasi, masyarakat mulai menjaga sarang burung di hutan. Masyarakat juga mendapat manfaat dari adopsi sarang dan guide atau pemandu birdwatching trip.
Deby bersama tim Ranger kemudian mengajak masyarakat untuk ke hutan dan mendokumentasikan ketiga jenis Rangkong di hutan Sanggabuana.
Masyarakat yang ikut sekaligus diedukasi dan dilatih untuk menjaga hutan dan isinya, serta menjadi guide birdwatching.
Masyarakat yang menjaga sarang burung ini berasal dari desa-desa sekitar Sanggabuana yang masuk wilayah Bogor, Cianjur, Karawang, dan Purwakarta.
Deby berharap, pola menjaga sarang dan membuka peluang adopsi sarang ini bisa ditiru masyarakat lain di sekitar hutan Sanggabuana.
Terutama para pemburu supaya mereka beralih profeesi. Sebab, selain penghasilannya lebih besar, mereka bisa terhindar dari jerat hukum.
“Pedagang satwa liar dilindungi di Bogor pernah kita laporkan ke Polres Bogor dan sekarang sudah dipidana penjara 2 tahun dan denda Rp 10 juta. Yang beralih menjaga sarang sekarang mereka mendapat penghasilan yang lebih besar dari pemburu," kata Deby.
Deby menyebut, untuk masyarakat yang ingin mengadopsi sarang burung bisa menghubungi SCF.
Lukman dan Nurman, warga Desa Mekarbuana yang berprofesi sebagai pencari madu hutan sekarang mendapat manfaat dari menjaga sarang burung di hutan.
Pada Sabtu, 7 Oktober 2023, Nurman yang baru saja turun dari hutan selama 3 hari memandu fotografer hidupan liar mengaku mendapat upah Rp 500.000 sebagai guide selama tiga hari menunjukkan sarang rangkong untuk difoto.
Lukman yang menjadi porter bersama dengan Nurman pun mendapat bayaran lumayan ketika ikut ke hutan bersama Nurman.
Hasil yang diterima sebagai guide dan porter ini tidak hanya sekali diterima mereka berdua. Jika ada yang mengadopsi sarang yang ditemukan dan dijaganya maka mereka berdua akan mendapat bayaran lagi.
“Duitnya lebih besar daripada jualan anak burung yang diambil dari hutan,” ujar Nurman.
Diketahui, hingga Oktober 2023, sudah 41 jenis satwa dilindungi yang teridentifikasi ada di Sanggabuana. Hewan dilindungi tersebut sesui Permen LH 106 tahun 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.