Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badan Geologi Sebut Semburan Gas di Bogor Fenomena Umum

Kompas.com - 13/10/2023, 21:49 WIB
Agie Permadi,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Badan Geologi menyebut semburan air bercampur gas dari aktivitas pengeboran pencarian tanah merupakan fenomena geologi umum yang biasa terjadi di berbagai wilayah Indonesia.

Baru-baru ini, semburan air bercampur gas muncul dari aktivitas pengeboran mencari sumber air tanah di Kampung Leuwi Kotok, Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Semburan yang terjadi sejak Rabu (11/10/2023) sore itu, berawal dari aktivitas pengeboran yang sudah berlangsung selama kurang lebih satu bulan.

Setelah mencapai kedalaman sekitar 130 meter, air bercampur gas tiba-tiba menyembur dengan ketinggian sekitar 20 meter dan berbau mirip gas elpiji.

Baca juga: BPBD: Semburan Gas di Bogor Berhenti, tetapi Masih Mengeluarkan Uap

"Munculnya beberapa semburan air bercampur gas pada sumur bor masyarakat secara geologis merupakan fenomena geologi yang umum, seperti yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia," ucap Plt Kepala Badan Geologi M. Wafid dalam keterangannya, Jumat (13/10/2023).

Wafid mengatakan bahwa berdasarkan referensi umum, gas tersebut merupakan gas biogenic yang sering muncul di rawa atau sawah, sehingga disebut gas metan sawah atau gas metan rawa, sesuai yang telah diidentifikasi oleh PGN.

"Gas tersebut dihasilkan dari aktivitas dekomposisi material organic pada suatu rawa-rawa di masa lampau. Gas tersebut dibawah permukaan akan terakumulasi dan tertangkap pada kantong-kantong dengan sebaran yang relatif tidak luas," ucap Wafid.

Dekomposisi material organic ini terjadi pada tumbuhan yang hidup pada ekosistem rawa yang seiring waktu geologisnya tertimbun material sedimen.

Gas ini terperangkan pada lapisan sedimen yang berumur muda (berumur<10.000 tahun), dan muncul menyembur ke permukaan biasanya diakibatkan tertembusnya lapisan perangkap gas pada kedalaman tertentu.

"Melihat dari kejadian-kejadian serupa sebelumnya, kejadian semburan air bercampur gas tersebut umunya relatif tidak lama, yaitu sekitar satu hingga dua bulan," ucapnya.

Baca juga: Muncul Semburan Gas di Bogor, Puluhan Warga Diungsikan

Hal itu berdasarkan atas kondisi geologi lokasi munculnya semburan gas bercampur air tersebut yang berada pada Kipas Alluvium, tersusun atas lempung, lanau, batu pasir, kerikil, dan kerakal.

"Batuan tersebut terbentuk oleh aktivitas Sungai yang berasosiasi dengan rawa-rawa," katanya.

Badan Geologi melalui Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan berencana akan melakukan kunjungan lapangan pada lokasi semburan tersebut untuk dilakukan pengukuran sifat kimia-fisika air dilapangan dan analisis hidrokimia di laboratorium.

Seperti diketahui, Gas berbau menyengat muncul di salah satu kontrakan dalam di Kmapung Leuwikotok, desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Gas itu muncul saat warga tengah menggali sumur bor sedalam 130 meter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada Sumedang 2024, Politisi PPP-PDI-P Saling Lempar Pujian

Jelang Pilkada Sumedang 2024, Politisi PPP-PDI-P Saling Lempar Pujian

Bandung
Serang Petugas SPBU dengan Sajam, Anggota Geng di Bogor Ditangkap

Serang Petugas SPBU dengan Sajam, Anggota Geng di Bogor Ditangkap

Bandung
Pj Gubernur Jabar Minta Orangtua Siswa Laporkan Kecurangan PPDB 2024

Pj Gubernur Jabar Minta Orangtua Siswa Laporkan Kecurangan PPDB 2024

Bandung
10 Tahun Menanti, 2 Jemaah Haji Asal Bandung Barat Meninggal Dunia Sebelum Berangkat

10 Tahun Menanti, 2 Jemaah Haji Asal Bandung Barat Meninggal Dunia Sebelum Berangkat

Bandung
Jika PPDB 2024 Curang, Pj Gubernur Jabar: Kadisdik Diminta Mundur

Jika PPDB 2024 Curang, Pj Gubernur Jabar: Kadisdik Diminta Mundur

Bandung
Ditolak Rujuk, Mantan Suami Bakar Mobil dan Rumah Mantan Istri

Ditolak Rujuk, Mantan Suami Bakar Mobil dan Rumah Mantan Istri

Bandung
5 Hari Hilang, Perempuan Ditemukan Tewas dengan Tangan Diikat di Cirebon

5 Hari Hilang, Perempuan Ditemukan Tewas dengan Tangan Diikat di Cirebon

Bandung
Kematian DBD di Kabupaten Bandung Tertinggi Se-Indonesia, Bupati Minta Warga Bersih-bersih

Kematian DBD di Kabupaten Bandung Tertinggi Se-Indonesia, Bupati Minta Warga Bersih-bersih

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Bandung
Terimbas Banjir Rob, Pedagang Minta Pantai Karangsong Indramayu Dibenahi

Terimbas Banjir Rob, Pedagang Minta Pantai Karangsong Indramayu Dibenahi

Bandung
KPU Karawang Ancam Ambil Langkah Hukum Soal SK Palsu Penetapan Caleg

KPU Karawang Ancam Ambil Langkah Hukum Soal SK Palsu Penetapan Caleg

Bandung
Fakta di Balik Video Viral Bocah Gibran di Bogor Nangis Kelaparan

Fakta di Balik Video Viral Bocah Gibran di Bogor Nangis Kelaparan

Bandung
Ingin Ulangi Kemenangan 2008, PDI-P dan PKS Jajaki Koalisi untuk Pilkada Sumedang

Ingin Ulangi Kemenangan 2008, PDI-P dan PKS Jajaki Koalisi untuk Pilkada Sumedang

Bandung
Kisah Srikandi Tagana Lawan Stigma, Rela Tinggalkan Keluarga demi Tangani Bencana

Kisah Srikandi Tagana Lawan Stigma, Rela Tinggalkan Keluarga demi Tangani Bencana

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com