Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Curhat Pemilik Mobil "Dikerjai" Bengkel di Jalur Puncak

Kompas.com, 27 Oktober 2023, 21:56 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Reni Susanti

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com - Video curhatan seorang perempuan yang mengaku mobilnya "dikerjai" sebuah bengkel di kawasan Puncak Cianjur, Jawa Barat, viral di media sosial.

Dalam video yang dibagikan akun TikTok @chilmoysee itu dijelaskan, si perempuan menceritakan pengalamannya saat mengecek kendaraannya yang mengalami masalah di sebuah bengkel di daerah Puncak.

Baca juga: Video Viral Siswa SMA di Barito Selatan Tantang Guru Berkelahi, Tak Terima Ditegur Rapikan Seragam

"Hallo, assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh, ya gaes, ya nih. Buat teman-teman yang mau weekend atau jalan-jalan ke Puncak, daerah-daerah Puncak, please jangan diskip dulu yah videonya."

"Jadi, ini tuh kita posisinya dikerjain habis-habisan sama si tukang bengkel ini, ya gaes, ya. Katanya, pas kita -Ini posisinya di Puncak Pass tapi agak turun sedikit, yah-. Katanya kita tuh, ban mobil kita tuh, apa namanya, remnya keluar asap, ya gaes, tuh. Sampai langsung dibuka-buka kayak gini, dan sebelumnya aku tuh sama suami memang udah kayak curiga gitu yah, karena mereka itu kayak komplotan banget gitu lho, rame gitu lho yang ngomong, ada yang naik motor, ada juga yang di tepi."

Baca juga: Video Viral Tukang Parkir di Medan Serang Driver Ojol Pakai Martil

"Trus pas kita diarahin ke bengkel ini kayak langsung tahu gitu lho si tukang bengkelnya. Dan alhasil ini pas mobil langsung disuruh parkir, langsung aja di grobak grobok, langsung dibuka-buka gitu, gak tanya kalau misalkan mau diapain ini mobil, tiba-tiba langsung fokus ke itu ban sebelah depan doang. Yah, buat teman-teman hati-hati yah kalau misalkan mau jalan-jalan Puncak tuh, karena ini tuh korbannya udah dua."

"Pas aku kemaren ke sini tuh, udah ada juga yang kena, tuh. Mobil juga, di tepi, cuman si abang yang pertama ini dia gak mau langsung dibuka mobilnya, dan posisi pas kemaren mobil kita, dia gak tanya sama sekali langsung dibuka. Oke, terima kasih semuanya," demikian narasi suara si pengunggah dalam video tersebut yang dikutip Kompas.com, Jumat (27/10/2023).

Sontak unggahan video berdurasi 1 menit 34 detik itu viral dan mendapat reaksi dan ragam komentar dari warganet.

Hingga berita ini diturunkan, video yang diunggah pemilik akun tersebut telah dilihat sebanyak 1,2 juta dan sudah dibagikan 3.155 kali.

Pemilik bengkel berinisial AS (55) menbenarkan pernah menangani kendaraan atau mobil sebagaimana yang ada di dalam video tersebut.

Namun, ia membantah dan merasa dirugikan dengan pernyataan atau narasi yang ada di dalam video yang diunggah ke media sosial itu.

"Iya, Sabtu kemarin, siang. Kondisi mobilnya ngebul, ban depan roda kiri. Ke bengkel Minta dicek, saya cek, kan. Kalau ga nyuruh, ga mungkin ngecek,” kata AS saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (27/10/2023).

Disebutkan, pemilik kendaraan keberatan kemudian memintanya untuk memasang kembali.

“Saya pasang lagi, gak ada yang diganti, gak ada biaya. Berapa ongkosnya, saya bilang gak apa, minyak rem saya kasih. Saya gak enak dengan video ini, saya tidak terima,” ungkapnya.

Polisi Datangi Lokasi Bengkel

KBO Satlantas Polres Cianjur, Inspektur Satu Mustaromi mengaku langsung mendatangi lokasi bengkel setelah beredar video viral tersebut.

Pihaknya telah mengonfirmasi kronologi maupun duduk perkara dari kejadian tersebut kepada pemilik bengkel.

“Kami telah klarifikasi ke lokasi bengkel dan membenarkan bahwa memang ada kejadian tersebut. Ada Avanza warna putih karena alasan trouble ban depan sebelah kiri mengeluarkan asap, diterima di bengkel ini dan dilakukan pemeriksaan dan dibongkar,” kata Tomi kepada wartawan, Jumat.

Namun disampaikan Tomi, berdasarkan keterangan dalam video tersebut, konsumen merasa keberatan karena kendaraannya dibongkar tanpa persetujuan. Kemudian mereka menggunggah video ke media sosial.

“Keterangan pemilik bengkel dan mekaniknya memang ada masalah di ban depan. Ada gangguan lalu dibersihkan. Namun, tidak ada yang diganti. Keterangan mekanik, untuk jasa tidak ada paksaan,” ujar dia.

Berkaca dari kejadian ini, ia mengimbau pemilik bengkel di sepanjang jalur Puncak, dari perbatasan sampai Cianjur untuk mengomunikasikan terlebih dahulu dengan pemilik atau konsumen ketika hendak memeriksa atau memperbaiki kendaraan mereka. 

“Kalau ada kendaraan yang trouble dan harus dicek, ke pemiliknya dikordinasikan dulu, mana yang harus dan tidak, yang rusak apa. Sebelum diizinkan jangan dibongkar tanpa seizin pemilik atau pengemudi kendaraan,” kata Tomi.

“Termasuk penggantian onderdil juga, harus dibicarakan terlebih dahulu, sehingga konsumen tidak merasa terpaksa untuk mengganti komponen tersebut,” imbuhnya.

Pihaknya berharap, kejadian seperti ini tidak terulang kembali karena bisa berdampak terhadap citra kawasan Puncak sebagai kawasan wisata.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau