Endin menuturkan, jenis tanah di sini sangat bagus sebagai bahan baku, sehingga tidak mengherankan jika kampungnya menjadi salah satu sentra pembuatan bata merah.
"Di sini juga jadi sentra produksi gerabah dan tungku. Tanahnya katanya sangat bagus untuk bahan baku. Tapi, ya sekarang kondisinya seperti ini,” ucap Endin.
Setali tiga uang, Ajang (57) menuturkan, kehadiran bata hebel sedikit banyak memengaruhi kegiatan usahanya.
Kendati begitu, dia bersyukur masih ada pesanan, meskipun tidak sebanyak seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Bata merah dari ini biasanya untuk dipasok ke sekitaran Cianjur, juga ke luar kota, seperti Plara, Sukabuni, Banten, Bogor dan Purwakarta," kata dia.
Hari ini, Ajang sedang mempersiapkan pembakaran 20.000 bata merah untuk memenuhi pesanan dan sebagian untuk stok.
Diperlukan waktu sehari semalam untuk proses pembakaran bata merah yang dikerjakan di sebuah ruangan berukuran 4 x 5 meter berdinding bata yang disebut Lio ini.
"Kalau kemarau ini memang susah air. Makanya banyak perajin yang tidak produksi. Saya juga ini baru jalan lagi, itu pun airnya narik dari atas (bukit)," ujar warga Kampung Cibadak ini.
Kepala Desa Cibadak, Elan Hermawan menyebutkan, saat ini jumlah perajin bata merah yang masih aktif ada 150 orang.
Jumlah ini jauh merosot dibanding sepuluh tahun silam. Selain itu, omzet perajin juga ikut turun.
“Memang kehadiran hebel cukup berdampak besar, ya, meskipun peminat atau pesanan bata merah tetap ada,” kata Elan kepada Kompas.com, Minggu (29/10/2023).
Karena itu, selaku orang nomor satu di desa ini, Elan bertekad untuk mempertahankan sentra industri yang telah diwariskan secara turun temurun ini.
“Insyaallah, optimis, pangsa pasar bata merah tetap ada. Tinggal bagaimana para perajin menghadapi perubahan zaman ini. Harus mampu berinovasi, dan tentunya akan senantiasa kita kawal,” tutur Elan.
Sejurus musim kemarau segera berakhir, Elan berharap, produksi bata merah kembali menggeliat setelah sempat “mati suri” diterpa bencana kekeringan selama tiga bulan terakhir.
Elan meyakini, permintaan bata merah akan senantiasa ada, dan lio-lio tidak akan pernah berhenti mengeluarkan asap sisa pembakarannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.