Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Cabai di Bogor Meroket, Pedagang dan Emak-emak Sebut Hidup Jadi Ruwet

Kompas.com - 10/11/2023, 17:47 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Menurut Dani, harga cabai merah terus melonjak dipicu minimnya pasokan dari sentra penghasil cabai di Jawa. Hal itu disebabkan karena gagal panen akibat kemarau panjang.

"Kabarnya sih karena pasokan di Jawa kurang, kan pada gagal panen karena musim kemarau. Panen gagal, jadi pasokan kurang. Apalagi ini baru hujan," ungkapnya.

Hal serupa diungkapkan Ade (35). Harga cabai kali ini lebih mahal tiga kali lipat daripada sebelumnya. Apalagi kalau dilihat setiap kualitas cabainya akan sangat berpengaruh.

Jika sebelumnya per kilo hanya Rp 40.000, kini naik berkali-kali lipat sesuai kualitas. Selain cabai, harga bawang merah, tomat, dan wortel juga turut naik meskipun tak begitu tinggi.

"Bawang 36. Cabai 90, ada yang 100 juga. Jadi harga di sini tuh beda-beda, yang membedakan kualitasnya," ucap Ade penjual sayur lain di Pasar Anyar.

Ade mengatakan, tantangan menjual sayuran di tengah kondisi harga melonjak adalah emak-emak tetap tak mau mengerti.

"(Tantangannya) ya itu menghadapi emak-emak yang susah, kalau pas harga naik gitu, mereka gak mau ngerti, emak-emak protes ke kita. Terus mereka belinya jadi sedikit. Dikurang-kurangin," tuturnya.

Sementara itu seorang pembeli bernama Eli (49), warga Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, hanya membeli cabai Rp 5.000 atau setara satu ons.

Padahal, ia biasa membeli 1 kg cabai dan bawang merah setiap sepekan sekali.

Saking mahalnya, Eli mengaku harus sambil tersenyum supaya pembelian cabai Rp 5.000 tidak ditolak penjual.

"Beli deh 5 ribu aja. Saya mah udah gak terlalu ya, tapi anak yang suka banget. Hari ini mau bikin pepes," ucap Eli membeli cabai kepada penjual di pasar tersebut.

Efek domino dari kenaikan itu membuat kondisi keuangan rumah tangga harus benar-benar diperhatikan. Sebab, suami kadang tidak mengerti kebutuhan istrinya saat belanja ke pasar.

"Hidup jadi ruwet, mana beras juga naik kan. Ini saya harus nyetor kuitansi ke suami sebagai bukti bahwa harga pada naik. Jadi saya mau juga dinaikin uang jajannyalah," ungkapnya kesal.

Tak hanya itu, ia sempat menyiapkan siasat menghadapi kenaikan harga ini. Namun, suaminya melarang hingga terjadi perdebatan.

"Saya sempat nanam cabai, tapi dimarahin. Sama si bapak gak boleh nanam. eh, begitu dihilangin, cabai naik, akhirnya nyesel, bingung dia, rasain," cerita Eli.

Eli yang memiliki warung berharap kepada pemerintah supaya harga bahan pangan diturunkan.

"Harapan kita sih ya, tolonglah masyarakat jangan dipersulit, kita udah sulit, sembako jangan naik. Baju setahun sekali, tapi ini mah buat makan, saya punya anak. Saya mah jujur, kita ini orang kecil, beda ama orang-orang di sana (pemerintah). Jadi tolong ini mah, normalin harga sembako," harapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem dan Gerindra Sepakat Berkoalisi Dukung Petahana di Pilkada Karawang 2024

Nasdem dan Gerindra Sepakat Berkoalisi Dukung Petahana di Pilkada Karawang 2024

Bandung
3 Pelaku Masih Buron, 8 Pembunuh Vina Bakal Kembali Diperiksa Polisi

3 Pelaku Masih Buron, 8 Pembunuh Vina Bakal Kembali Diperiksa Polisi

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Bandung
Pemkab Majalengka Tanggung Biaya Jaminan Perlindungan Petugas Pilkada 2024

Pemkab Majalengka Tanggung Biaya Jaminan Perlindungan Petugas Pilkada 2024

Bandung
Bima Arya 'Menjemput Takdir' di Kantor DPD Golkar Jabar

Bima Arya "Menjemput Takdir" di Kantor DPD Golkar Jabar

Bandung
Cerita Bocah 13 di Cirebon Depresi, Ponsel Hasil Menabung Dijual Sang Ibu untuk Makan Sehari-hari

Cerita Bocah 13 di Cirebon Depresi, Ponsel Hasil Menabung Dijual Sang Ibu untuk Makan Sehari-hari

Bandung
Usai Kecelakaan Maut Subang, Dishub Minta Sekolah di Bandung Bersurat Sebelum 'Study Tour'

Usai Kecelakaan Maut Subang, Dishub Minta Sekolah di Bandung Bersurat Sebelum "Study Tour"

Bandung
Kronologi Siswi SMA Terseret Angkot di Bandung, Alami Luka di Bagian Wajah

Kronologi Siswi SMA Terseret Angkot di Bandung, Alami Luka di Bagian Wajah

Bandung
Tiket Semifinal Persib vs Bali United 'Sold Out', Polisi Bersuara

Tiket Semifinal Persib vs Bali United "Sold Out", Polisi Bersuara

Bandung
8 Pembunuh Vina Sempat Cabut Keterangan di Polda Jabar,  Polisi Dalami Alasannya

8 Pembunuh Vina Sempat Cabut Keterangan di Polda Jabar, Polisi Dalami Alasannya

Bandung
Hari Ini Balai Kota Bandung Bebas Kendaraan, ASN ke Kantor Jalan Kaki dan Bersepeda

Hari Ini Balai Kota Bandung Bebas Kendaraan, ASN ke Kantor Jalan Kaki dan Bersepeda

Bandung
Tugas Bey untuk Pj Bupati Cirebon: Daerah Percontohan PPDB Terbaik

Tugas Bey untuk Pj Bupati Cirebon: Daerah Percontohan PPDB Terbaik

Bandung
Cuma 6 PPK Perempuan yang Dilantik, KPU Bandung Barat Dinilai Patriarki

Cuma 6 PPK Perempuan yang Dilantik, KPU Bandung Barat Dinilai Patriarki

Bandung
Kakak Vina Cemas karena Satu Pelaku Akan Bebas dari Penjara

Kakak Vina Cemas karena Satu Pelaku Akan Bebas dari Penjara

Bandung
Hujan Deras, 4 Kecamatan di Sukabumi Terendam Banjir

Hujan Deras, 4 Kecamatan di Sukabumi Terendam Banjir

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com