Perbedaan itu terasa dari suara mesin kendaraan ini yang tidak bising, sehingga tidak mengganggu selama perjalanan.
"Saya baru naik kemarin, dan ada bedanya dari naik DAMRI atau motor, nyaman aja," ucapnya.
Dia menilai harga yang dipatok sebesar Rp 2.000 untuk sekali jalan sangat ramah bagi kantung pelajar. Reza pun bisa mengalokasikan sisa uang bekalnya untuk memenuhi keperluan lain.
"Ongkos hanya bayar Rp 2.000 sekali jalan. Bedanya lumayan jauh dibanding DAMRI yang sekarang nyampe belasan ribu," ujarnya.
Deyan Rediyana Ramadan (28), sopir bus listrik TMP menyebutkan, operasional bus ini dimulai dari pukul 04.30 WIB hingga 19.30 WIB.
Dalam sehari dirinya bisa sampai 10 rit melajukan bus listrik TMP rute Leuwipanjang-Dago yang dibagi ke dalam dua shift.
"Kalau busnya berangkat setiap 5 sampai 10 menit sekali pada pagi hari. Tapi siang hari bisa lebih dari itu, karena penumpang juga sudah mulai sepi," katanya.
Menurutnya, jumlah penumpang yang menaiki bus ini paling banyak didominasi perempuan dibanding pria. Mereka rata-rata merupakan pelajar, mahasiswa dan pekerja.
"Paling banyak yang naik bus pada pagi hari pukul 07.00-09.00 WIB. Sorenya dari pukul 15.00-18.00 WIB, atau jam berangkat dan pulang kerja," ucap Deyan.
Kapasitas bus listrik TMP mampu menampung sebanyak 24 penumpang, terdiri atas 19 duduk di kursi dan lima orang berdiri. Kemudian bus ini juga kecepatan lajunya dibatasi hingga 50 Km per jam.
"Bus ini enak dibawa dalam kota karena transmisinya matic, jadi enggak bisa ngebut-ngebut. Beda dengan diesel yang enak dibawa lari (ngebut)," katanya.
Sementara itu, Petugas Operasional Layanan Temanbus, Lili Suryana mengatakan, saat ini bus listrik TMP yang beroperasi untuk melayani penumpang di koridor empat sebanyak 7 unit, dan satu sebagai cadangan.
"Saat ini seluruh armada bus di koridor ini seluruhnya bus listrik," katanya saat dihubungi.
Adapun bus listrik yang digunakan merupakan buatan dalam negeri yang diproduksi oleh PT INKA. Pada kondisi baterai terisi penuh, bus ini bisa bertahan seharian digunakan.
"Ini ada tiga vendor yakni, Kemenhub, DAMRI dan PT INKA. Kalau operasional bisa seharian, tapi jangan sampai baterai habis. Jika sudah 25 persen harus segera di cas untuk menjaga keawetan baterai," terang Lili.
Setelah beberapa hari beroperasi, Lili mengklaim belum ada kendala yang berarti. Namun ada faktor eksternal yang menjadi perhatiannya saat musim hujan tiba yakni banjir.
Lili menyebut, banjir bisa mempengaruhi operasional bus listrik TMP. Ketahanan baterai dikhawatirkan akan berpengaruh bila terendam air banjir.
Oleh sebab itu, bila banjir melanda pihaknya akan memberlakukan pengalihan rute atau yang dilalui bus listrik ini. Selain itu, bus akan dihentikan hingga air banjir surut.
"Saat ini masih normal-normal saja operasional. Tapi bila sudah jalan banjir ada langkah yang akan ditempuh mulai dari jalan dipindah hingga mematikan mesin bus," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.