Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Ibu dan Anak Berebut Lahan Warisan 18 Hektare di Karawang

Kompas.com - 02/12/2023, 14:21 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

“Kalau memang diperlukan mediasi saya siap menengahi. Semua bisa diselesaikan, antara anak dan ibu bisa kembali saling mencintai dan hidup rukun bahagia,” ungkapnya.

Cerita sang anak

Setelah Neneng menemui Dedi Mulyadi, giliran sang anak yang menceritakan persoalan tersebut kepada mantan Bupati Purwakarta tersebut.

Anak sulung Neneng, Ooy Rukayah bersama adik bungsunya, Uyun, mendatangi Dedi untuk menceritakan duduk perkara konfliknya dengan sang ibu.

Saat ayahnya meninggal, Ooy menyampaikan, dia masih kuliah kedokteran di salah satu universitas swasta di Karawang. Tak lama berselang, ibunya menikah dengan pria lain.

“Dari situ mulai minta warisan dibagi. Akhirnya dengan disaksikan oleh tokoh masyarakat dan ustaz, mamah itu diputuskan dapat 2 dari 16 hektare sawah,” tutur Ooy.

Baca juga: Sabetan Celurit Renggut Nyawa Pelajar di Bogor, Polisi: Korban Mau ke Konter, Bukan Tawuran

Seiring waktu, sawah 2 hektare itu dijual oleh Neneng untuk membeli rumah, tapi tak lama rumah tersebut dijual dan uang sisa warisan pun telah habis.

Ooy mengaku dia terpaksa menjual 1 hektare sawah haknya untuk biaya kuliahnya. Sisanya digunakan untuk adiknya sekolah karena tak diberi biaya oleh ibu maupun ayah tirinya.

“Sikap mamah kalau ketemu itu pasti berbeda, marah-marah terus. Adik-adik juga akhirnya inginnya ikut sama saya. Makanya saya cepat menikah karena butuh sosok pendamping,” jelasnya.

Akan tetapi, suami Ooy dilaporkan oleh pihak Neneng dengan tuduhan perusakan dan masuk ke rumah orang tanpa izin.

“Suami kan sering bersihkan rumah (warisan), tiba-tiba ada yang menempati, ternyata rumah itu digadai Rp 40 juta sama mamah. Suami dilaporkan karena dianggap merusak gembok yang padahal itu dibeli sendiri,” papar Ooy.

Baca juga: Merapi Muntahkan Awan Panas, Dua Desa di Magelang Diguyur Hujan Abu

Sebenarnya, lanjut Ooy, warisan untuknya dan dua adiknya seluas 9 hektare sawah, tapi kenyataannya, 9 hektare sawah tersebut dikuasai oleh Neneng dan disewakan kepada orang lain.

“Mamah tidak pernah kasih apa-apa. Adik pertama saya sudah menikah, yang kedua sekarang ikut dan dibiayai oleh suami saya. Sampai HP untuk sekolah rusak juga belum ada biaya untuk gantinya,” papar Ooy sembari menangis.

Ooy pun kini kebingungan karena menurut wasiat almarhum ayahnya, setelah lulus SMA adik bungsunya kuliah kedokteran, sedangkan kini seluruh harta peninggalan sang ayah dikuasai oleh ibu dan suami barunya.

“Makanya saya pertahankan tidak mau memberikan surat-surat karena ada kekhawatiran semua warisan itu habis dijual,” bebernya.

Dedi Mulyadi sewa lahan Ooy

Dedi menilai, Neneng lupa terhadap hak anak-anaknya, baik dari segi material maupun kasih sayang.

Baca juga: Ada Rekayasa Lalu Lintas di Solo Saat Final Piala Dunia U17, Ini Lokasi Parkir Penonton

“Nanti kita pertemukan anak dan ibunya, kita bicara dari hati ke hati bukan dari aspek hukum. Seharusnya sebagai ibu bisa melindungi anaknya dan mengelola aset dengan baik. Ini paling aneh di dunia, orang kaya tapi HP anaknya untuk sekolah saja tidak punya,” terangnya.

Dedi Mulyadi lantas memberikan sejumlah uang kepada Yuyun untuk mengganti HP yang rusak. Selain itu dia juga menawarkan agar sawah warisan tersebut disewa olehnya untuk dikelola.

Nantinya, yang sewa yang diterima Ooy bisa digunakan untuk biaya kuliah Yuyun dan kehidupan sehari-hari mereka.

“Nanti setelah lulus kedokteran silakan mau diambil atau dilanjutkan lagi sewanya. Nanti saya kelola, karena sekarang lagi senang nyawah. Punya kekayaan harus jadi berkah jangan jadi musibah,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demi Sesuap Nasi, Sopyah Terpaksa Berpenampilan Pria untuk Kerja di Bangunan

Demi Sesuap Nasi, Sopyah Terpaksa Berpenampilan Pria untuk Kerja di Bangunan

Bandung
Kala Luhut Teringat Jasa Mendiang Doni Monardo Bersihkan Sungai Citarum...

Kala Luhut Teringat Jasa Mendiang Doni Monardo Bersihkan Sungai Citarum...

Bandung
Mengenang Teknisi Pesawat Jatuh di BSD, Keluarga: Saya Bersaksi Almarhum Sosok yang Baik

Mengenang Teknisi Pesawat Jatuh di BSD, Keluarga: Saya Bersaksi Almarhum Sosok yang Baik

Bandung
Libur Waisak, PT KAI Tambah Perjalanan Bandung ke Solo dan Jakarta

Libur Waisak, PT KAI Tambah Perjalanan Bandung ke Solo dan Jakarta

Bandung
PKS dan Nasdem Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bandung 2024

PKS dan Nasdem Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bandung 2024

Bandung
Kantor dan Rumah Sekda Karawang Digeledah Terkait Korupsi, 2 Dus Berkas Disita

Kantor dan Rumah Sekda Karawang Digeledah Terkait Korupsi, 2 Dus Berkas Disita

Bandung
Heboh Pungli, Dishub dan Satpol PP Bandung Kaji Aturan Jukir Liar

Heboh Pungli, Dishub dan Satpol PP Bandung Kaji Aturan Jukir Liar

Bandung
Kejati Jabar Geledah Kantor Pemkab Karawang Terkait Dugaan Korupsi 'Tukar Guling' Aset

Kejati Jabar Geledah Kantor Pemkab Karawang Terkait Dugaan Korupsi "Tukar Guling" Aset

Bandung
Flyover Ciroyom Diprotes Warga, Satlantas Polrestabes Bandung Bersuara

Flyover Ciroyom Diprotes Warga, Satlantas Polrestabes Bandung Bersuara

Bandung
Tipikor Tukar Menukar Lahan, Jaksa Geledah Kantor Pemkab Karawang

Tipikor Tukar Menukar Lahan, Jaksa Geledah Kantor Pemkab Karawang

Bandung
Suasana Haru Iringi Pemakaman Farid Ahmad di Bandung Barat

Suasana Haru Iringi Pemakaman Farid Ahmad di Bandung Barat

Bandung
Mobil Ngebut Tabrak Gerobak Kupat Tahu di Bandung, Terguling Saat Mau Kabur

Mobil Ngebut Tabrak Gerobak Kupat Tahu di Bandung, Terguling Saat Mau Kabur

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Punya Suara Tinggi, PKS Tak Akan Negosiasi Posisi Wali Kota di Pilkada Bandung 2024

Punya Suara Tinggi, PKS Tak Akan Negosiasi Posisi Wali Kota di Pilkada Bandung 2024

Bandung
Partai Demokrat Siapkan 3 Nama Pendamping Dadang Supriatna di Pilkada 2024

Partai Demokrat Siapkan 3 Nama Pendamping Dadang Supriatna di Pilkada 2024

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com