Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saluran Air Sempit Jadi Penyebab Banjir Cimahi

Kompas.com, 26 Desember 2023, 14:23 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Reni Susanti

Tim Redaksi

CIMAHI, KOMPAS.com - Banjir yang menerjang jalanan Kota Cimahi, Jawa Barat, Senin (25/12/2023) sudah surut.

Banjir yang terjadi usai hujan deras tersebut menyebabkan aliran air di sejumlah irigasi di beberapa ruas jalan utama meluap ke Jalan Raya Amir Machmud.  

Akibatnya arus lalu lintas dari arah Kota Bandung menuju Padalarang dan sebaliknya terputus lantaran ketinggian air mencapai 60 centimeter, sehingga tak memungkinkan dilalui kendaraan.

Baca juga: Banjir Makin Meluas, Pengungsi di Aceh Utara Kekurangan Pangan

Genangan air yang memutus ruas jalan utama itu berlangsung  2 jam. Kendaraan terpaksa memutar balik untuk mencari jalur alternatif lain untuk melewati titik banjir di perbatasan Kota Cimahi dan Kota Bandung itu.

"Kemarin kejadian banjirnya berlangsung sekitar pukul 16.30 WIB, tapi sekitar pukul 18.00 WIB sudah surut lagi dan bisa dilalui kendaraan," ujar Sena, warga Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, saat ditemui di lokasi, Selasa (26/12/2023).

Baca juga: 12 Kecamatan di Aceh Utara Terendam Banjir, 1.424 Warga Mengungsi

Sena menjelaskan, banjir itu datang tiba-tiba saat wilayah Kota Cimahi dan sekitarnya diguyur hujan deras beberapa saat.

Limpasan air hujan yang mengalir melalui Sungai Cilember itu meluap ketika aliran air tidak lagi tertampung di saluran yang menyempit.

"Iya kecil sekali salurannya, sangat beda jauh antara lebar dari hulu dengan gorong-gorong di bawah Cimindi. Jadi kalau debit air besar otomatis limpas ke jalan," ungkap Sena.

Dari pantauan di lokasi, sungai Cilember memiliki badan sungai dengan lebar 6 meter di titik hulu. Namun ketika menyusur hingga hendak melintas Jalan Raya Amir Machmud, badan sungai menyempit dan bertemu gorong-gorong yang hanya memiliki diameter tidak lebih dari 2 meter.

Sempitnya saluran air itu disinyalir menjadi penyebab utama meluapnya air Sungai Cilember yang mengalir deras dari arah hulu saat hujan deras melanda. Sehingga air yang meluber itu tumpah ke jalan dan memutus akses lalu lintas kendaraan.

"Makanya gak heran di sini jadi langganan banjir setiap ada hujan deras. Bahkan kalau di sini gak hujan tapi di wilayah atas yang hujan deras juga terjai banjir," tuturnya.

Dari dugaan penyebab banjir itu, Sena berharap agar pemerintah mau melakukan kajian untuk turun tangan melakukan penanggulangan bencana banjir yang terjadi setiap kali hujan deras melanda.

Selain melakukan pelebaran saluran air, solusi penanganan banjir ini juga harus dilakukan lintas daerah untuk mengurangi derasnya debit air yang mengalir dari arah Bandung Utara.

"Kalau menurut saya solusinya gak bisa parsial di sini saja. Kalau di atas enggak dilakukan penanganan tapi hanya di sini saja, khawatirnya cuma akan memindahkan banjir," sebut Sena.

Muhidin (40), warga terdampak lainnya juga berharap besar pemerintah datang dengan solusi konkret untuk menanggulangi banjir di daerah Cimindi.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau