Bunyamin bersama timnya langsung mengambil untuk dibawa ke tempat penimbangan lalu di jual ke pasar ikan.
Ikan Bandeng yang baru dipanen, kata Bunyamin, rata rata berukuran besar. Satu kilogram berisi sekitar empat hingga enam ekor.
Sebelumnya, jumlah perkilogram berukuran delapan hingga sepuluh ekor, yang dia kategorikan berukuran kecil dan sedang.
Baca juga: Tak Sebut Prabowo-Gibran Saat Kampanye di Cirebon, AHY Bantah Setengah Hati
Bunyamin menyampaikan hasil panen kali ini juga menjadi bukti bahwa bantuan berupa bibit dan pakan dari Kementerian Lelautan RI pada tahun lalu, dimanfaatkan dengan baik oleh para petambak.
Mereka menghasilkan ikan bandeng berkualitas dengan masa panen empat hingga lima bulan dari yang sebelumnya melebihi enam bulan.
"Upaya ini, dari Kementerian Kelautan, kita mampu membudidayakan kembali ikan bandeng dan berhasil. Panennya juga bagus," tambah Bunyamin.
Pria yang sudah menjadi petambak bandeng sejak kecil ini juga menyampaikan panen kali ini cukup melimpah.
Dari satu petak tambak berukuran sekitar satu hektar, dia mendapatkan sekitar 800 hingga 900 kuintal ikan bandeng. Ukurannya tiap ikan pun rata-rata sedang dan besar, tidak kecil.
Baca juga: Gibran Minta Relawan Cirebon Doakan Prabowo Hadapi Debat Capres Kedua
Dia berharap Kementerian Kelautan kembali memberikan bantuan berupa fasilitas penangkaran untuk melahirkan bibit - bibit bandeng berkualitas.
Selain itu, tembok tanggul pencegah rob juga sangat dibutuhkan agar tidak menimbulkan kerugian yang berlipat ganda hingga miliaran rupiah.
Sunaji, Kepala Desa Ambulu mengungkapkan turut bahagia atas capaian para petambak ikan bandeng.
Sebanyak lima kelompok petambak ikan bandeng, yang masing-masing berisi 10 orang petambak, seluruhnya mulai melakukan panen massal di awal bulan Januari 2024 ini.
Bersama petambak yang belum tergabung dalam kelompok ikan, mereka mengelola sebanyak sekitar 800 hektar dari total luas Desa Ambulu sekitar 1.210 hektar. Semua bermata pencarian sebagai petambak Ikan bandeng, dan sebagian menjadi nelayan.
Baca juga: AHY Pilih Cirebon Sebagai Kota Pertama untuk Kampanye Partai Demokrat
Namun, sepanjang lima tahun, terakhir, yakni 2018 hingga 2022, intensitas banjir rob datang dengan waktu yang sangat sering dan ukuran yang sangat tinggi. Banjir rob merendam seluruh area tambak yang tepat berada di pinggiran pesisir.
Akibatnya, ikan bandeng para petambak yang sudah siap panen, hilang diterjang banjir rob. Bukan hanya hilang, petak galengan tambak juga rusak. Tambak benar benar menjadi permukaan lautan.
Musibah ini, membuat para petambak merasa sangat sedih. Mereka kehilangan modal dan juga potensi keuntungan mencapai sekitar 4 milyar rupiah dari lahan sekitar 800 hektar.
"Wah kerugian mah, ditotal di Desa Ambulu 800 hektaran, yang dimiliki sekitar 400 petambak. Ketika rob tambak ini jadi lautan. Otomatis bandengnya akan lari. Kalau satu hektar berpotensi sekitar Rp 5 juta, jadi Rp 4 miliar," kata Sunaji.