Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Camat Gelar Mediasi, Caleg yang Dituding Bikin Onar di Subang Bersuara

Kompas.com - 26/02/2024, 20:14 WIB
Farida Farhan,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Musyawarah Pimpinan Kecamatan Patokbeusi menggelar mediasi menyusul dugaan seorang calon legislatif DPRD Kabupaten Subang, Ahmad Rizal yang membuat onar, Senin (26/2/2024).

Diduga, caleg tersebut suaranya jeblok dalam Pemilu, dan lalu berbuat onar dengan menyalakan petasan di area permukiman warga Kampung Sengon, Desa Tambak Jati.

Camat Patokbeusi Aep Saepudin mengatakan, Muspika Patokbeusi mengundang beberapa pihak terkait dalam mediasi perkara ini.

Tujuannya mencari titik temu dari persoalan caleg yang dituduh meneror warga. Bahkan, sejauh ini mediasi telah digelar sebanyak dua kali.

"Saya Camat Patokbeusi bersama dengan Muspika hari ini sengaja mengundang perangkat Desa Tambak Jati dan juga perwakilan dari tokoh masyarakat khususnya Dusun Sengon," ujar Aep.

Aep mengatakan, Muspika Patokbeusi akan menindaklanjuti jika memang terdapat gangguan keamanan di masyarakat.

Meski demikian, ia meminta kepada seluruh masyarakat, khususnya di Kecamatan Patokbeusi untuk selalu menjaga kondusivitas di tengah proses Pemilu 2024 yang masih berlangsung.

"Bila memang ada perbuatan yang merugikan saya kira ini harus segera ditindaklanjuti secara keras."

"Tadi kami sampaikan kepada masyarakat juga saya titip setelah pertemuan ini juga menjaga kondusivitas di wilayahnya," kata Aep.

Aep menyayangkan terjadinya gangguan kamtibmas yang diduga dilakukan oleh salah satu caleg. Ia berharap persoalan serupa tak terulang lagi.

"Semuanya harus patuh kepada aturan-aturan yang ada dan tentu harus menjadi contoh teladan yang baik sehingga tidak membuat keresahan di masyarakat itu tentu harapan kami."

"Mudah-mudahan dengan mediasi ini dapat titik temu dan langsung kita upayakan menjaga cipta kondisi," ujar dia.

Bantah bikin onar

Sementara itu, Ahmad Rizal yang adalah caleg dapil 4 Kabupaten Subang membantah telah membuat onar dan meneror warga Desa Tambak Jati, Kecamatan Patokbeusi, dengan menggunakan petasan.

"Terkait dengan kabar tersebut itu sepenuhnya tidak benar," kata Ahmad Rizal.

"Pertama tentang meresahkan warga merasa diteror, ini tanya saja langsung sama warga merasa diteror atau tidak."

"Bahkan ada yang tidak kebagian pada minta petasan ke saya," ujar Ahmad di Kantor Kecamatan Patokbeusi.

Ahmad mengaku menyalakan petasan dilakukan di beberapa titik yang berada di Desa Tambak Jati. Namun, menurut dia, hanya satu kampung di desa itu yang mempersoalkan kejadian ini.

"Artinya kalau memang merasa diteror kenapa cuman satu kampung yang mempertanyakan padahal kan ada delapan kampung di Desa Tambak Jati yang ikut menyalakan petasan," kata Ahmad.

Ahmad mengatakan, penyalaan petasan berawal dari sebagian warga Desa Tambak Jati yang menganggap dirinya meraih suara terbanyak, dan mengklaim kemenangan pada Pileg 2024 untuk DPRD Subang.

Untuk merayakan raihan suara itulah, dia bersama warga menyalakan petasan.

"Banyak pemberitaan yang menyebutkan bahwa menyalakan petasan di tempat yang suara saya kecil, justru di lokasi itu suara saya paling besar."

"Jadi warga menganggap kalau saya itu menang dan terus euforia terus bakarlah petasan, jadi bukan karena kalah kemudian meneror, tidak ada yang meneror, tidak ada kerusakan mesjid juga," kilah Ahmad.

Ahmad juga menyinggung soal pembongkaran jalan yang dia dilakukan.

Ia lagi-lagi berkilah, pembangunan jalan tersebut bukan berasal dari dana aspirasi masyarakat.

Pembangunan itu menggunakan dana pribadi saat masih menjabat sebagai anggota DPRD Subang periode 2014-2019.

"Terus soal pembongkaran coran. Gini, coran itu dari tahun berapa. Itu memang sudah ada kesepakatan dan janji bersama warga Blok Jambu itu sepenuhnya memilih saya."

"Cuman saya bilang kalau suara saya jelek saya angkat lagi yah terus dijawab sama mereka oke siap. Ternyata suara saya hanya 40, jelek, terus saya tagih janjinya dong," ujar dia.

"Saya tegaskan jalan coran itu bukan dana aspirasi itu merupakan uang pribadi, dan itu bukan jalan umum tapi jalan buntu, jadi tidak ada itu dari dana aspirasi," kata Ahmad.

Nenek meninggal

Diberitakan sebelumnya, seorang nenek di Subang meninggal dunia, diduga kaget mendengar suara petasan jumbo yang dinyalakan oleh sang caleg.

Nenek yang meninggal tersebut diketahui bernama Dayeh (60), yang meninggal pada Sabtu (24/2/2024) sore.

Sebelumnya, perempuan itu sempat dirawat di rumah sakit karena drop setelah mendengar suara petasan di sekitar rumahnya di Dusun Sengon.

Korban diduga memiliki riwayat sakit jantung, dan langsung mengalami penurunan kondisi setelah mendengar suara petasan yang keras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di Subang, Kru Sempat Perbaiki Bus Beberapa Saat Sebelum Insiden Maut

Kecelakaan di Subang, Kru Sempat Perbaiki Bus Beberapa Saat Sebelum Insiden Maut

Bandung
Polisi Sebut Tidak Ada Jejak Rem dalam Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Polisi Sebut Tidak Ada Jejak Rem dalam Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Detik-detik Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana di Subang, Penumpang Teriak 'Allahu Akbar'

Detik-detik Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana di Subang, Penumpang Teriak "Allahu Akbar"

Bandung
Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Muslim: Saya Tanya Tiga Kali, Aman atau Tidak?

Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Muslim: Saya Tanya Tiga Kali, Aman atau Tidak?

Bandung
Diduga Mabuk, Pria Asal Cileunyi Tewas Tenggelam di Sumur

Diduga Mabuk, Pria Asal Cileunyi Tewas Tenggelam di Sumur

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Sederet Fakta Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang

Sederet Fakta Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang

Bandung
Pemkab Subang Siapkan 30 Ambulans untuk Antar-Jemput Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Pemkab Subang Siapkan 30 Ambulans untuk Antar-Jemput Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Bandung
Sopir Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang Kecelakaan di Subang Masih Dirawat

Sopir Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang Kecelakaan di Subang Masih Dirawat

Bandung
Identitas 11 Korban Tewas Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Identitas 11 Korban Tewas Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Kesaksian Sopir Bus Maut di Subang, Hilang Kendali Saat Rem Tak Berfungsi

Kesaksian Sopir Bus Maut di Subang, Hilang Kendali Saat Rem Tak Berfungsi

Bandung
Biaya Pengobatan Korban Kecelakaan Bus di Subang Ditanggung Pemerintah

Biaya Pengobatan Korban Kecelakaan Bus di Subang Ditanggung Pemerintah

Bandung
Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Kecelakaan Bus di Subang, 1 dari 11 Korban Tewas Diserahkan ke Keluarga

Kecelakaan Bus di Subang, 1 dari 11 Korban Tewas Diserahkan ke Keluarga

Bandung
Bus Rombongan Siswa yang Terguling di Subang Kondisinya Sudah Tua dan Sempat Bermasalah pada Mesin

Bus Rombongan Siswa yang Terguling di Subang Kondisinya Sudah Tua dan Sempat Bermasalah pada Mesin

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com