Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Sesal Residivis Sabu, Merasa Dikucilkan dan Sulit Cari Kerja untuk Biaya 3 Anak

Kompas.com - 01/03/2024, 14:41 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com- ST alias Oce, (42) warga Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat, tampak tidak kuasa membendung kesedihannya.

Suaranya terbata-bata saat petugas menanyakan alasan kembali terjerumus sebagai penjual narkoba jenis sabu. Dia mengungkapkan sulitnya mencari kerja.

"Cari kerja sulit pak, saya sudah cari kerja, tapi sulit pak, masyarakat seperti mengucilkan. Jadi sulit," kata ST saat ditanya Kasat Narkoba Polres Cirebon, AKP Ma'ruf Murdiyanto, Jumat (1/3/2024) siang.

Baca juga: Tangis Sesal Ibu Rumah Tangga Penyalur TKI Ilegal, Kirim Tetangga ke Irak

Kesedihan ST juga semakin tampak saat petugas menanyakan kondisi keluarga.

ST memiliki seorang istri sebagai ibu rumah tangga dengan tiga orang anak yang masih bersekolah. Anak terkecil, baru masuk SD kelas 1.

"Sudah keluarga, punya tiga anak pak. Menyesal. Sangat menyesal," sambung ST dengan mata berkaca-kaca. Kesulitan ini, sebut ST, membuatnya kembali terjerumus ajakan bandar untuk menjalani bisnis haram kali keduanya.

Ma'ruf meyebut ST merupakan residivis kasus yang sama wilayah hukum Polresta Cirebon.

Dia baru dibebaskan pada 2022, setelah menjalani vonis 4,5 tahun penjara dengan barang bukti 3 gram sabu.

Pada 22 Februari 2024, ST kembali ditangkap lantaran kedapatan menjalani bisnis haram yang sama.

Ma'ruf bersama tim menemukan 12 paket sabu siap edar di dalam kamar indekos yang dia sewa.

"12 paket ukuran sedang. Dia sudah menjadi incaran kita. Bukan hanya mengedarkan di wilayah Cirebon aja, tapi juga ke Kabupaten dan juga Kuningan," terang Maruf.

Baca juga: Residivis Kasus Pengeroyokan di Semarang Bacok dan Lindas Temannya hingga Tewas

ST ini, merupakan petugas atau diistilahkan "kuda" oleh orang yang mengarahkan dari luar kota.

Sistemnya, ST dikirimkan barang lalu diterima. Kemudian dia mulai meracik, membuat menjadi paket, lalu mengirimkan ke titik-titik pembeli.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com