Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Devara Jadi Ojol Antar Makanan ke Rumah Orangtua Indriana, Ngaku Kiriman Korban

Kompas.com - 07/03/2024, 19:18 WIB
Afdhalul Ikhsan,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Devara Putri menyamar menjadi ojek online untuk mengantarkan makanan ke rumah orangtua Indriana Dewi Eka di Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur.

Penyamaran itu dilakukan Devara pada 26 Maret atau enam hari setelah Indriana dibunuh oleh dua rekannya, Didot Alfiansyah dan Muhammad Reza.

Baca juga: Devara Pura-pura Jadi Ojol Antar Sate ke Rumah Orangtua Indriana Usai Korban Dibunuh

Hal itu dilakukan Devara agar orangtua Indriana tidak curiga.

Baca juga: Rencana Devara dkk Buang Jasad Indriana ke Laut Gagal karena Ini

"Yang seolah-olah itu kiriman dari korban kepada orangtuanya. Kiriman makanan itu untuk menghindari kecurigaan dari orangtua korban bahwa korban sudah meninggal dunia. Jadi (dengan kirim makanan) seolah-olah dia masih hidup," kata Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jabar Kombes Surawan, saat rekonstruksi kasus di Mapolsek Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/3/2024).

Baca juga: Devara Putri, Otak Pembunuhan Indriana Dewi Jadi Caleg DPR RI, Raih 226 Suara

 

Kepada orangtua Indriana, Devara mengaku bahwa makanan itu berasal dari Indriana. Setelah itu, Devara tidak mengucapkan apa pun.

"Jadi perencanaan semua dilaksanakan di Jakarta, kemudian dieksekusi di Bogor, kemudian dibawa kembali ke Jakarta. Setelah itu mereka awalnya akan membuang (jenazah korban) di daerah Pangandaran," ujarnya.

Sementara, Ketua RT 06/RW 14 Cipinang Besar Utara, Eko Sudiyanto, mengatakan, dari keterangan keluarga, paket makanan berupa sate itu diantarkan oleh ojek online ke rumah kontrakan atas nama Indriana.

"Dikiriman makan, sate oleh seorang wanita (driver ojol). Itu sebelum polisi datang, karena polisi datang Selasa pagi jam 07.00 WIB," kata Eko, dikutip dari Tribun.

Tak berselang lama, ibu korban menerima pesan chat yang dikirim dari ponsel Indriana.

Pesan tersebut menanyakan soal sate yang sudah dikirimkan. Pesan yang dikirim dari nomor Indriana itu menanyakan apakah rasa satenya enak.

Namun, karena sudah malam, sate tersebut akhirnya tak dimakan.

"Pas kiriman sate, ada pesan WhatsApp dari nomor almarhumah. Isinya 'enak enggak, Bu? Coba dimakan'. Tapi karena waktu itu sudah malam, satenya enggak dimakan," ujar Eko.

Rekonstruksi

 

Saat rekonstruksi pembunuhan Indriana, ketiga pelaku dihadirkan. Diketahui bahwa Devara merupakan otak pembunuhan.

Devara meminta Didot, kekasinya, membunuh Indriana dan disanggupi oleh Didot dengan mengajak Reza.

Devara kesal dengan Indriana karena menjalin hubungan spesial dengan Didot. 

Saat rekonstruksi, para tersangka memeragakan 24 adegan.

"Ya, jadi untuk hari ini kita laksanakan rekonstruksi. Namun, kita tidak laksanakan ke tempat yang sesungguhnya. Untuk seperti tempat kos (tersangka) Devara kemudian apartemen dan sebagainya, kita ilustrasikan di Mapolsek Babakan Madang," ujar Surawan.

"Jadi hari ini kita melaksanakan rekonstruksi di tujuh TKP dari mulai tempat kosnya Devara, kemudian bengkel tempat menjemput Reza, kemudian juga apartemen, sampai dengan korban dieksekusi di Bukit Pelangi. Seluruhnya ada 24 adegan hari ini," sambungnya.

 

 

Awalnya, korban yang merupakan warga Jakarta, diajak oleh Didot dan Reza jalan-jalan ke Sentul, Bogor pada 20 Februari 2024. 

Sesampainya di Sentul, Reza menjerat leher Indriana dengan tali pinggang hingga korban tewas.

Didot kemudian memberikan kode kepada Devara lewat WhatsApp berbunyi done alias Indriana telah dieksekusi.

Jenazah Indriana sempat dibawa bermalam di Jakarta, sekalian untuk menjemput Devara.

Ketiganya kemudian membawa jenazah Indriana ke Cirebon dan bermalam di sana.

Pada pukul 03.00 WIB, jenazah Indriana dibuang di wilayah di Banjar. Pada 25 Maret, mayat korban ditemukan oleh warga.

 

"Mereka mencari tempat yang aman dan menghindari keramaian sehingga mereka bisa menjalankan aksinya dengan aman. (Kenapa dibawa keliling) sebenarnya rencana mereka akan ke Pangandaran. Namun, mereka mengikuti Google Maps sehingga diarahkan ke Cirebon," terangnya.

Barang-barang milik korban kemudian dijual dengan harga Rp 68 juta. Uangnya kemudian dibagikan antar pelaku.

Polisi akan kembali menggelar rekonstruksi di tiga lokasi, yaitu Cirebon, Kuningan, dan Kota Banjar.

Atas perbuatannya, ketiga tersangka dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman maksimal hukuman mati, serta Pasal 365 ayat 4 tentang pencurian dan kekerasan yang mengakibatkan korban meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Demi Sesuap Nasi, Sopyah Terpaksa Berpenampilan Pria untuk Kerja di Bangunan

Demi Sesuap Nasi, Sopyah Terpaksa Berpenampilan Pria untuk Kerja di Bangunan

Bandung
Kala Luhut Teringat Jasa Mendiang Doni Monardo Bersihkan Sungai Citarum...

Kala Luhut Teringat Jasa Mendiang Doni Monardo Bersihkan Sungai Citarum...

Bandung
Mengenang Teknisi Pesawat Jatuh di BSD, Keluarga: Saya Bersaksi Almarhum Sosok yang Baik

Mengenang Teknisi Pesawat Jatuh di BSD, Keluarga: Saya Bersaksi Almarhum Sosok yang Baik

Bandung
Libur Waisak, PT KAI Tambah Perjalanan Bandung ke Solo dan Jakarta

Libur Waisak, PT KAI Tambah Perjalanan Bandung ke Solo dan Jakarta

Bandung
PKS dan Nasdem Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bandung 2024

PKS dan Nasdem Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bandung 2024

Bandung
Kantor dan Rumah Sekda Karawang Digeledah Terkait Korupsi, 2 Dus Berkas Disita

Kantor dan Rumah Sekda Karawang Digeledah Terkait Korupsi, 2 Dus Berkas Disita

Bandung
Heboh Pungli, Dishub dan Satpol PP Bandung Kaji Aturan Jukir Liar

Heboh Pungli, Dishub dan Satpol PP Bandung Kaji Aturan Jukir Liar

Bandung
Kejati Jabar Geledah Kantor Pemkab Karawang Terkait Dugaan Korupsi 'Tukar Guling' Aset

Kejati Jabar Geledah Kantor Pemkab Karawang Terkait Dugaan Korupsi "Tukar Guling" Aset

Bandung
Flyover Ciroyom Diprotes Warga, Satlantas Polrestabes Bandung Bersuara

Flyover Ciroyom Diprotes Warga, Satlantas Polrestabes Bandung Bersuara

Bandung
Tipikor Tukar Menukar Lahan, Jaksa Geledah Kantor Pemkab Karawang

Tipikor Tukar Menukar Lahan, Jaksa Geledah Kantor Pemkab Karawang

Bandung
Suasana Haru Iringi Pemakaman Farid Ahmad di Bandung Barat

Suasana Haru Iringi Pemakaman Farid Ahmad di Bandung Barat

Bandung
Mobil Ngebut Tabrak Gerobak Kupat Tahu di Bandung, Terguling Saat Mau Kabur

Mobil Ngebut Tabrak Gerobak Kupat Tahu di Bandung, Terguling Saat Mau Kabur

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Punya Suara Tinggi, PKS Tak Akan Negosiasi Posisi Wali Kota di Pilkada Bandung 2024

Punya Suara Tinggi, PKS Tak Akan Negosiasi Posisi Wali Kota di Pilkada Bandung 2024

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com