Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meninggal Saat Kecelakaan Pesawat Pilatus Smart Air, Deni Sobali Tinggalkan Istri dan 2 Anak di Pangandaran

Kompas.com, 12 Maret 2024, 07:47 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Jenazah Deni Sobali korban pesawat jatuh di Binuang, Nunukan, Kalimantan Utara, kini telah sampai di rumah duka di Desa/Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Dengan menggunakan ambulans, jenazah Deni tiba di rumah duka pada Senin (11/3/2024) sekitar pukul 13.32 WIB.

Jenazah Deni diberangkatkan dari Kalimantan Utara (Kaltara) melalui Jakarta kemudian ke Bandara Nusawiru Cijulang.

Sesampainya di rumah duka, jenazah Deni disambut duka oleh keluarga korban dan ratusan warga setempat.

Baca juga: Sosok Deni Sobali Korban Meninggal Pesawat Jatuh di Nunukan, Seminggu Tak Telepon Istri di Pangandaran

Saat jenazah Deni diturunkan dari mobil ambulans, tangis sedih menyelimuti keluarga dan kerabat terdekat korban. Bahkan, satu anggota keluarga sempat jatuh pingsan dan harus digotong ke dalam rumah.

Warga kemudian melaksanakan shalat jenazah di masjid dan mengantar ke pemakaman di TPU terdekat.

Atang Aripin (52), mertua Deni mengatakan menantunya meninggal di usia 34 tahun dan meninggalkan istri bernama Inna Hasanah serta dua anak yang masih kecil.

"Kalau anaknya, Hafizh Kahfi L Azab (10) dan Muhamad Dwicakra Alfatih (4)," kata dia pada Senin (11/3/2024) siang.

Baca juga: Ini Penyebab Pesawat Lion Air Tujuan Jeddah Berputar-putar di Langit Binjai

Menurut Atang, menantunya menantunya adalah sosok yang baik dan selalu hormat kepada orang yang lebih tua.

"Sosoknya baik, rencananya mau ke Bandung karena sebulan sekali itu pulang kampung," ujar dia.

Sebelum kejadian pesawat jatuh, kata Atang, tidak ada komunikasi dengan Deni sekitar satu Minggu lebih.

"Biasanya ada telpon, tapi ini enggak," ucapnya.

Hingga akhirnya Atang mendenga kabar bahwa pesawat yang ditumpangi Deni Sobali hilang kontak dan terjatuh di Nunukan, Kalimantan Utara pada Jumat (8/3/2024).

"Sampai sekarang mendengar kayak gini (meninggal), ya keluarga menerima tidak ada tuntutan apa-apa," katanya.

Baca juga: Warga Pangandaran Jadi Korban Kecelakaan Pesawat Smart Air di Nunukan

Semnetara irtuSalah seorang teman Deni yang merupakan mantan pegawai Susi Air, Fikri, menyampaikan, Deni Sobali kala bekerja di Susi Air merupakan bagian engineer.

Menurut Fikri, Deni merupakan sosok yang baik di mata para pekerja Susi Air lainnya.

"Almarhum (Deni) keluar dari maskapai Susi Air beberapa tahun yang lalu," ucapnya.

Fikri tidak tahu betul kapan Deni masuk sebagai pegawai Susi Air.

"Karena, saya kenalnya sewaktu PKL, lumayan dekat, seringkali banyak memberikan ilmu," kata Fikri.

Fikri mengaku bahwa dirinya dan Deni dekat secara ikatan kerja, sebab pekerjaan Fikri kerap terbantu oleh jabatan yang diemban Deni.

"Saya kan bagian logistik, kalau dia engineer. Jadi, kalau butuh sparepart pasti ke saya," ujar dia.

Baca juga: Teknisi Pesawat Pilatus Smart Air Meninggal, Jenazah Akan Dimakamkan di Pangandaran

Sementara itu Kepala Desa Wonoharjo, Dede Suprapto membenarkan bahwa warganya menjadi korban pesawat jatuh di Nunukan Kalimantan Utara.

Korban tinggal bersama istrinya di RT 1/19 Dusun Padasuka Desa Wonoharjo Kecamatan Pangandaran.

"Dia (Deni) sudah lama bekerja di pesawat. Pertama, pernah bekerja di pesawat Susi Air," ujar Dede, Senin.

Deni Sobali merupakan seorang teknisi warga Kabupaten Pangandaran yang menjadi korban pesawat Pilatus Smart Aviation type PC6 PK-SNE yang jatuh di Binuang, Nunukan, Kalimantan Utara.

Pesawat perintis tersebut hendak membawa bahan kebutuhan pokok (sembako).

Baca juga: [POPULER NUSANTARA] Kondisi Pilot dan Kru Pesawat Pilatus Smart Air | Polemik Kartu LC di Blora

Tidak lama, pesawat tersebut dilaporkan hilang kontak setelah lepas landas dari bandara Internasional Juwata Tarakan pada Jumat (8/3/2024) pukul 08.25 Wita.

Ada korban lain dari pesawat Smart Air yang jatuh ini, yakni Capt M Yusuf (29) dari Kluster Botanical Garden III No. 9, Bekasi Selatan.

Namun sang pilot selamat dan mengalami luka-luka di tubuh.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Candra Nugraha | Editor: Pythag Kurniati), Tribunpriangan.com

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau