Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

17 Tahun Negosiasi, Mangga Gedong Gincu Jabar Akhirnya Diekspor ke Jepang

Kompas.com - 21/03/2024, 18:17 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Keran ekspor mangga gedong gincu dari Jawa Barat ke Jepang akhirnya dibuka. Hal tersebut sesuai dengan surat dari Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries (MAFF) Jepang pada Februari 2024.

"Kabar baik bahwa akses pasar ekspor mangga gedong gincu ke Jepang sudah terbuka, setelah 17 (Barantin) negosiasi," ujar Plt Deputi Bidang Karantina Tumbuhan, Bambang, dalam rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (21/3/2024).

Bambang mengatakan, Jepang memiliki persyaratan dengan standar yang ketat, saintifik, dan berkualitas.

Baca juga: Kalah Gugatan Lawan Mantan Kepsek SMKN 5 Bandung, Pemprov Jabar Ajukan Banding

Untuk itu, demi mempercepat ekspor mangga ini, semua pihak harus berkolaborasi. Seperti kerja sama riset yang dilakukan antara Badan Karantina dengan Institut Pembangunan Jawa Barat(Injabar) Universitas Padjadjaran (Unpad).

Selama ini, sambung Bambang, pihak Jepang mengganggap OPTK (organisme pengganggu tumbuhan karantina) berupa lalat buah Bactrocera occipitalis ada di Jawa Barat. Padahal di Indonesia hanya ditemukan di Kalimantan saja.

Baca juga: Operasi Pasar 2024, Disperindag Jabar Alokasikan Dana Rp 15 Miliar

Selama ini tidak ada lalu lintas mangga dari Kalimantan ke Pulau Jawa. Karantina sudah melakukan mitigasi sehingga tidak terjadi penyebaran ke luar Kalimantan.

"Hal demikian diperkuat dengan hasil riset Injabar Unpad, lalat buah jenis B occipitalis tidak ditemukan di Jawa Barat. Riset ini membuktikan secara ilmiah bahwa mangga gedong gincu asal Jawa Barat bebas dari B occipitalis," jelasnya.

Pernyataan senada dikemukakan Direktur Utama Injabar Unpad Prof Keri Lestari. Hasil penelitian yang melibatkan periset multidisiplin terutama dari Fakultas Pertanian Unpad di Kalimantan memperlihatkan hampir sulit menemukan lalat buah jenis B occipitalis.

Bahkan saat timnya menemukan lalat jenis tersebut, bukan pada mangga melainkan inangnya jambu.

"Penelitian yang semula tiga bulan menjadi lima bulan, karena hampir sulit menemukan lalat buah (B occipitalis). Ketika menemukannya justru inangnya bukan pada mangga, melainkan jambu," ungkap dia.

"Hasil penelitian yang diketuai Prof Agus Susanto ini menjadi publikasi di Jurnal Internasional terindeks Scopus Q2 ini dapat meyakinkan pihak Jepang dan menjadi bukti-bukti ilmiah yang disitasi MAFF Jepang dalam suratnya untuk Pemerintah Indonesia," kata Keri.

Sementara itu, Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengaku akan mendukung penuh upaya percepatan ekspor mangga gedong gincu ke Jepang.

Termasuk mengundang pihak investor untuk menyediakan fasilitas perlakuan uap panas atau VHT (vapour heat treatment) secara komersial.

"Kami akan mencoba menggandeng BUMN melalui dana CSR atau invenstor untuk bisa turut serta, sehingga percepatan pelaksanaan ekspor mangga bisa segera terealisasi," tutur dia.

Harapannya, tidak hanya mangga gedong gincu, tapi buah jenis lainnya asal Jabar bisa ekspor juga.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com