Untuk mendapat tambahan penghasilan, ia juga mengaku beberapa kali bekerja di sejumlah tempat. Namun ia menyebutnya tak berhasil.
Wagino juga pernah menjajal jualan ayam geprek bersama istrinya. Ia berjualan di samping masjid mulai pukul 17.00 hingg 23.00 WIB.
"Sekali dua kali nombok terus, gagal. Lama-lama betah 3 tahun jualan ayam geprek sama istri," ujarnya.
Setiap tahun, Wagino mengaku mendapat bantuan dari Pemerintah Kabupaten Karawang sebesar Rp 1.000.000.
"Alhamdulilah," katanya.
Baca juga: Marbut Masjid Raya Palapa Baitus Salam: Saya Pengin Bersedekah Kayak Orang-orang...
Pria asal Klaten itu berangkat merantau pada tahun 1988. Ia kemudian bekerja di pabrik kapal terbang Nurtanio, sekarang IPTN, di Bandung.
"Pas jaman Bj Habibie. Saya sebagai pembersih," ujarnya.
Setelah itu, Wagino melamar bekerja di pembuatan gedung film di Jawa Barat.
Ia ditugaskan di Tasikmalaya, Cirebon, Cianjur, dan Subang, termasuk pembangunan Karawang Theater, bioskop yqng pernah moncer di Karawang.
"Saya bagian logistik, jual beli barang masuk," ungkap Wagino.
Pada 1989, Wagino pulang kampung. Ia mempersunting istrinya yang asli Tegal. Keduanya kemudian merantau kembali.
Pada 1990, ia mulai bekerja sebagai petugas karcis bioskop di Karawang. Mulai dari Johar Studio hingga Karawang Teather.
Pekerjaan itu ia lakoni selama sepuluh tahun. Gajinya saat itu sekitar Rp 750.000.
"Lumayanlah seneng aja, hiburan. Masalah gaji saya enggak mikirin, yang penting ada pengalaman buat diceritain ke anak," ujarnya.
Baca juga: Cerita Waskim Ingin Habiskan Sisa Hidup Jadi Marbut Masjid Raya Attaqwa Cirebon
Hingga suatu waktu, ia mendapat tawaran menjadi marbut masjid. Wagino pun menerima tawaran itu dan ia jalani hingga kini.
Setiap hari, ia bagun tidur pukul 03.30 WIB kemudian berangkat ke masjid.
"Saya bangunin muslimin muslimat supaya shalat berjamaah, tadarus, sholawat, dzikir sampe jam 4.39, terus subuh berjamaah," ujar Wagino.
Setelah itu, ia membersihkan masjid hingga sekutar pukul 06.00 WIB. Setelah itu ia pulang dan berangkat ke SD Karawang Wetan 5 untuk membersihkan sekolah itu. Adapun pulang dari sekolah tak tentu.
Wagino mengaku tidak punya harapan muluk - muluk. Ia ingin dilimpahi kesehatan dan rezeki yang cukup bagi keluarganya.