Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengendara Wajib Bayar jika Lewati Portal di Desa Tasikmalaya Ini, Mobil Rp 2.000

Kompas.com - 16/04/2024, 18:11 WIB
Irwan Nugraha,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Jalan perkampungan di Kampung Kadongdong, Desa Kawitan, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mendadak viral di media sosial usai unggahan foto jalan diportal dan bertarif.

Diportal itu tertulis pengumuman, bagi kendaraan roda empat tarifnya Rp 2.000 dan roda enam Rp 5.000.

Baca juga: Video Viral Kecelakaan akibat Pengendara Mobil Buka Pintu Sembarangan

 

Beragam komentar pro dan kontra pun bermunculan di media sosial X atau Twitter sejak foto itu diunggah pada Minggu (14/4/2024).

Ada yang memaklumi tindakan warga desa karena tak ingin jalan kampungnya rusak.

Namun, ada juga yang menyebut penerapan tarif merupakan pungutan liar (pungli).

Baca juga: Viral, Video Ibu-ibu Makan Lesehan di Bandara Changi Singapura, Bagaimana Aturannya?

Penjelasan Camat

Menanggapi hal itu, Camat Salopa, Agus Mamun, mengatakan, sudah meminta keterangan pihak Desa Kawitan melalui sekretaris desa (sekdes).

Pihak desa menyebut, jalan tersebut diportal berdasarkan kesepakatan warga lewat pemerintahan desa.

Portal untuk melindungi agar jalan tidak rusak akibat kendaraan bertonase berat. Hal ini juga sudah tertuang dalam peraturan desa (Perdes).

Namun, kata Agus, Perdes tersebut tidak mencantumkan terkait tarif seperti yang ramai diperbincangkan.

Di Perdes itu hanya ada aturan terkait iuran sukarela dari pengguna jalan yang melewati jalan tersebut guna biaya pemeliharaan jalan.

"Nah, mungkin oleh warga di sana dipasang kertas tarif itu. Soalnya kalau di Perdesnya yang ada sesuai keterangan sekdes, itu sukarela dan tak ditarif untuk pemeliharaan. Jalan desa itu dibangun oleh anggaran desa tahun 2019 dan 2020," kata Agus kepada Kompas.com lewat telepon, Selasa (16/4/2024).

Agus mengatakan, selama ini warga berupaya menjaga jalan agar tak rusak. Sehingga, disepakati lewat pemerintahan desa untuk dipasang portal dan mencari biaya pemeliharan jalan.

"Sejatinya, memang kalau warga di pedesaan itu sangat menjaga hasil pembangunannya. Soalnya, selama ini akses jalan bagus di pedesaan itu sangat penting untuk mendukung roda perekonomian mereka, yakni membawa hasil tani ke perkotaan," tambah Agus.

Saat ini, kata Agus, pihaknya masih menunggu hasil kesepakatan terbaru dari pemerintahan desa terkait pemasangan tarif portal.

Diketahui bahwa saat ini sudah terpilih pejabat desa yang baru.

"Nah, kalau sekarang lagi menunggu apakah ada perubahan Perdes terkait itu atau tidak, karena kepala desanya sekarang baru," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang PPDB 2024, Kadisdik Jabar Dilantik Jadi Pj Bupati Cirebon

Jelang PPDB 2024, Kadisdik Jabar Dilantik Jadi Pj Bupati Cirebon

Bandung
Berkas Dukungan Dikembalikan, Aceng Fikri Ajukan Sengketa Proses Pilkada

Berkas Dukungan Dikembalikan, Aceng Fikri Ajukan Sengketa Proses Pilkada

Bandung
Cerita Jaksa Pergoki Pengunjung PN Bandung Bawa 22 Paket Sabu dan 25 Pil Heximer

Cerita Jaksa Pergoki Pengunjung PN Bandung Bawa 22 Paket Sabu dan 25 Pil Heximer

Bandung
Usai Bunuh Ibu, Pria di Sukabumi Tidur Sambil Pakai Kaus Penuh Bercak Darah

Usai Bunuh Ibu, Pria di Sukabumi Tidur Sambil Pakai Kaus Penuh Bercak Darah

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Siswi SMA Terseret Angkot di Bandung, Sopir Diduga Tak Mau Berhenti

Siswi SMA Terseret Angkot di Bandung, Sopir Diduga Tak Mau Berhenti

Bandung
Pria Ini Datang ke Pengadilan Bandung Sambil Bawa 22 Paket Sabu, Ngakunya Rokok

Pria Ini Datang ke Pengadilan Bandung Sambil Bawa 22 Paket Sabu, Ngakunya Rokok

Bandung
Bukti Dukungan Kurang, 2 Mantan Bupati Garut Gagal Maju Pilkada 2024

Bukti Dukungan Kurang, 2 Mantan Bupati Garut Gagal Maju Pilkada 2024

Bandung
Siswi SMA Diduga Otaki Perampokan di Bogor, Uang Curian Dibelikan Ponsel

Siswi SMA Diduga Otaki Perampokan di Bogor, Uang Curian Dibelikan Ponsel

Bandung
Jumlah Perceraian di Indonesia Tahun 2023 Capai 463.654 Kasus

Jumlah Perceraian di Indonesia Tahun 2023 Capai 463.654 Kasus

Bandung
Aksi 3 Siswi SMA Rampok Rumah di Bogor, Gasak Uang Rp 13,8 Juta

Aksi 3 Siswi SMA Rampok Rumah di Bogor, Gasak Uang Rp 13,8 Juta

Bandung
Polda Jabar Bantah Pelaku Kasus Vina Cirebon adalah Anak Polisi

Polda Jabar Bantah Pelaku Kasus Vina Cirebon adalah Anak Polisi

Bandung
Sopir Bus Putera Fajar Jadi Tersangka Kasus Kecelakaan di Subang, Siapa Lagi yang Harus Bertanggung Jawab?

Sopir Bus Putera Fajar Jadi Tersangka Kasus Kecelakaan di Subang, Siapa Lagi yang Harus Bertanggung Jawab?

Bandung
Keluarga Vina Menanti Polisi Segera Tangkap 3 Pembunuh yang Masih Buron

Keluarga Vina Menanti Polisi Segera Tangkap 3 Pembunuh yang Masih Buron

Bandung
Longsor di Bandung Barat, Bey Tunggu Status Tanggap Darurat dari Bupati

Longsor di Bandung Barat, Bey Tunggu Status Tanggap Darurat dari Bupati

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com